♻️ Bagian 1

20.8K 658 2
                                    

Apa ini yang dinamakan cinta pandangan pertama

- Alana Farasya Lefanni

***

Seorang gadis berseragam putih biru sedang berlari dengan tangan kiri memegang dadanya, sedangkan tangan kanannya ia gunakan untuk membawa inhaler yang sesekali ia hirup. Gadis itu bukan anak SMP lagi, melainkan seorang siswa sma yang akan menjalankan mos dihari pertamanya sekolah.

Gadis itu berhenti tepat di depan gerbang SMA Galaxy dengan nafas yang tersengal-sengal. Tangan kirinya masih di tempat yang sama, memegangi dadanya yang terasa nyeri akibat kekurangan pasokan oksigen. Lengan kanannya segera ia julurkan untuk menghirup oksigen yang berasal dari inhaler yang sejak tadi ia genggam.

Alana segera memasuki sekolah barunya. Ia tak mau sampai telat, apalagi menjadi bahan pertunjukan di lapangan dan ditertawakan oleh semua orang.

Jika saja mobilnya tidak kehabisan bensin di pertigaan jalan sana, pasti dia akan sampai di sekolah lebih cepat. Alana tidak menyalahkan sopirnya, karena tidak persiapan mengisi bensin sebelum mengantarnya ke sekolah. Gadis itu malah berpikir itung-itung lari di pagi hari sebelum sekolah. Walaupun itu tidak baik untuk penyakit asmanya.

Alana mengidap asma sejak dirinya mulai masuk bangku SMP. Gadis itu dulunya sering menaiki bus untuk pergi ke sekolah, karena bisa berangkat ramai-ramai dengan teman satu sekolahnya maupun sekolah lain.

Tapi nahasnya, gadis itu harus mengidap asma karena pernapasannya tidak kuat mencium bau rokok yang dihisap salah satu penumpang bus. Setelah itu, Alana dilarang kedua orangtuanya menaiki kendaraan umum. Dan berakhir diantar jemput oleh sopir keluarganya sampai saat ini.

Alana melangkahkan kakinya menuju Aqilla, sahabatnya yang sejak tadi melambaikan tangannya supaya Alana segera menemui gadis itu.

Alana dan Aqilla sudah berteman sejak mereka di sekolah dasar. Mereka tak sengaja bertemu dan berakhir sebagai teman sebangku sampai saat ini. Mereka juga selalu satu sekolah bahkan mereka selalu satu kelas. Kali ini mereka juga berharap bisa satu kelas dan sebangku kembali.

"Telat mulu." Cibir Aqilla.

Alana tak menjawab ucapannya. Gadis itu malah memberi Aqilla inhaler yang sejak tadi tak lepas dari genggamannya. Alana beralih mengambil botol minuman yang selalu ia bawa dari rumah.

"Lan, lo kenapa? sakit?" Tanya Aqilla. Benar saja, Alana terlihat pucat dan terlihat lesu seperti tak memiliki semangat sedikitpun.

"Gue nggak apa-apa kok, gue sehat." Jawab Alana dengan tenang

"Nggak apa-apa gimana, tuh muka pucet banget udah kaya mayat aja." Gerutu Aqilla. Alana selalu bilang tidak apa-apa, sedangkan badannya berkata sebaliknya.

"Ck" decak Alana, "Nggak usah lebay, orang gue cuma lari nggak nyebur sumur."

Aqilla disulut emosi dengan jawaban Alana barusan. Gadis itu selalu mengentengkan kesehatannya. Padahal sebenarnya dia tak baik-baik saja.

"Cuma lo bilang, muka lo pucet banget Alana lo bilang cuma!" Ucap Aqilla. Gadis itu sudah menggebu-gebu tapi sahabatnya yang ia khawatirkan malah tenang-tenang saja, seperti tidak terjadi apa-apa.

"Gue beneran nggak apa-apa Aqilla, nanti kalau gue pusing atau gimana gue bilang deh sama lo."

Aqilla menghembuskan nafasnya, mencoba menetralkan emosinya yang belum selesai ia ledakkan. "Bener ya kalau kenapa-napa bilang sama gue."

ALVANA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang