BAB 27: Bouquet

177 23 4
                                    

Happy reading💗💗💗

=======================================

Sinar matahari di siang itu membuat rambut panjang milik seorang gadis yang sedang duduk di kursi panjang itu berkilau. Ia di sana sendirian, memperhatikan orang-orang yang berlalu lalang di dekat gedung serba guna. Sudah pukul 01.05. Sudah sejak setengah jam yang lalu ia keluar kelas. Namun yang ditunggu belum juga muncul.

Ia masih bisa menunggu. Ini belum satu jam. Jadi ia masih bisa diam dengan tenang meski tubuhnya sudah panas. 

Hingga akhirnya datanglah seseorang yang duduk di sebelahnya. Seseorang yang baru saja datang dari gedung belajar teknik, cukup jauh. Ia memilih menunggu di dekat gedung serba guna karena lebih dekat dengan gedung belajarnya.

“Udah lama?” 

Perempuan dengan rambut coklat panjang itu menoleh dan menyodorkan sebuah air mineral. 

Alih-alih menjawab, perempuan itu malah balik bertanya. “Kita mau kemana?”

Sebenarnya, ini adalah basa basi yang tak menyenangkan. Membosankan. Ia tak tertarik meski sudah menjalani hubungan ini selama satu tahun. 

Kekasihnya itu menenggak minuman yang ia berikan sebelum menjawab pertanyaannya.

“Makan. Kayak biasa.”

Bosen.

“Kenapa? Kamu ada mau pergi ke suatu tempat? Kebetulan setelah ini nggak ada matkul.”

Meskipun lelaki itu tidak ada mata kuliah setelah ini sama seperti dirinya, ia sama sekali tak berminat untuk pergi kemanapun. Tapi hubungan ini tak bisa ia putuskan secara sepihak saja.

“Nggak ada. Kita makan aja,” ucap Clara. Ia berdiri sambil membenarkan letak totebagnya. Lelaki itu ikut berdiri dan Clara mengikutinya. 

“Mana motor Kakak?” tanya Clara. Tapi yang diberi pertanyaan malah diam. Clara semakin dibuat penasaran.

“Kak Rean.”

Rean, pacar satu tahunnya itu mengeluarkan kunci mobil lalu menyalakannya. Clara memelankan langkah saat melihat sebuah BMW hitam tak jauh dari tempatnya sekarang. BMW itu berada di sisi lain gedung serba guna ternyata.

Meski langsung tahu status keluarga Rean, Clara tak peduli. Ia lebih tertarik pada mobil impiannya itu. Namun tak mau terlihat norak, ia langsung masuk saat Rean sudah masuk ke mobil. Entahlah, lelaki itu cukup cuek.

Tapi ia lagi-lagi dikejutkan saat sebuah buket mawar merah cukup besar disodorkan untuknya yang diambil dari jok belakang. Clara terdiam. Ia bahkan baru mendaratkan bokongnya di kursi empuk ini.

“Selamat ulang tahun.”

Pandangan Clara yang tadinya terpaku melihat bunga itu kini tertuju pada kedua natw Rean. 

"This is your first birthday with me. Hope you like it." 

Clara masih terdiam. Pandangannya kembali turun ke bunga mawar itu. Masih tertegun karena ini terjadi terlalu tiba-tiba. Perutnya pun mendadak terasa aneh, harusnya tidak. Ia tidak menyukai lelaki ini.

“Kak,” panggil Clara pelan. “Kakak nggak mau kita putus aja?”

*****

“Del ada paket lagi, nih.”

Dela menoleh saat Mbak masuk ke kamarnya. Pintu kamar memang sengaja ia buka agar Mbak Raya tak perlu mengetuknya jika ingin masuk. Sebuah box diletakkan di atas meja.

We (didn't) grow up TogetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang