BAB 26: Kasmaran

208 23 5
                                    

Hepi riding💗💗💗

=======================================


Clara jadi teringat akan ucapan Laras beberapa waktu lalu yang mengatakan jika ia terlihat sedikit tomboy kali ini.

Well, ia nyaman-nyaman saja mencoba hal baru seperti ini. Mungkin yang paling menonjol selain dari bajunya adalah model rambutnya yang pendek. Dari dulu, rambut panjang menjadi salah satu identitasnya. Tapi sekarang ia memangkasnya cukup banyak dari sebelum-sebelumnya. 

Clara melihat rak buku yang ada didepannya. Ia teliti sampai ke rak paling atas, dimana bertuliskan ‘psikologi’ sesuai yang ia cari. Ia belum bisa membeli buku, jadi sementara mencarinya di perpustakaan yang ada di kampus terlebih dahulu.

Ia mencari sebuah benda yang sekiranya bisa membantunya untuk melihat rak itu. Clara melihat judul buku-buku di sana terlebih dahulu sebelum memilihnya. Karena tak juga menemukan tangga kecil di sekitar, ia pun berjinjit.

“Buku yang mana?”

Clara terkejut. Ia hampir terlonjak saat mendengar suara yang sepertinya tidak asing di telinganya.

Ia pikir, harusnya Bintang yang terkejut melihatnya. Tapi malah dirinya yang terkejut melihat Bintang di sini.

“Biar gue ambil,” lanjutnya. Clara pun menunjuk rak buku yang ia cari. 

“Yang warna biru,” ucapnya pelan. Buku itu diambil dengan mudahnya oleh Bintang. Lalu Clara menerimanya. Sebelum itu ia juga mengecek apakah judul buku dan penulisnya sudah benar seperti yang ia cari.

“Makasih,” ucapnya pelan. Clara memeluk buku itu.

Ia malah berdiam diri di sana. Hal yang menarik untuk diperhatikan ada di drpannya. Clara mencoba untuk menundukkan kepala, tapi matanya tak bisa lepas dari Bintang.

“New hair?”

Clara mengangguk, diam-dian menggigit bibir dalamnya. Ia melihat adanya senyuman samar di sana. 

Oh, these butterfly …

Poni yang tak bisa ia singkirkan seperti rencananya di awal, kini disentuh kembali. Bintang hanya menggeser beberapa helai rambut. 

Lalu, satu kata selanjutnya yang keluar dari mulut Bintang malah membuat kupu-kupu berterbangan dengan brutal di dalam perutnya. 

“Bagus warnanya.”

Jika ia mengganti warna rambutnya menjadi pelangi, apakah pujian barusan akan tetap berlaku?

“Can i get your number?”

Clara menelan ludahnya diam-diam. Ia tertrgun.  “For what?” tanyanya.

Tapi yang ia lihat lagi-lagi hanyalah senyuman samar.

“You know what i mean.”

Apakah perasaannya sudah terbalas?

*****

Dela membuka pintu saat Fano mengatakan sudah didepan. Ia tersenyum lesu menyambut lelaki itu. Masih mengantuk.

We (didn't) grow up TogetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang