36. Ruang Kepala Sekolah

224 22 3
                                    

"Terimakasih," - untuk Reyga Aldhino Syahreza dari Rafirdha Grizella Pranadipa.

36. Ruang Kepala Sekolah

Mentari pagi kembali menyapa. Suasana di SMA Libra sudah ramai dengan siswa berseragam rapi yang mulai berdatangan. Menjadi salah satu sekolah yang terkenal membuat SMA Libra dihuni oleh orang-orang berada. Orang-orang kalangan kelas atas yang berekonomi cukup lebih dari rata-rata.

Namun demikian, jika ada siswanya yang berasal dari kalangan bawah tidak membuat mereka menjauhi orang tersebut. Karena peraturan di sekolah ini terbilang cukup keras dan tegas. Seperti itulah seharusnya. Agar siswa lulusan dari SMA Libra pum menjadi lulusan terbaik yang pantas untuk dibanggakan.

Rara, Adam, Danita dan Clarisa tengah bersenda gurau di sebuah bangku yang terletak di taman sekolahnya.

"Masa ya, gue mau duduk eh bangku gue ditarik sama nih anak," omel Clarisa sambil menunjuk Adam membuat Rara dan Danita tertawa terpingkal-pingkal.

"Lagian lo riweuh banget jadi orang. Ya gue kerjain biar nangis sekalian, haha," jawab Adam sambil tertawa.

"Ya nggak gitu juga kali bego!" kesal Clarisa.

"Lo kalau becanda kira-kira Dam, kasihan anak orang," tukas Danita sambil memegangi perutnya yang sakit karena tertawa.

"Emang dia anak orang?" tanya Adam dengan candaannya membuat Clarisa melongo.

"ENAK AJA LO YA! GUE ANAK ORANG WOIIII!" jerit Clarisa membuat Rara, Danita dan Adam refleks menutup telinganya.

"Udah-udah, berisik ih," tegur Rara yang masih sedikit tertawa, "lo juga Dam, kalo becanda tuh jangan kelewatan, bahaya tahu. Becanda yang kayak gitu tuh bisa menyebabkan kelumpuhan," jelas Rara.

"Tuh! denger nggak bapak Adam yang terhormat?!" geram Clarisa.

"Iya-iya maaf elah, main serang aja lo bertiga mentang-mentang gue cowok sendiri," jawab Adam sambil memanyunkan bibirnya.

"Dih, muka pake dijelek-jelekin, nggak perlu. Mau gimana juga muka lo udah jelek," tukas Danita membuat Rara dan Clarisa tertawa.

"Iya Dam, udah jelek juga nggak usah dijelekin lagi, haha," ujar Rara.

"Lo sekali ngejek, ngomongnya gitu ya Ra! sakitttttt hati dedek," ucap Adam dengan lebay.

"IYUHHH!!" balas Rara, Danita dan Clarisa secara bersamaan.

"Diberitahukan kepada Auristela Meliza dan Adelio Prasaja kelas 12 IPA 2 untuk segera menghadap ke ruang kepala sekolah sekarang. Sekali lagi diberitahukan kepada Auristela Meliza dan Adelio Prasaja kelas 12 IPA 2 untuk segera menghadap ke ruang kepala sekolah sekarang. Terimakasih."

Tawa Rara dan teman-temannya seketika berhenti saat mendengar panggilan dari sumber suara.

"Kenapa tuh nenek lampir dipanggil ke ruang kepsek?" tanya Clarisa.

"Mana gue tahu," jawab Danita singkat.

"Ra, lo nggak tahu apa-apa?" tanya Adam kepada Rara yang terlihat kebingungan.

Rara menggelengkan kepalanya sebagai jawaban. Ia pun penasaran dan sedikit takut jika ini ada hubungannya dengandirinya.

"Daripada penasaran mending ke sana aja yuk," ajak Danita yang langsung diangguki ketiga sahabatnya.

•••

"Kenapa tuh si Meliza?" tanya Saver bingung.

"Barengan lagi sama Adelio, ada apa ya?" tanya Matteo yang tak kalah penasaran.

"Reyga mana?" tanya Ardhan.

Relove [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang