11. Mimpi Buruk Lagi

205 62 31
                                    

Aku memulai persiapan pernikahan dan persiapan menjadi Ratu. Aku mendapatkan kelas tambahan dan mulai mengerjakan pekerjaan Ratu. Pertemuanku dengan Leedo semakin intens tapi aku masih menjaga jarak dengannya. Bahkan walaupun duduk sebelahan, aku menganggap dia tidak ada.

Aku membatasi interaksi untuk hanya berhubungan dengan pekerjaan. Tidak lebih. Aku menghindari untuk terlalu dekat dengannya karena aku sama sekali tidak suka dengan keputusan petinggi kerajaan untuk menjadikanku Ratu. Aku memang bisa sangat keras kepala dan kekanakan.

Selama ini CyA selalu mendukungku, untungnya. Minimal tiga hari sekali ia mengunjungiku diam-diam atau mengatur pertemuan di perpustakaan. Selalu ada cara untuk bertukar sapa setiap hari. Aku lega dengan kehadirannya membuktikan bahwa aku tidak sendirian di sini.

"Aku membawakan desain gaun pengantin. Bagaimana menurutmu? Ada yang harus ditambah dan dikurangi, Yang Mulia?"

Tentunya ini adalah aktivitas yang akan aku lakukan, bertemu Hwanwoong untuk membahas soal gaun pernikahan dan gaun yang akan aku gunakan saat acara penobatan Leedo. Dari tadi aku mengamati desain gaun pengantin di atas kertas ini dan aku tidak mengerti apa yang harus ditambah dan dikurangi. Aku tidak memiliki pernikahan impian jadi aku tidak tahu gaun seperti apa yang aku inginkan.

"Baron, aku percaya padamu."

"Maksud Yang Mulia?"

"Aku percaya pada desain dan pilihanmu. Aku tidak memiliki banyak waktu, Baron. Aku harus bergegas ke ruang rapat."

"Yang Mulia tidak ingin meminta sesuatu soal gaun pernikahannya?"

"Ah meminta sesuatu ya? Kalau begitu aku minta dibuatkan dua gaun yang sama persis. Tapi yang satunya ada di sini, dan yang satunya Baron yang simpan. Saat hari pernikahan datang, bawa gaun yang kedua. Perasaanku tidak terlalu enak. Namun aku minta maaf karena merepotkan kerja Baron, aku akan membayar lebih untuk itu."

Hwanwoong tampak bertanya-tanya tentang keinginanku tapi ia langsung menyanggupi. Aku tersenyum berterimakasih lalu aku meninggalkannya dari ruang tamu kamarku. Aku berjalan menuju ruang rapat karena sebentar lagi ada pembahasan mengenai daerah Barat yang kekeringan kembali. Sepertinya hal itu semakin parah.

Aku disambut oleh petinggi kerajaan dan aku duduk di tempatku. Di sebelahku, Leedo sudah duduk dan tengah sibuk dengan beberapa dokumen rapat. Kebetulan di depanku juga dokumennya menumpuk jadi aku langsung membacanya.

"Lady?"

Suara Leedo yang rendah terdengar begitu pelan. Aku hampir mengira aku berhalusinasi. Tapi saat aku refleks menatapnya, ia pun menatapku juga.

"Rapat dengan Baron Yeo berjalan lancar?" tanyanya langsung.

Aku mengangguk. "Ya, aku menyukai desain gaun yang ia berikan. Mungkin beberapa minggu lagi lagi aku bisa langsung mencobanya. Dan katanya gaun untuk hari penobatan akan segera selesai."

"Syukurlah."

Hanya itu saja responnya. Jadi aku kembali fokus membaca dokumen rapat siang ini. Leedo memang tidak pandai berbasa-basi, tapi aku juga langsung menutup aksesnya untuk berbasa-basi. Aku lebih bahagia jika Leedo menganggapku tidak ada. Bisakah ia fokus saja pada Lily? Tapi aku mulai khawatir dengan bagaimana citra Ratu jika aku membiarkan simpanan Leedo berkeliaran di istana. Benar-benar merepotkan.

Aku kembali ke kamarku setelah acara makan malam dengan Duke Wright, alias ayahnya Emma. Ia tampak menyanjungku karena mengalahkan anaknya. Dan sepertinya Emma menceritakan hal-hal baik tentangku. Aduh, pipiku pegal karena harus mempertahankan senyum selama makan malam. Bisakah hari pernikahan ditunda selama mungkin? Aku belum siap jadi Ratu.

ANSWER (ONEUS & ONEWE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang