40. Akhir yang Bahagia

270 65 63
                                    

Aku merasa kesulitan untuk melihat saat matahari pagi menyapa indra penglihatanku. Berapa lama aku berada di penjara bawah tanah tanpa melakukan apa-apa? Entahlah, aku tidak tahu lagi waktu berlalu berapa lama karena sama sekali tidak melihat matahari.

Karena kapsul yang diberikan Kanghyun, aku masih merasa segar saja. Padahal kami hanya diberikan roti yang keras dan air putih tanpa ikatan kami dilepaskan. Jadi kami harus makan layaknya hewan? Untungnya aku tidak perlu makan jadi tidak perlu merendahkan harga diri.

Kami dibawa naik ke kereta kuda yang digunakan untuk mengangkut barang. Kami berdesak-desakan di dalam, dengan gerakan dibatasi tanpa bisa bersuara. Di dalam kereta kuda gelap dan jantungku berdebar. Aku yakin kereta kuda ini pasti berjalan ke kota. Tempat eksekusi tidak pernah digunakan. Tapi hari ini akan digunakan, untuk menghukum kami semua.

Kereta kuda sudah berhenti dan aku dengan yang lain keluar. Kami masih dijaga oleh para pasukan itu. Aku bisa melihat para rakyat berkumpul. Kalau sudah begini kapan rencananya akan dilakukan? Mereka terlihat menatap kami dengan kasihan, yang membuat Yonghoon senang.

"Aku persembahkan pada kalian, para pengkhianat yang berniat merebut tahtaku. Aku peringatkan pada kalian semua untuk tidak melakukan usaha pemberontakan sedikit saja. Bahkan hanya dengan merencanakannya akan membuat kalian dihukum mati!"

Suara Yonghoon terdengar dan ia sedang duduk di singgasananya. Tempat itu menjadi tempat Raja dan Ratu duduk saat eksekusi berlangsung. Yonghoon dan Lily sudah duduk manis di sana. Tidak ketinggalan penampilan glamor mereka dengan mahkota yang tidak pernah absen bertengger di kepalanya. Aku menatap mahkota Ratu baik-baik, itu salah satu tujuanku. Itu adalah milikku dan dari dulu, juga nanti ke depannya, hanya aku yang akan menggunakannya.

"Perhatikan wajah mereka baik-baik. Benar! Mau itu bangsawan kelas atas atau keluarga kerajaan sekalipun, mau itu ksatria yang setia sekalipun, dan mau itu perempuan sekalipun, kalau kalian melanggar peraturan dan memberikan ancaman padaku, kalian semua akan dihukum mati. Tanpa terkecuali."

Yonghoon kembali bersuara dengan dagunya terangkat. Ia tampak begitu angkuh dan aku tidak sabar menantikan ia akan kehilangan alasan untuk mengangkat dagunya lagi. Tolong katakan padaku kapan rencananya akan dimulai! Aku sudah merasa berdebar karena ngeri melihat tempat pemenggalan kepala akan dilakukan. Aku jadi ingat mimpi buruk pertamaku, aku juga berada di posisi ini, sedang menunggu dipenggal. Perasaan nostalgia ini begitu menyesakkan sebenarnya.

"Baiklah, bawa Sang Mantan Raja ke tempat eksekusi," Yonghoon kembali bersuara dengan seringai di wajahnya. Ia terlihat begitu senang. Dan tampak begitu percaya diri. Aku jadi tidak enak kalau nanti yang dipenggal adalah Yonghoon. Tapi aku harus fokus pada tujuan. Apakah rencananya dimulai sekarang?

Tiba-tiba terdengar suara erangan dari dekatku. Dan tiba-tiba saja orang yang menahanku ambruk. Aku berusaha melihat ke belakang dan tampak ada panah menancap di tubuhnya juga di tubuh penjaga yang lain. Panah susulan ditembakkan dan Leedo langsung menarikku untuk berlindung.

"Sudah dimulai. Jaga dirimu, ya?" bahkan sampai akhir Leedo masih berusaha memastikan aku aman.

"Tentu, kau juga ya."

Seseorang datang mendekat lalu ia menghancurkan borgol dan rantai yang membatasi gerak kami selama ini. Aku berterimakasih padanya dan aku mulai menggerak-gerakkan tangan dan kakiku yang terasa kaku sebelum mengeluarkan belati dari balik gaunku. Aku sudah siap untuk menghadapi Lily.

Aku bisa melihat Yonghoon dan Lily tampak terkejut juga bingung. Mereka tidak menyangka akan datang serangan dari para rakyat. Mumpung mereka sedang tidak fokus, aku dan Leedo sepakat untuk mendekati mereka. Ada duel yang belum diselesaikan, kan? Aku dan Leedo berniat untuk menyelesaikan dendam itu. Sementara yang lain akan menangani para pasukan Yonghoon.

ANSWER (ONEUS & ONEWE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang