26. Salah Paham Selesai

272 65 69
                                    

Minggu tahun baru yang berat aku lalui begitu saja. Yonghoon semakin intens mendekatiku dan aku tidak punya pilihan selain meladeninya. Leedo terasa semakin jauh dariku, begitupun Kanghyun. Ini bukan hidup yang aku sukai, tapi demi kedamaian kerajaan, apa pun akan aku lakukan.

Musim dingin semakin mencapai puncaknya dan sepanjang hari selalu dingin dengan salju yang terus turun. Para pelayan dan ksatria jadi sibuk mengingat para rakyat juga kesulitan karena cuaca ini. Dan di sini aku berusaha sebaik mungkin supaya kebutuhan para rakyat terpenuhi.

Di sela kesibukan, aku berusaha mencari waktu untuk bicara dengan Ravn. Aku rasa hanya Ravn yang bisa memberikan solusi terbaik. Tapi waktunya tidak kunjung tepat karena beberapa tamu luar negeri masih berada di istana untuk menjalin kerjasama. Aku malah jadi harus berdua terus dengan Leedo. Tapi Leedo yang sedang merajuk sungguh bukan Leedo yang ingin siapa pun temui. Ia yang biasanya masih berbasa-basi sudah tidak lagi. Ia yang biasanya akan membantuku malah lebih cuek sekarang. Aku jadi serba salah dan di momen ini Lily semakin memonopoli Leedo.

Lelah sekali rasanya, aku seperti berada di tempat yang tidak aku seharusnya berada. Aku seperti merasa asing di sini, layaknya bagaimana aku di awal saat tiba di istana. Padahal aku sudah merasa begitu nyaman dan merasa memang inilah hidupku yang sebenarnya. Tapi makin ke mari rasanya malah asing dan tidak nyaman. Mungkin ini pengaruh tuan rumahnya yang memusuhiku ya?

Akhirnya ada juga waktu untukku bertemu dengan Ravn. Aku terpaksa menghampirinya duluan karena ia tidak mengindahkan permintaanku untuk ke ruang kerja. Dasar, sok sibuk. Aku jadi tambah kesal karena ternyata ia sedang sibuk bermesraan dengan kekasihnya. Ravn, ini demi kepentingan kerajaan, tahu! Ia tidak tahu sepenting apa urusan ini? Tahun baru sudah terlewati dan waktu kudeta semakin dekat, Ravn mau santai-santai saja, begitu?

"Kenapa ekspresimu seperti itu? Kau bukannya cemburu atau semacamnya kan karena aku bersama gadis lain?" tanya Ravn yang terasa seperti mengejekku setelah kekasihnya pergi. Lebih tepatnya karena kedatanganku, kekasihnya pergi. Sebenarnya aku tidak ingin mengganggunya, tapi ini tidak kalah penting. Masa Ravn tidak mau meluangkan satu jam untuk bicara denganku? Aku semakin kesal saja rasanya karena setiap hari aku memintanya datang ke ruang kerjaku tapi ia tidak pernah menunjukkan batang hidungnya.

"Dalam mimpimu! Ini lebih penting. Astaga! Aku sungguh menunggu sepanjang minggu untuk kesempatan ini."

"Memangnya ada apa?" Ravn mengerutkan keningnya dan akhirnya ia sadar sepenting apa urusanku.

"Begini, aku akhirnya tahu penyihir yang membantu Yonghoon. Iya, aku sudah tahu Yonghoon pelakunya. Dan aku juga tahu rencana Yonghoon."

"Akhirnya kau percaya bahwa memang ia pelakunya. Rencana apa yang kau ketahui? Aku sudah tidak memiliki mata-mata tersisa lagi di sana, makanya aku tidak memberitahu apa-apa lagi walaupun ia berkeliaran di istana."

"Pada pesta tahun baru berikutnya ia akan melakukan rencananya. Tahun depan, Ravn! Apa yang harus aku lakukan? Aku terus berpikir dan membuat rencana tapi tidak ada yang berhasil. Apalagi ia selalu berada di sekitarku dan aku semakin tidak bisa berpikir."

Ekspresi Ravn langsung tampak serius. Ia berdiri dan mondar-mandir di ruang tamu kamarnya. "Ini gawat, kalau begitu. Kita hanya punya 11 bulan dan ditambah itu kita tidak boleh terlihat curiga supaya ia tidak mempercepat rencananya. Kenapa kau tidak beritahu aku lebih awal?"

Aku memutar bola mata dan rasanya aku mau meledak. "Aku sudah memintamu berkali-kali untuk ke ruang kerjaku tapi kau sama sekali tidak datang. Lihat, aku jadi begitu sensitif karena memusingkan hal yang tidak kunjung bisa aku pecahkan ini."

Ravn nyengir. "Iya, iya, aku yang salah. Aku minta maaf. Aku akan mulai memikirkan rencana dan kau hanya tinggal mengerjakan pekerjaanmu seperti biasa."

ANSWER (ONEUS & ONEWE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang