33. Rooftop Sore Hari

206 22 0
                                    


"Cinta nggak harus memiliki, cukup dengan lo bahagia melihat orang yang lo cintai bahagia, meski bukan lo sumber kebahagiaan dia," — Rafirdha Grizella Pranadipa untuk Adam Jovan.

33. Rooftop Sore Hari

Rara berjalan menuju kelasnya sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh bagian sekolah. Berharap matanya menangkap sosok Reyga yang sangat ia rindukan.

"Ra!" panggil seseorang dari belakangnya.

Rara tersenyum sebelum ia membalikkan tubuhnya menghadap ke arah sumber suara.

Akhirnya ketemu. Gumam Rara dalam hatinya.

Ia menoleh dengan senyum yang masih merekah. Namun senyum itu hilang saat dirinya sudah benar-benar melihat laki-laki yang memanggilnya tadi.

"Adam?" ucap Rara.

Adam mengerutkan alisnya, "kenapa? kok waktu lihat gue langsung cemberut?" tanya Adam membuat Rara diam seribu bahasa.

"Nggak apa-apa," jawab Rara singkat. Tipikal perempuan, jika ditanya pasti jawabannya 'tidak apa-apa' padahal jauh dalam hatinya ia sedang tidak baik-baik saja.

"Yaudah yuk, ke kelas," ucap Adam yang langsung diangguki oleh Rara.

Tak ada percakapan apapun di antara keduanya. Rara benar-benar tidak mood. Kenapa di saat dirinya sangat ingin bertemu Reyga, mengapa Adam selalu hadir seakan-akan tidak menyuruhnya untuk bertemu dengan Reyga.

"Ra, pulang sekolah ikut gue ya, gue mau ngomong sesuatu."

•••

"Ra, sebenarnya lo tuh masih sayang nggak sih sama kak Reyga?" tanya Clarisa tiba-tiba.

"Apaan sih Sa pertanyaannya, ya jelas lah Rara sayang sama kak Rey," jawab Danita.

Sedangkan Rara hanya diam menyimak, meski jantungnya sedikit berdetak lebih cepat saat mendengar nama laki-laki itu disebut.

"Ya... Soalnya aneh aja. Kalau Rara masih sayang sama kak Reyga kenapa malah lebih sering sama Adam. Malah nanti mau pergi berdua sama Adam, iya kan Ra?"

Rara diam. Sungguh, ia tidak tahu jawaban atas pertanyaan Clarisa. Dirinya juga merasakan kebingungan. Ia memang masih sayang kepada Reyga dan mungkin akan selalu seperti itu. Tapi bila dengan Adam, Rara merasa nyaman, semua beban nya seperti hilang ketika bersama laki-laki itu.

"Ih, udahlah lagian itu privasi nya Rara, kita nggak usah ikut campur," tukas Danita, "lihat tuh, Rara jadi murung kan gara-gara lo tanya gitu," lanjutnya sambil berbisik kepada Clarisa.

"Yaudah maaf deh," jawab Clarisa sambil memperhatikan Rara yang berubah menjadi diam bahkan tatapannya kosong. Perempuan itu melamun.

•••

Jam sudah menunjukkan pukul empat sore. siswa SMA Libra mulai berhamburan keluar kelas. Tapi tidak dengan Rara. Ia masih setia duduk dan menunggu Adam yang masih sibuk memasukkan buku-bukunya ke dalam tas.

"Dam, masih lama? kalau lama gue pulang aja lah ya," ucap Rara yang mulai bosan menunggu laki-laki itu.

Bagaimana tidak. Dirinya tinggal berdua dengan Adam, seisi kelasnya pun sudah pulang. Jika bukan Adam berjanji untuk mengantarkannya pulang, Rara tidak akan mau disuruh menunggu seperti ini.

"Dam! buru ih, lama!" protes Rara lagi kepada Adam.

Entahlah apa yang dilakukannya hingga membuat Rara menunggu hampir setengah jam.

Relove [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang