Hiii!!!
Masih ada yang nungguin cerita ini gak?, aku pikir gak sih hehe...
Yang masih stay, aku ucapin makasih buat kalian yang masih mau nungguin cerita gaje ini
Gak mau banyak-banyak ngomong, eh...ngetik maksudnya🙃
Langsung baca aja yuk....
HAPPY READING
Panggilan telepon itu diputus terlebih dahulu oleh Alana. Aqilla menatap ponselnya sekilas, lalu memasukkan kembali ke saku seragamnya. Ia menyenderkan punggungnya di sandaran kursi disusul gadis di sampingnya.
"Seharusnya kita gak ngomong sama Alana, kak." Menyesal, satu kata yang hinggap di kepalanya saat ini. Seharusnya mereka mengatakan yang sebaliknya, walaupun kenyataannya memang Alvaro tak baik-baik saja. Ya, walaupun Alana juga tau keadaan yang sebenarnya. Tapi setidaknya ia tak menambah beban pikiran gadis itu. Ditambah Alana belum siap juga menjalani operasi-nya.
"Gapapa, udah terlanjur juga. Alana berhak tau kalau Alvaro gak baik-baik aja." Sama, Audy juga merasa menyesal. Ucapannya tadi mengalir begitu saja saat Alana menanyakan kabar Alvaro. Apalagi sebelumnya mereka sempat melihat Alvaro.
"Alana?..."
Kedua gadis itu bergeming. Syok sekaligus takut jika orang yang memergoki mereka adalah Alvaro. Tak bisa dibayangkan bagaimana marahnya laki-laki itu selama ini merasa dibodohi. Bagaimana tidak, ia mati-matian mencari kabar gadisnya tapi orang terdekatnya sudah tau duluan. Dan dia tak diberi tau sama sekali.
"Kalian tau Alana dimana?" Randy mendekat, diikuti Jastin di belakangnya yang juga sama-sama ingin tau.
Kedua gadis itu saling tatap, terlihat mereka menghembuskan napas lega. Setidaknya bukan Alvaro yang memergoki mereka.
"Kalian udah lama disini?" Ujar Aqilla, menghiraukan pertanyaan pacarnya.
"Barusan." Jujurnya. Ia tadi tak sengaja melihat Aqilla dan Audy saat dirinya dan Jastin baru saja keluar dari toilet. "Kalian tadi bahas Alana, kan?" Sambungnya, "Kalian tau dimana Alana?" Ucapannya penuh harap.
"Jujur aja!" Celetuk Jastin, saat melihat gelagat aneh kedua gadis di hadapannya. "Gue gak maksa sih kalian mau cerita apa gak, tapi gue cuma kasian liat Alvaro yang makin hari makin gak semangat buat hidup."
Randy mengangguk setuju, "Gue sebenarnya juga gak pengen ikut campur, karena ini bukan masalah gue," Responnya netral, tak ingin memihak siapapun disini. Jika ada akibat pasti ada sebab, maka dari itu Alana pasti memiliki penyebab kenapa ia pergi tanpa ada kabar. "Balik lagi ke kalian, kalau kalian mau cerita kita pasti dengerin. Kalau emang gak bisa cerita, kita juga ngertiin kok."
Aqilla menatap Audy yang juga menoleh kearahnya. Terlihat anggukan dari gadis itu, yang artinya ia harus menceritakan yang sebenarnya. Cepat atau lambat, pasti akan ketauan juga. Dan mungkin ini finalnya mereka mengetahui saat ini juga.
Aqilla menghela napas sebelum bercerita, menyiapkan mentalnya dan berucap dalam hati...
"Maaf lan, gue ingkar janji..."
Dan Aqilla mulai menceritakan apa, kenapa, dan dimana Alana sekarang. Cerita itu mengalir tanpa ia kurangi maupun ia tambahi. Aqilla menceritakan sesuai fakta yang terjadi, ia tak menyembunyikan barang secuil pun. Walaupun sempat bersitegang dengan Jastin, karena tak terima Alana menyembunyikan fakta yang cukup mengejutkan itu. Tapi mereka berhasil meredam emosi laki-laki itu dan melanjutkan kembali hingga tuntas.
***
Di sebuah kamar rumah sakit VVIP yang terlihat nyaman dan sepi sekaligus karena hanya dihuni dua orang saja. Disana, di brangkar rumah sakit terdapat gadis yang tengah berdiam diri dengan menyenderkan punggungnya. Matanya lurus kedepan, menatap jendela yang memperlihatkan taman rumah sakit yang dihuni oleh beberapa orang. Di sampingnya ada Kinan, maminya yang tengah mengelus surai Alana lembut. Menyalurkan rasa kasih sayang yang amat besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVANA [Completed]
Novela Juvenil(FOLLOW SEBELUM BACA) Cerita seorang cewek mengejar cowok mungkin sudah banyak kalian jumpai. Tetapi, alangkah baiknya kalian mengetahui cerita ini. Tentang Alana Farasya Lefanni , seorang gadis periang yang tak pernah putus asa saat menginginkan se...