5. Raga

341 63 16
                                    


"Ganteng, tapi kalau sifat nya cuek, dingin, percuma." - Rafirdha Grizella Pranadipa.

5. RaGa

Reyga memetik senar gitar yang ada di pangkuan nya, sesekali ia bersenandung,
menikmati malam yang berbintang dari balkon kamar nya.

Reyga tinggal bersama bunda nya, hanya berdua. Saat ia berumur tujuh tahun, ayah nya meninggal saat bertugas sebagai pasukan perdamaian di salah satu daerah konflik. Ya, ayah Reyga adalah seorang perwira yang gagah. Bagi Reyga, ayah nya adalah yang terbaik dalam hidup nya. Ayahnya lah yang mengajarkan tetang kasih sayang dan menjadi orang yang setia.

Hal itu Reyga lihat dari perlakuan ayahnya kepada sang bunda. Memperlakukan nya bak seorang putri raja dan Reyga sebagai pangeran nya. Betapa indah rumah ini saat semuanya masih bersama. Namun, Reyga tidak boleh menyalahkan takdir, takdir ada tanpa kita minta dan tiba tanpa kita tentukan waktunya. Ia juga tidak menyalahkan profesi yang sudah merenggut nyawa ayahnya. Sekali lagi itu murni ketentuan tuhan.

"Rey," Panggil seseorang yang berasal dari dalam kamar nya.

"Rey di luar bunda," jawab Reyga setelah menghentikan petikan gitar nya.

"Kamu kenapa di luar malam-malam begini?" tanya wanita berjilbab yang diketahui adalah bunda Sarah, bunda Reyga, "lagi mikirin cewek ya kamu?" lanjutnya sambil tersenyum jahil.

"Ah, nggak bun cuma lagi ngadem aja," jawabnya sambil meletakkan gitar ke samping tubuhnya.

Sarah duduk dihadapan Reyga, satu-satunya anak laki-laki yang sekarang menjadi harta paling berharga dalam hidupnya.

"Kamu udah nggak pernah lagi kan pergi ke tempat-tempat clubbing itu?" tanya Sarah lembut kepada Reyga.

Reyga hanya menunduk diam tanpa jawaban.

"Bunda minta, jangan pernah ke tempat seperti itu lagi ya Rey, bunda nggak mau kamu terjebak di jalan yang salah, bunda nggak mau kehilangan anak bunda satu-satunya, kamu itu harta bunda yang paling berharga Rey," jelas Sarah, "bunda tahu kamu masih belum bisa lupain mantan kamu itu, tapi bukan dengan cara yang salah,Rey," lanjutnya.

Reyga masih setia diam. Sarah memang mengetahui tentang Reyga yang sering keluar malam dan kelayapan.Namun, iya tidak marah yang berlebihan kepada Reyga, melainkan menasihatinya secara perlahan. Dan terbukti sekarang Reyga sedikit demi sedikit menurutinya.

"Kok diam sih? apa jangan-jangan bener ya kamu lagi jatuh cinta? makanya nggak dengerin bunda ngomong," goda Sarah untuk mencairkan suasana karena ia tahu anak nya itu belum sepenuhnya menuruti permintaan Sarah untuk tidak pergi ke tempat clubbing itu.

Jatuh cinta? bahkan ia lupa bagaimana rasanya jatuh cinta selah ia dikhianati cinta pertamanya.

"Hah, nggak lah bun, ini dari tadi Reyga dengerin bunda ngomel, hehe," jawab Reyga sambil menggaruk tengkuk kepalanya.

"Heleh, bisa aja ngelesnya. Mau bunda kasih tau cara move on nggak?" ucap Sarah dengan sedikit candaan karena melihat Reyga yang salah tingkah.

Mendengar itu, Reyga yang semula menunduk langsung mengangkat kepalanya dan menatap Sarah dengan tatapan yang antusias, tanda ia tertarik dengan pembahasan bunda nya.

Sarah tersenyum jahil.

"Caranya, cari pacar baru, hahaha," ucap Sarah tiba-tiba sambil mengacak rambut anak nya itu.

Senyum yang semula sempat tercipta di wajah Reyga seketika luntur ketika tahu dirinya sedang diejek oleh Sarah.

Sarah adalah sosok ibu sekaligus ayah yang sangat berharga bagi Reyga. Karena hanya wanita itulah yang mampu menghibur dan menasihati Reyga di waktu yang bersamaan. Baginya tidak ada yang mampu menyamai posisi Sarah di hati Reyga.

Relove [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang