♻️ Bagian 28

6.7K 273 1
                                    

Nyalain data seluler kalian, karena ada beberapa foto di part ini😊.

***

Senyum Alana mengembang saat mendapati Alvaro sudah berada di depan rumahnya. Kekasihnya itu sedang duduk di atas kap mobil sembari memainkan ponselnya. Ya, hari ini tepat hari sabtu mereka akan ke Dufan. Bisa dibilang ini date mereka yang ke dua.

Alana berdehem, menyadarkan Alvaro akan kehadirannya. Alvaro mendongak, ia menatap Alana yang setiap hari selalu terlihat cantik.

"Yuk!" Ajak Alana

Alvaro mengangguk, ia memasukkan ponselnya ke dalam saku. Laki-laki itu berjalan mendahului Alana, membukakan pintu pengemudi untuk gadisnya. Senyum Alana mengembang, lalu ia memasuki mobil. Peka sekali pacarnya ini - pikir Alana.

Setelah menutup pintu, Alvaro memutari mobil beralih menuju kursi kemudi. "Udah, siap?" Ucap laki-laki itu.

"Siap banget, dong." Sahut Alana girang.

Alvaro terkekeh mendengar seruan Alana. Ia mendekat, menatap wajah Alana penuh. Sedangkan yang ditatap langsung melototkan matanya, kaget atas tindakan Alvaro. Saat ini Alana tak bisa berpikir jernih.

Klik

"Katanya udah siap." Sindir Alvaro setelah memasangkan  seat belt Alana.

Alana tersenyum kikuk. Ia mengetuk-ngetuk kepalanya pelan, bisa-bisanya dia berpikiran - ah.... sepertinya otak Alana sudah tercuci akibat kemarin malam ia baru saja menyelesaikan drakor favoritnya.

"Yuk, kak!" Ujar Alana. Ia mencoba meredamkan kecanggungan yang sempat terjadi. Alvaro mengangguk, ia segera menjalankan mobilnya. Kendaraan beroda empat itu mulai berjalan meninggalkan pekarangan rumah Alana.

***

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih satu jam, akhirnya mereka sampai di Dufan. Setelah membayar tiket dan memasuki gerbang masuk utama, mereka harus membeli tiket untuk bisa menikmati fasilitas dan wahana di sana.

Alana menatap takjub wahana yang ada di hadapannya. Sudah lama sekali ia tak datang kesini, biasanya saat hari libur orang tuanya akan mengajaknya jalan-jalan dan Alana akan memilih ke Dufan. Rasanya ia seperti nostalgia saat datang ke sini. Tapi kali berbeda, ia tak datang bersama orang tuanya. Melainkan bersama Alvaro - salah satu orang yang masuk list, 'orang yang disayangi Alana'.

"Mau naik yang mana, dulu?" Suara Alvaro membuyarkan lamunan Alana. Ia terkesiap, lalu tersenyum. Lantas Alana menjawab, "naik bianglala yuk, kak!" Ajak Alana. Ia menatap bianglala yang tengah berputar-putar beriringan teriakan orang-orang yang menaiki wahana itu.

"Serius, mau naik itu?" Tanya Alvaro memastikan. Bukannya ia takut, Alvaro hanya memastikan Alana akan baik-baik saja setelah menaiki wahana yang menurutnya ekstrim itu.

Alana mengangguk antusias, senyumnya terus mengembang. "Serius dong, kak!" Ujarnya penuh semangat.

"Oke, kita naik itu." Putus Alvaro.

***

Kedua remaja itu sudah duduk di salah satu bianglala. Di sana hanya gadis itu yang terlihat bersemangat, sedangkan Alvaro hanya menampilkan wajah datarnya. Kalau sudah begini, Alana mana tahu Alvaro sedang merasa senang apa takut. Wajahnya tak ber-ekspresi sama sekali.

"Kak Alvaro takut, ya?"

Alvaro hanya menggelengkan kepalanya pelan. Bianglala itu mulai bergerak, memutar. Awalnya bianglala itu berputar pelan dan tenang, tapi lama-lama wahana itu berputar agak kencang. Teriakan-teriakan di bianglala itu mulai terdengar saat mereka berada di atas dan di hempaskan ke bawah. Tiba-tiba wahana itu berputar dengan sangat kencang, membuat teriakan-teriakan orang menaiki bianglala itu semakin histeris.

ALVANA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang