BAB 19: Hoki

181 25 2
                                    

Selamat membaca💗💗💗

=======================================

“OH MY OH MY! CLARA KITA LOLOS! KITA LOLOS!”

Selang beberapa minggu setelah mendapatkan kartu SNBP, tibalah pengumuman itu keluar. Clara tak tahu harus bereaksi seperti apa. Haruskah ia berteriak seperti Clarisa yang tak pernah dilihat orang lain seperti ini, ataukah harus terdiam dan sedih?

Karena realitanya, ia sedang tercengang. Clara sudah memilih 2 universitas ternama. Dan yang lolos, berada di satu kota dengannya.

“Clara lo beneran hoki!”

Mungkin sangking senangnya, Clarisa lupa dengan cerita yang sebenarnya. 

“Selamat, ya, Sa.” Sebisa mungkin Clara terlihat tidak lesu di hadapan temannya yang masih bersuka cita itu.

“Lo juga! Selamat, ya, Ra!”

Ia mengangguk pelan. 

“Eh sebentar!” Clarisa melihat ke bawah dari jendela kamarnya. Clara hanya ikut menoleh sebentar. Ternyata pacar perempuan itu yang sedang mengeluarkan motor.

“Al!”

Pasti Clarisa ingin mengabari pacarnya itu. 

“Sebentar, ya, Clara.” Lalu ia berlari keluar dari kamar. Berlalu begitu senangnya sampai tak memakai alas kaki. Bukannya mengabari orang tua terlebih dahulu, Clarisa lebih excited memberitahu pacarnya. Ya meskipun orang tuanya sedang tak ada di rumah, lebih baik mengirim pesan terlebih dahulu bukan?

“Huft.” Ia menghela nafas saat melihat temannya itu berpelukan bak teletubbies bersama pacarnya. Haruskah ia memberitahu mamanya?

Tapi sepertinya Mama sudah tahu. Jadi ia memilih untuk menelpon abangnya saja. 

“Tebak.” Ia berkata datar. Fano menyahut tak kalah datar. Tidak excited seperti Al yang ikutan semangat. Padahal biasanya lelaki itu memasang wajah tembok.

“Siapa yang bakal jadi calon HRD?”

“Bukan Abang.”

“Benar,” jawab Clara dengan nada yang tak berubah. “Ayo traktir aku biar semangat. Kasih hadiah juga boleh.”

“Mau apa?”

Kalau ditawarkan, tentu Clara bisa request. 

“BM–”

“Nggak tau diri, ya, kamu. Sampe rumah Abang gigit biar bengkak pipi kamu.”

“Tadi nawarin,” ucap Clara kesal. “Apalah, nggak bisa hibur adiknya.”

“Dapat rejeki itu bersyukur.”

“Emang aku ada ngeluh?” tanya Clara tak suka atas tuduhan Fano.

“Lagi dimana?’

“Di atas bumi di bawah langit.”

“Jawab yang bener.”

“Di depan rumah cowok yang rumornya pernah gay sama Abang.”

We (didn't) grow up TogetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang