9. Sehari dengan Yonghoon

217 68 26
                                    

Di antara jadwal pesta teh dan pesta dansa, di antara aktivitasku membangun relasi dan mencari teman yang banyak, akhirnya aku memiliki waktu luang untuk pergi ke kota. Bertepatan hari ini juga adalah jadwal Yonghoon tampil.

Aku memakai pakaian yang sederhana, tapi tetap bagus. Aku memakai riasan sederhana dan tidak memakai perhiasan. Aku berusaha terlihat seperti rakyat biasa, tapi yang cantik. Karena itu aku bahkan membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk bersiap-siap ketimbang saat pergi pesta.

Jantungku berdebar saat aku mulai meninggalkan istana. Kali ini aku pergi dengan Keonhee dan ia tampaknya bisa membaur dengan gampang. Aku meminta untuk mampir ke toko bunga dan ternyata sebuket bunga segar pesananku sudah dirangkai dengan indah.

"Terima kasih, aku akan sering-sering membeli bunga di sini," ucapku pada pemilik tokonya, seorang gadis muda yang pembawaannya ceria. Kerjaannya juga bagus, bunga-bunga tumbuh dengan indah dan segar. Aku langsung jatuh cinta dengan tempat ini. Dari dulu aku ingin memiliki taman bunga yang aku tanam sendiri, tapi aku tidak sesabar itu. Jadi aku akan membeli bunga di toko ini saja.

Perjalanan dilanjutkan ke kota. Karena jadwalnya Yonghoon untuk tampil sudah dekat, aku langsung meminta untuk ke gedung opera. Tiket untukku dan Keonhee sudah dipesan, jadi kami masuk tanpa masalah.

"Lady!"

Suara familiar itu membuatku menoleh. Aku dan Keonhee bahkan belum masuk, tapi ternyata tidak sengaja bertemu dengan Yonghoon. Langsung saja senyum terkembang di wajahku.

"Hai, Sir."

"Kebetulan sekali aku hari ini memiliki jadwal tampil."

"Wah kebetulan sekali. Aku juga membeli bunga untuk aktor atau aktris yang tampil dengan baik nantinya dan berhasil menarik minatku," aku bertingkah seolah tidak tahu padahal aku sudah merencanakannya. Aku juga bertingkah seolah akan memberikannya pada yang menarik perhatianku padahal dari awal aku sudah berniat memberikan ini padanya.

"Aku akan tampil dengan baik, kalau begitu," Yonghoon membungkuk dan ekspresinya terlihat ceria.

Ia terlihat sangat tampan. Tidak adil. Bagaimana bisa ia tampan tapi juga memiliki aura misterius di saat yang bersamaan? Ia tidak bisa ditebak, dan aku suka sisi itu.

"Aku masuk dulu ya. Semangat untuk penampilannya."

"Mari aku antar?" tawar Yonghoon.

Aku pergi bersama Keonhee, rasanya tidak enak kalau pergi berjalan bertiga. Aku melirik ke tempat Keonhee tadi berdiri dan ia tidak ada.

"Temanmu sudah masuk lebih dulu. Sepertinya ia tidak sadar telah meninggalkan Lady," jelas Yonghoon geli.

"Ugh, Sir Keonhee!"

Aku tidak tahu apakah harus marah atau bersyukur? Karena aku jadi bisa menghabiskan waktu lebih lama dengan Yonghoon. Aku menerima uluran tangan Yonghoon dan ia mengantarkanku sampai ke kursiku. Di sisi kursiku ada Keonhee dan ia terlihat serius melihat ke panggung.

"Semoga menikmati penampilanku ya. Aku akan berperan sebagai lelaki penculik. Dan nanti aku akan menculikmu tanpa ada yang menyadari, bahkan temanmu."

"Oh, aku menantikannya."

Aku kira itu pasti hanya omongan kosong saja. Aku berusaha menikmati penampilannya tapi kenapa hatiku panas saat ia berinteraksi dengan aktris pasangannya? Tapi aku berusaha menikmati penampilannya, aktingnya, nyanyiannya, tariannya, dan sebagainya.

Saat aku tengah fokus pada penampilan di panggung, ada yang menepuk bahuku. Aku mendongak untuk melihat siapa yang melakukan itu dan aku menemukan Yonghoon, dengan kostum panggungnya! Ia masih menggunakan topeng dan jubah, persis terlihat seperti penculik. Tapi perannya juga memang penculik, jadi sebenarnya ia sedang memakai kostum panggungnya untuk 'menculikku.'

ANSWER (ONEUS & ONEWE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang