HAPPY READING
***
Dua tangan cukup untuk menutup telinga. Tapi dua tangan tak akan cukup untuk menutup mulut mereka.
***
Entah sudah keberapa kalinya Alana menolak, dalam waktu kurang dari satu bulan ini. Tapi Bagas, si kapten basket itu malah semakin gencar meluluhkan hati Alana. Ya, dua minggu yang lalu Bagas dengan terang-terangan menyatakan cintanya di tengah lapangan. Saat pulang sekolah, tepatnya setelah Bagas selesai latihan.
Semenjak itu juga, mereka menjadi trending topik di sma galaxy untuk dijadikan bahan gosip. Sekolah saat itu memang sudah sepi, tapi salah satu anggota tim basket diam-diam memfotonya dan menyebarkannya.
Bukan hanya menjadi bahan ghibahan. Alana juga menjadi bahan gunjingan dari siswi mulai kelas sepuluh sampai kelas dua belas, yang mengaku sebagai fans Bagas. Alana akui Bagas memang tampan, tubuhnya yang tinggi dan juga jago dalam bidang basket membuatnya mudah menjadi kapten basket dan menjadi gandrungan siswi sma galaxy.
Seperti saat ini, Alana baru saja menginjakkan kakinya di sekolah. Tapi telinganya sudah panas mendengar bisikan-bisikan yang dikeluarkan kakak kelas serta teman seperantaran-nya.
Sok cantik, padahal mukanya b aja.
Kecentilan banget sih, nggak bisa dapetin Alvaro langsung pindah haluan.
Muka badak, nggak tahu malu.
Kak Bagas kenapa mau sih sama cewek gatel kayak gitu.
Palingan juga dia tebar pesona biar kak Bagas bisa luluh.
Alana mempercepat langkahnya. Kedua tangannya mengepal hingga buku-buku jarinya terlihat memutih. Telinganya juga terasa panas mendengar ocehan-ocehan yang menurutnya nggak bermutu.
Alana tak habis pikir. Hanya sebuah foto, tapi mereka menyimpulkan bahwa ia menerima cinta Bagas. Entah apa yang ditulis si penyebar foto, sampai mereka berasumsi jika Bagas menjadi kekasihnya.
Seorang gadis tengah menyusuri koridor kelas seorang diri. Sekolah sudah sangat sepi, hanya ada beberapa siswa yang tengah latihan basket. Gadis bernetra coklat itu seharusnya sudah pulang dari lima belas menit yang lalu, tapi ia harus menyapu kelasnya terlebih dahulu karena besok jadwal piket-nya.
Sebuah bola basket menggelinding dan berhenti tepat di depan Alana. Gadis itu menghentikan langkahnya membungkuk, lalu mengambil bola berwarna oren itu. Seseorang tiba-tiba datang menghampiri Alana, saat Alana sudah menegakkan badannya kembali.
"Kok belum pulang?" Bagas semakin mendekat. Laki-laki itu tak mengalihkan pandangannya dari Alana.
"Habis piket kak." Alana menyerahkan bola oren di tangannya ke Bagas.
Bagas mengangguk-anggukkan kepalanya seraya menerima bola itu.
"Mau pulang?" Tanyanya
Sebelum menjawab Alana menganggukkan kepalanya pelan, "iya kak, mang ujang udah nunggu di depan."
"Ikut gue dulu yuk?" Pinta Bagas
Alana mengerutkan dahinya bingung. Ingin menolak tapi bingung mengatakan apa, jika Alana mengiyakan dirinya ingin cepat pulang karena badannya sudah terasa pegal.
Seakan mengetahui itu, Bagas kembali bersuara. "Nggak akan lama."
"Gimana ya kak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVANA [Completed]
Teen Fiction(FOLLOW SEBELUM BACA) Cerita seorang cewek mengejar cowok mungkin sudah banyak kalian jumpai. Tetapi, alangkah baiknya kalian mengetahui cerita ini. Tentang Alana Farasya Lefanni , seorang gadis periang yang tak pernah putus asa saat menginginkan se...