34. Salah Paham

218 21 0
                                    

"Kalian hanya butuh waktu untuk menyadari perasaan masing-masing," — Sarah Maira untuk Reyga dan Rara.

34. Salah Paham

Sepanjang hari Rara merasa dirinya kembali. Kembali menjadi Rara yang dari awalnya memang bukan tipe pendiam. Semuanya terasa menyenangkan saat sahabat-sahabatnya berprilaku konyol di hadapannya. Padahal kekonyolan itu muncul setiap hari, tapi hari ini semuanya terasa berbeda.

Senyum seakan tak pernah lepas dari wajah cantiknya. Bahkan saat melihat Reyga dan Meliza pun ia terlihat biasa saja. Meskipun tidak ada yang tahu apa hatinya sama seperti senyum di wajahnya atau sedang menangis tapi ia tak ingin menunjukkannya.

Hubungannya dengan Adam pun terasa lebih dekat. Kemarin Adam memang menyatakan perasaan pada Rara. Tapi ia tolak. Ia butuh Adam sebagai sahabat bukan sebagai pacarnya. Dan untungnya laki-laki itu mengerti. Ia menganggap Rara sebagai sahabatnya meski sesekali ia mengucapkan kata-kata gombal kepada Rara. Rara pun merespon baik karena menurutnya itu adalah candaan belaka.

Di saat hubungannya dengan sahabat-sahabatnya membaik. Hubungannya dengan Reyga tak kunjung membaik pula. Rara memutuskan untuk menemui Reyga. Berniat untuk mengajaknya berbaikan, walaupun nanti hubungannya tidak bisa diteruskan.

Rara berjalan menyusuri koridor yang mengarah langsung ke parkiran. Matanya tertuju pada seseorang yang menyandang tas ransel dan memegang jaket di tangan kirinya. Ia berlari agar berada lebih dekat dengan seseorang yang berjalan membelakanginya.

Setelah mengumpulkan keberaniannya, ia berteriak, "Kak Rey!" panggil Rara membuat laki-laki itu menoleh.

Rara tersenyum saat Reyga menghentikan langkahnya dan menoleh ke arahnya. Meski dengan wajah yang teramat datar dan dingin.

Rara berjalan mendekat. Jantungnya berdegup kencang saat dirinya berhadapan dengan Reyga. Sudah lama sekali ia tidak sedekat ini dengan Reyga.

Rara memberanikan diri untuk menatap laki-laki itu. Senyum yang merekah lebar di wajahnya sedikit ia tipiskan saat melihat Reyga menatapnya dengan datar. Sorot matanya menunjukkan aura dingin yang menusuk tepat ke ulu hatinya. Ada apa dengan Reyga? pasalnya ia baru pertama kali melihat mata Reyga semengerikan itu. Alhasil Rara menunduk.

"Ada apa?" tanya Reyga dingin.

"Ra-rara mau minta maaf--"

"Gue udah maafin lo," jawab Reyga tanpa menunggu Rara menyelesaikan ucapannya.

Reyga berniat pergi meninggalkan Rara. Tapi perempuan itu tak tinggal diam. Tangannya dengan cepat meraih pergelangan tangan Reyga untuk menahannya agar tidak pergi menjauh.

"Kak Rey kenapa?" tanya Rara saat Reyga kembali menghentikan langkahnya, "kak Rey marah sama Rara?" lanjutnya.

Reyga berbalik dan kembali menatap Rara lebih lekat.

"Untuk apa gue marah sama lo. Ini salah gue kan? seperti yang lo bilang," jawab Reyga tajam bagaikan anak panah yang menusuk tepat di jantung Rara.

"Rara nggak bermaksud menyalahkan kak Rey, makanya Rara ke sini mau minta maaf karena pernah ngomong--"

"Gue udah bilang, gue udah maafin lo!" bentak Reyga.

Rara langsung menutup mulutnya rapat-rapat. Bentakan yang keluar dari mulut Reyga benar-benar melukai perasaannya.

Reyga pun ikut terdiam. Merasa bingung dengan dirinya sendiri. Mengapa ia membentak seseorang yang selama ini ia harapkan kehadirannya. Seseorang yang dia sayangi. Tapi mengapa saat gadis itu berada di hadapannya ia malah seperti ini. Bodoh Reyga.

Relove [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang