Aku update nih, masih ada yang nungguin kan?. Vote dulu sebelum baca ya🙃.
HAPPY READING
Lelaki bertubuh tegap itu berlari menyusuri koridor rumah sakit. Tak peduli dengan peringatan penjaga rumah sakit dan beberapa orang yang mengomel karena tak sengaja tertabrak. Ia mengabaikan itu semua, yang terpenting sekarang Alvaro bisa menemui gadisnya secepat mungkin.
Hari ini, tepatnya satu bulan ia tak bertemu dengan Alana. Gadis itu benar-benar membuat celengan rindu-nya penuh, bahkan hampir tak muat. Alana memutus semua sambungan komunikasi mereka. Hingga tak ada celah sedikitpun untuknya mengetahui kabar gadis menyebalkan itu. Yang sayangnya pacarnya sendiri, orang yang bertahta di hatinya nomor dua. Setelah mamanya.
Jangan tanyakan kenapa Alvaro bisa selama ini untuk menemui Alana. Ini semua karena teman kampret-nya yang tak jujur kepadanya. Ah...soal waktu itu, Alvaro memang sempat memberikan bogeman mentah untuk kedua cecunguk itu. Walaupun tak parah, tapi mampu membuatnya lega karena emosinya dapat tersalurkan. Jangan salahkan Alvaro, karena dia berbuat seperti itu. Pasti kalian juga akan merasakan hal yang serupa jika di posisi Alvaro. Ditinggal seseorang yang berarti dalam hidupnya, tanpa kabar dan tanpa pamitan.
Satu lagi, orang terdekatnya yang mengetahui ini semua dan menyembunyikan fakta ini darinya. Hana – Mamanya. Ternyata selama ini mamanya mengetahui soal kondisi Alana, dan mamanya itu tau soal keberangkatan gadisnya ke Prancis. Satu fakta lagi, dan ternyata mamanya itu selama ini mengetahui kabar tentang Alana, karena sering berkabar dengan Kinan. Bayangkan, siapa yang tidak akan marah. Dan Alvaro merasa menjadi orang asing karena tidak ada yang memberitahunya.
Alvaro membuka pintu ruang rawat VVIP – ruang rawat Alana selama satu bulan ini. Alvaro bergeming, ia menatap gadis yang terlihat syok akan kedatangan-nya yang tiba-tiba. Lelaki itu masih di tempat yang sama, belum melangkahkan kakinya sama sekali. Entah apa yang ia rasakan saat ini, semuanya tercampur aduk menjadi satu. Ada rasa kecewa, benci, marah, dan yang lebih mendominasi adalah rasa rindu. Tapi itu semua tertutupi dengan rasa kecewanya yang teramat besar. Yang ia tau gadis itu sudah tega meninggalkannya, ia tak mau mendengarkan alasannya walaupun itu masuk akal.
"Kenapa?" Alvaro mulai berjalan mendekat. Banyak pertanyaan yang berawalan "kenapa" yang saat ini harus Alana jawab. "Kenapa, na?" Ulang Alvaro, saat Alana tak juga membuka suaranya. Ia tak peduli jika di ruangan ini bukan hanya ada Alana, Kinan dan Darwis juga berada di sana. Mereka tak terlalu kaget dengan kedatangan anak itu, dari tiga minggu yang lalu Hana sudah menceritakan semuanya. Dan atas keterlambatan Alvaro kesini juga karena Hana - Mamanya.
Alana tak berani menatap Alvaro, ia malah menatap maminya – dengan mata yang sedikit berembun karena menahan tangis. Kinan mengusap punggung tangan Alana, memberi pengertian bahwa masalah itu untuk dihadapi, bukan terus sembunyi dari masalah itu sendiri. "Selesaikan masalah kalian, Mami dan Papi tunggu di luar." Mengusap surai anaknya lembut, lalu berjalan keluar diikuti suaminya. Sedangkan kedua remaja itu masih bergeming, tak tau harus memulai dari mana. Alana tau ini berawal darinya, ia terlalu takut untuk memberi tau Alvaro tentang penyakitnya.
***
"Maaf." Entah sudah ke berapa kalinya Alana mengucapkan kata itu. Alvaro sendiri sampai jengah mendengar Alana mengucapkan "maaf". Ia tak butuh itu, yang ia butuhkan adalah penjelasan kenapa Alana tak mau memberitahunya. Bukankah di setiap hubungan harus saling terbuka? Jika sudah mau menjalin hubungan, maka harus siap saling jujur dan terbuka. Karena itu adalah salah satu kunci dari langgengnya suatu hubungan. Jika tidak bisa, mending tidak usah sama sekali memiliki hubungan jika hanya ingin menyakiti salah satu pihak saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVANA [Completed]
Teen Fiction(FOLLOW SEBELUM BACA) Cerita seorang cewek mengejar cowok mungkin sudah banyak kalian jumpai. Tetapi, alangkah baiknya kalian mengetahui cerita ini. Tentang Alana Farasya Lefanni , seorang gadis periang yang tak pernah putus asa saat menginginkan se...