♻️ Bagian 5

10.6K 422 5
                                    

***

Satu hal yang selalu aku tanamkan dalam hatiku, tentang aku mencintaimu
"KESABARAN"

***

"Hai kak," Alana menyapa dan Alvaro hanya menatap Alana sekilas. "Aku ganggu kak Alvaro ya?" Tanya Alana lagi

Alvaro mengangkat wajahnya, lalu menatap Alana tajam. "Menurut lo!. Ngapain lo kesini minta dihukum?, nggak kapok hukuman yang kemaren."

Alana menggelengkan kepalanya. Hanya sebuah gelengan dan tanpa mengatakan apapun. Membuat Alvaro mengerutkan dahinya, bingung dengan tingkah Alana yang tak seceria biasanya.

"Aku mau ngomong sama kakak, boleh?" Tanya Alana

Alvaro kembali mengerutkan dahinya, hanya sebentar. Lalu, Alvaro kembali menatap Alana dengan wajah datarnya.

"Ngomong apa?" Alvaro balik bertanya tanpa menjawab pertanyaan Alana terlebih dahulu.

Alana tersenyum, bukan senyuman yang biasa ia tunjukan untuk Alvaro. Tapi senyuman yang terlihat dipaksakan.

"Aku mau ngomong penting sama kak Alvaro, aku mau jujur."

Wajah Alana berubah lebih serius, saat Alvaro juga menatapnya.

"Emangnya lo pernah bohong sama gue?," Alvaro merespon "Kita gak sedekat itu." Sambung Alvaro

Alana menggeleng cepat, dia gak mau Alvaro salah mengartikan ucapannya. Berkata jujur yang dimaksud Alana bukan karena dia pernah berbohong. Dia hanya ingin mengutarakan perasaannya.

"Bukan."

"Lalu?" Alvaro kembali bertanya

Pembicaraan mereka berubah lebih serius saat Alana mulai menatap mata Alvaro tanpa henti.

"Ini tentang perasaan kak, aku suka sama kakak."

Tidak ada respon yang keluar dari mulut Alvaro. Laki-laki itu memilih diam.

Dan Alana semakin serius dengan ucapannya.

"Aku udah suka sama kak Alvaro dari pertama mos," jujur Alana "Dari lima hari yang lalu tepatnya." Jelas Alana

Alvaro menghela napas pelan, lalu memijat kepalanya yang tiba-tiba berdenyut nyeri.

"Aku beneran suka sama kak Alvaro, dan aku bener-bener serius." Ucap Alana tanpa mengalihkan atensinya dari wajah Alvaro.

Alvaro menggelengkan kepalanya kuat, entah itu untuk menghilangkan pening di kepalanya atau bentuk respon dari ucapan Alana. Alvaro tak bisa berpikir jernih saat ini, pening di kepalanya terlalu mendominasi hingga sulit untuk mengontrol emosinya.

"Kenapa lo suka sama gue?" Alvaro kembali bertanya

"Cinta nggak butuh alasan kak." Lirih Alana

Alvaro semakin tak bisa berpikir, pening di kepalanya semakin menjadi. Ini yang dia takuti saat merespon lawan jenisnya. Mereka selalu beranggapan, bahwa sekali dia merespon mereka berpikir dia juga punya perasaan untuk mereka. Selama ini Alvaro selalu membatasi dirinya dengan yang namanya perempuan. Bukan apa-apa, tapi dia hanya tak ingin membuat mereka salah mengartikan sikap Alvaro. Dan membuatnya menjadi pengecut seperti yang ia alami saat ini.

ALVANA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang