HAPPY READING TEMAN ONLINE KU
Alana keluar dari kamar mandi, ia baru saja menyelesaikan ritual mandinya. Gadis itu mendudukkan dirinya di depan kaca, seraya mentacap wajahnya dengan bedak bayi dan sedikit liptint. Hari ini rencananya Alana ingin menemui Aqilla, ingin menghabiskan waktu bersama sahabatnya sebelum dirinya pergi ke luar negeri.
Setelah dirasa cukup Alana berjalan mengambil tas selempangnya, lalu berjalan keluar kamar menghampiri maminya yang tengah berkutat di dapur.
"Mi, Alana pamit keluar dulu ya?" Ujar Alana, setelah berdiri di samping maminya.
"Mau kemana?"
"Mau jalan sama Qilla." Tutur gadis itu.
"Yaudah, kamu hati-hati ya."
Alana bergumam, "Assalamualaikum." Setelah berpamitan dan tak lupa menyalimi maminya, Alana langsung bergegas keluar rumah. Hari ini ia memutuskan mengendarai mobilnya sendiri, yang sudah lama ia biarkan menjadi pemandangan di garasi rumahnya.
Sebelum itu, ia mengeluarkan ponselnya. Menghubungi aqilla, bahwa dirinya sudah siap. Tinggal tancap gas.
Alana meletakkan ponselnya di dekat telinga. Terdengar suara bahwa si penerima telepon telah mengangkat telepon gadis itu.
"Hallo, qil?"
"..."
"Lo, dimana?"
"..."
"Oke, gue juga mau otw ini."
"..."
"Iyaa, bawel."
Tut
Alana menaruh ponselnya kembali ke dalam tas. Ia mulai menstater mobilnya, lalu menjalankan badak besinya meninggalkan pekarangan rumahnya.
Badak besi = mobil
***
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih dua puluh menit, akhirnya Alana sampai di depan cafe baru yang menjual minuman utama boba. Aqilla kemarin yang memberitahunya, ada cafe baru di dekat sekolahnya. Dan Alana langsung menyanggupinya, sekali-kali memanjakan lidah dan juga perutnya.
Kaki kecil Alana memasuki cafe itu, netranya menatap keseluruh penjuru mencari keberadaan Aqilla. Sahabatnya itu bilang, ia sudah sampai terlebih dahulu.
Alana melangkahkan kakinya lebar-lebar, setelah Aqilla melambaikan tangannya kearahnya. Langsung saja Alana mendudukkan dirinya di kursi samping Aqilla.
"Lo belum pesen?" Ujar Alana, saat netranya tak menemukan minuman di meja yang ia tempati saat ini. Alana yang menatap Aqilla tengah menampilkan muka cengengesan-nya itu, membuat Alana ingin menyembunyikan dompetnya saat ini juga.
"Lo yang bayarin, kan?" Ucap Aqilla tanpa dosa.
Alana menghembuskan napas jengah, "Lo kayaknya lebih cocok sama kak Jastin deh, qil. Paling demen sama yang namanya gratisan, heran gue."
"Enak aja, GAK... amit-amit deh kalau gue sama kutu kuda nil kayak gitu." Sarkas Aqilla.
Alana terkekeh, padahal ia hanya berniat bercanda. Tapi respon sahabatnya itu malah membuatnya geli sendiri.
"Yaudah, sana pesen. Gue yang bayarin." Ujar Alana, menekankan kata bayarin. Seperti mendapat berlian yang sangat berkilau, Aqilla langsung pergi begitu saja meninggalkan Alana tanpa sepatah kata pun.
"Dasar!" Alana
Untuk mengusir rasa bosan sembari menunggu Aqilla. Alana memainkan ponselnya, berseluncur di beberapa aplikasi yang ada di hapenya. Tiba-tiba sebuah notifikasi muncul terpampang di ponselnya, membuat kedua lengkung bibir gadis itu merekah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVANA [Completed]
Teen Fiction(FOLLOW SEBELUM BACA) Cerita seorang cewek mengejar cowok mungkin sudah banyak kalian jumpai. Tetapi, alangkah baiknya kalian mengetahui cerita ini. Tentang Alana Farasya Lefanni , seorang gadis periang yang tak pernah putus asa saat menginginkan se...