38. Kencan

263 62 74
                                    

"Kejutan!"

Aku baru sampai di rumah Leedo dan sudah disambut dengan banyak orang. Ada Kanghyun, Harin, Dongmyeong, dan Xion! Ada pula Seoho dan Keonhee yang turut hadir. Leedo langsung menatapku, seolah khawatir dengan reaksiku atas munculnya banyak tamu. Tapi sungguh, aku sangat senang. Aku langsung tersenyum lebar dan memeluk mereka satu persatu. Bahkan Keonhee juga, karena aku harus meminta maaf sudah memarahinya. Keonhee terlihat sangat sedih saat mengingat bagaimana aku memarahinya, tapi ia sudah tidak sedih lagi karena aku sudah minta maaf.

Aku langsung ditarik oleh Harin ke ruang makan dan di atas meja sudah tersedia berbagai macam makanan. Rasanya seperti sebuah acara jamuan saat reuni. Aku tidak tahu juga sebenarnya reuni itu seperti apa, tapi aku sering melihat teman-teman masa kecilku berkumpul dengan teman akademi mereka setelah lulus dan menamainya reuni.

Mereka sibuk bercerita, satu persatu berbicara dan aku bingung harus mendengarkan yang mana. Belum lagi tingkah mereka seperti anak-anak. Contohnya begini.

"Dengarkan dulu, aku mau cerita apa saja yang terjadi!" itu ucapan Dongmyeong yang merengek di sebelahku.

"Tidak! Aku duluan yang bicara," Xion langsung tidak mau kalah.

"Sudah, kalian diam saja, biar aku yang ceritakan," sela Harin cepat.

"Tidak, tidak. Lebih baik aku yang ceritakan. Aku yang paling tahu tentang semuanya," dan Seoho pun menutupi.

Langsung saja keempatnya bercerita, padahal aku tidak setuju atas satu pun keinginan mereka. Ceritanya terdengar bersahut-sahutan dan mereka menceritakan hal yang berbeda. Benar-benar membuat pusing sementara Kanghyun berkali-kali mengingatkanku untuk makan dan tidak usah mendengarkan mereka. Keonhee juga langsung menyuarakan protes pada tiga bangsawan dan satu ksatria kekanakan itu untuk berhenti bicara, sehingga membuat suaranya yang paling ribut. Kenapa rasanya jadi menyesal ya disambut oleh mereka?

Aku berusaha memahami satu persatu cerita mereka, yang ternyata tidak ada bedanya dari cerita Leedo. Mereka bercerita bahwa begitu kudeta berakhir, masing-masing dari mereka bubar. Seoho membanggakan diri dengan dia tetap mendampingi Leedo apa pun yang terjadi, dan Keonhee ikut menambahkan bahwa dia juga turut ada di sana. Mereka menceritakan bagaimana perjuangan mereka untuk bangkit kembali. Dan ternyata, Kanghyun yang mengumpulkan mereka semua.

Ternyata mereka semua tahu tentang aktivitasku yang sering berkeliling kota untuk membantu rakyat. Keonhee juga banyak menceritakan kepada mereka apa yang aku alami. Memang setelah bertemu Keonhee ia menjadi teman ceritaku satu-satunya dan secara otomatis hanya dia yang tahu keadaanku yang paling baik. Sebenarnya mereka ingin menemuiku di kedai makan milik Keonhee. Tapi mereka tidak berani karena merasa begitu pengecut dan belum siap untuk bertemu denganku. Jadi mereka semua hanya diam-diam memperhatikanku. Padahal sungguh, aku tidak keberatan dan malah merasa lebih baik jika langsung berkumpul.

Karena itu Kanghyun mengatakan bahwa mereka tidak bisa hanya diam dan pasrah saja. Mereka semua malu padaku yang terlihat begitu berani dan kuat, padahal mereka tidak tahu saja bahwa aku sempat terpuruk dan dibenci. Sebenarnya mereka ingin sekali menghiburku yang diam-diam menangis di depan Keonhee karena menerima begitu banyak kebencian. Tapi lagi-lagi mereka tidak bisa karena belum merasa pantas untuk menghiburku.

Mereka mulai latihan. Mereka latihan dengan keras, jauh lebih keras dari yang sebelumnya. Mereka benar-benar berusaha untuk merebut kembali kerajaan ini. Aku percaya di saat Yonghoon berpesta dan bermain dengan wanitanya, semua lelaki di sekitarku ini berlatih dengan keras siang dan malam. Ternyata, kami semua berjuang dengan cara kami masing-masing.

"Jadi, karena melihatmu sudah berjuang begitu banyak, kami memutuskan untuk tidak melibatkanmu di rencana terakhir ini. Kami ingin kau percaya pada kami semua untuk urusan yang terakhir dan paling penting. Kau sudah berjuang untuk tinggal di sana, sudah saatnya gantian kami yang berjuang. Karena di rencana terakhir ini, kami tidak mau kau sampai terkena bahaya lagi. Kami mengerti bagaimana sulitnya untukmu mengambil keputusan yang terakhir. Dan kami berterimakasih karena kau memilih keputusan yang tepat. Memang lebih baik untuk tetap hidup, supaya bisa balas dendam," tutup Dongmyeong. Ia meraih tanganku dan menggenggamnya erat. Senyumannya tampak manis dan benar-benar menghibur. Sungguh, aku sangat merindukan mereka semua. Mereka selalu ada untukku dan ternyata mereka memang selalu ada bahkan sampai akhir. Mereka menghilang dan berlatih keras untuk melindungiku. Supaya aku tidak harus menghadapi ancaman Yonghoon dan Lily lagi. Aku tidak bisa marah pada mereka yang meninggalkanku karena ternyata mereka tidak diam saja selama ini.

ANSWER (ONEUS & ONEWE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang