Aku sudah pindah ke kamar pelayan. Aku hanya membawa barang-barang yang penting saja. Seperti beberapa dokumen penting, buku-bukuku, dan beberapa barang kenangan. Aku meninggalkan gaun mahalku tapi aku membawa perhiasan dan uangku. Bagaimanapun, sebenci apa pun aku untuk pindah dan walaupun aku menganggap barang ini tidak penting, aku tetap harus membawa ini. Daripada uang dan perhiasanku dimanfaatkan Lily, lebih baik aku yang membawanya dan aku manfaatkan untuk hal yang baik.
Aku sedang beristirahat di kamar ini. Hari ini sangat berat dan aku ingin langsung tidur. Tapi pintu kamarku diketuk. Aku sudah kelelahan memindahkan barang dan setelah semua yang aku alami, aku tidak ingin bertemu seseorang.
Pintu kamarku dibuka. Aku sudah siap siaga jika ini Lily atau pelayan yang berulah. Tapi ternyata tidak, yang datang adalah Baroness Kelly. Ia membawa sebuah nampan. Senyumannya tampak hangat layaknya ibu yang mengunjungi anaknya yang sedang sakit.
"Yang Mulia sama sekali tidak sempat untuk makan seharian ini. Jadi aku ke dapur dan menyiapkan ini. Aku berusaha menyiapkan makanan yang terbaik, tapi hanya ini yang tersisa. Mereka semua makan seperti rakyat jelata, benar-benar kacau sekali."
Aku tersenyum saat wanita itu meletakkan nampan di meja rias. Aku menghampirinya dan memeluknya erat. "Terima kasih banyak, Baroness. Maaf aku menyeretmu ke dalam masalah sebesar ini. Terima kasih karena masih memperhatikanku dan tidak meninggalkanku. Aku berhutang banyak dan jika ini semua berakhir, aku mungkin akan memberikan dunia ini padamu."
"Sebelum kau melaksanakan niatmu, cepatlah makan! Kau harus makan dan aku akan menyalakan perapian. Untungnya kamar pelayan di istana tidak buruk ya? Masih ada perapian, kasurnya juga tidak keras, dan ruangannya luas. Kau dan Yang Mulia Raja memang memperhatikan kebutuhan semua orang dengan baik. Aku tetap bisa nyaman walaupun tinggal di kamar ini."
"Aku juga begitu," aku menyetujui dan mulai mengambil peralatan makan.
Yang tersaji di depanku adalah semangkuk sup panas, beberapa roti, dan teh yang masih mengepul asapnya. Aku merasa tubuhku menjadi hangat dan aku seperti mendapatkan energi tambahan. Walaupun aku masih sedih dan kecewa pada diriku sendiri, aku harus lebih kuat. Aku harus menata hidupku. Setidaknya aku tidak memulai hidupku dengan buruk. Maksudku, Yonghoon dan Lily masih membutuhkanku. Tidak mungkin mereka sebodoh itu dengan membiarkanku pergi begitu saja. Mereka memang pintar dan jago, tapi tidak dalam urusan kerajaan. Mungkin mereka tahu teori, tapi setidaknya aku sudah mengurusi urusan kerajaan selama beberapa tahun. Mereka tidak mungkin merebut kerajaan ini hanya untuk hancur karena ulah mereka sendiri kan? Tidak mungkin mereka hanya ingin merasakan kejayaan itu begitu sebentar. Untuk beberapa waktu, aku masih aman karena mereka butuh aku untuk melakukan pekerjaan di kerajaan. Aku rasa aku tidak memulai hidup baru ini dengan buruk, aku masih memiliki kedudukan penting untuk sementara. Aku yakin aku bisa melawan mereka semua. Yakin tidak yakin, aku harus percaya pada diriku sendiri. Aku harus semangat supaya bisa melawan mereka yang merebut milikku.
Aku kira aku tidak bisa makan malam ini, tapi ternyata aku menghabiskan makan malamku dengan baik. Aku merasa hangat dan mengantuk. Apalagi perapian sudah mulai menyala dan kamarku terasa sangat hangat. Aku bersyukur kamar ini tidak seburuk yang aku bayangkan. Malah sangat nyaman. Ada lemari yang besar di sini dan aku sudah mengunci barang-barang berhargaku. Semoga saja tidak ada pelayan yang ingin mencurinya.
"Tidurlah, Yang Mulia."
Aku diarahkan ke tempat tidur. Aku berbaring dengan nyaman dan aku diselimuti oleh Baroness. Mataku sudah terasa berat. Setelah yang aku alami, aku ingin beristirahat sejenak. Walaupun aku tidak yakin apakah aku bisa tidur di tempat yang asing ini.
"Baroness bagaimana? Sudah makan malam kan? Pasti lelah membantuku tadi kan?"
"Aku tidak lelah dan aku sudah makan malam kok. Istirahatlah, aku akan menemanimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
ANSWER (ONEUS & ONEWE)
FanfictionAwalnya mimpi buruk itu datang, menunjukkan akhir yang tragis dari keluargaku. Aku tidak ingin itu terjadi, jadi aku memutuskan untuk menggantikan saudaraku dengan ikut kompetisi menjadi pendamping Putra Mahkota. Yang aku inginkan hanyalah pergi ke...