10. First Kiss

174 9 0
                                    

Lain halnya dengan Gerhana dan Berlian, Langit dan Pelangi memilih menuju sudut taman. Dimana mereka disuguhkan dengan pemandangan senja yang pesonanya begitu indah.

Dengan diteduhkan pohon rindang serta hanya beralaskan rumput hijau yang tumbuh di taman. Semilir angin senja melengkapi suasana kencan yang sederhana, namun sangat berkesan.

"Euu.. Pelangi, gue pergi dulu ya, sebentar." Ucap Langit seraya bangkit dari duduknya.

"Loh, kamu mau kemana?" Tanya Pelangi bingung saat Langit beranjak dengan tiba-tiba.

"Tunggu di sini, sebentar aja." Tanpa menunggu respon dari Pelangi, Langit segera pergi dengan tergesa-gesa.

Hal yang dilakukan Langit itu tentu membuat Pelangi bingung. 'Mau kemana sih? Kok buru-buru banget?' Gumam Pelangi.

Beberapa saat kemudian, Langit kembali dengan membawa sesuatu di tangannya. Kembali ia duduk di samping Pelangi.

"Nih, ice cream buat lo." Ujar Langit seraya menyodorkan ice cream coklat pada Pelangi.

"Cuma ice cream?" Tanya Pelangi setelah mengambil ice cream di tangan Langit.

"Iya. Emangnya kenapa?" Tanya Langit saat melihat tatapan Pelangi yang membingungkan.

"Aku kira tadi kamu mau ngapain, sampe buru-buru kaya gitu. Ternyata cuma beli ice cream." Ucap Pelangi yang membuat Langit malah terkekeh.

"Yaudah, dimakan ice cream nya." Suruh Langit.

Tanpa merespon kata-kata Langit lagi, Pelangi segera melahap ice cream yang digenggamnya. Pandangannya ia alihkan kembali menatap senja, menikmati pesona indahnya yang tak dapat tertandingi.

Sementara Langit, seraya melahap ice creamnya, tatapannya terus tertuju pada wajah Pelangi, seakan pesona senja pun gagal menarik perhatiannya. Senyuman indah di bibirnya semakin mengembang saat menatap Pelangi tengah asyik dengan ice creamnya.

"Cantik." Ujar Langit tiba-tiba yang membuatnya segera mendapatkan tatapan lekat dari Pelangi.

"Maksudnya?" Tanya Pelangi yang seolah tidak mengerti, namun nyatanya ia hanya ingin memastikan dugaannya atas ucapan Langit baru saja.

"Eum.. Senjanya cantik." Alasannya, sementara tatapannya masih tertuju pada wajah Pelangi.

"Ooh." Ujar Pelangi singkat, kemudian ia mengalihkan pandangannya.

"Tapi lebih cantik lo." Ucap Langit yang membuat Pelangi seketika menatapnya kembali.

Senyuman tipis nan manis yang ditampilkan Langit, mengundang senyuman manis nan indah di bibir Pelangi. Sesaat Pelangi menatap Langit dengan lekat. Namun ia segera mengarahkan pandangannya ke arah lain, demi menyembunyikan pipinya yang blush akibat ucapan Langit.

Pelangi kembali melahap ice creamnya, berusaha mengurangi salah tingkahnya. Hal yang dilakukannya justru membuat ice cream yang dilahapnya menempel di sudut bibirnya, namun hal itu tak disadarinya. Sementara Langit tentu menyadari hal itu.

"Pelangi." Ujar Langit yang membuat Pelangi menghentikan gerakannya seketika.

"Hmm?" Ujar Pelangi seraya menatap Langit lekat.

Sejenak Langit terdiam. Sesaat kemudian, perlahan Langit mengangkat tangannya dan ia arahkan pada bibir Pelangi, membuat Pelangi menatap tajam tangan Langit yang berusaha menyentuh bibirnya.

"Ice cream." Ucap Langit yang segera dimengerti oleh Pelangi.

Pelangi terdiam saat Langit mulai membersihkan ice cream di sudut bibirnya dengan tangannya sendiri. Alih-alih membersihkan ice cream di bibir Pelangi, Langit justru malah terdiam, terlebih kini wajahnya hanya berjarak lima centi saja dari wajah Pelangi, semakin membuatnya enggan untuk bergerak mengakhiri posisi itu.

Tangannya yang semula terdiam, perlahan bergerak menuju pipi Pelangi. Dengan lembut Langit mengelus pipi Pelangi perlahan. Entah dorongan dari mana, tiba-tiba saja Langit mendekatkan wajahnya pada pipi Pelangi. Matanya tertutup saat bibirnya mengecup pelan pipi Pelangi dengan lembut.

Seketika bola mata Pelangi membulat total saat bibir Langit berhasil menyentuh pipinya. Namun tak ada pergerakan sedikitpun darinya, Pelangi terdiam mematung karena syok.

Beberapa saat keduanya terdiam pada posisi demikian. Hingga akhirnya Langit tersadar dan membuka matanya. Dengan cepat Langit segera menjauhkan wajahnya dari wajah Pelangi. Dengan tatapan syok menatap Pelangi, Langit menutupi bibirnya menggunakan tangannya.

'Mati gue! Kenapa sampe kebablasan gini sih? Sialan! Kalo gini caranya bisa-bisa gue dipecat jadi pacarnya nih.' Batin Langit kesal serta cemas. Sementara Pelangi masih terdiam dan menatap Langit terkejut.

"Eum.. Sorry, Pelangi. Gue nggak bermaksud ngelakuin hal itu. Gue cuma kebawa suasana tadi. Sorry ya.." Jelas Langit dengan cemas.

Sementara Pelangi, ketika baru saja tersadar dari syoknya, segera mengalihkan pandangannya ke arah lain, tertunduk.

"Euu.. Iya, nggak papa kok." Ucap Pelangi tampak salah tingkah.

"Lo seriusan nggak marah?" Tanya Langit memastikan.

"Iya, aku nggak marah." Jawab Pelangi yang berhasil membuat Langit membuang nafas lega.

Namun tetap saja Langit masih merasa kesal atas kecerobohannya. 'Duh, bego banget sih lo, Langit. Bisa-bisanya lo nyium Pelangi kaya gitu. Untung aja Pelangi nggak marah.' Gerutu Langit kesal di dalam hati. Kali ini Langit yang tampak salah tingkah, ia pun tak berani menatap mata Pelangi lagi.

Saat Langit merasa cemas bahwa Pelangi akan marah besar atas perlakuannya, justru lain yang dirasakan Pelangi. Tiba-tiba saja perasaan yang sebelumnya belum ia rasakan menerobos dinding hatinya, yang menghasilkan senyuman tipis nan manis tercetak dengan indah di bibirnya.

Mengingat sentuhan lembut di pipinya, menuntun tangan Pelangi mendekati pipinya dan mengelus permukaan pipinya yang sempat mendapatkan serangan lembut dari bibir Langit. 'Ini seriusan Langit nyium aku? Yang pertama kalinya?' Batin Pelangi seolah tak percaya.

Diam-diam Pelangi mencuri pandang Langit yang masih tampak salah tingkah. Meski tak diharapkan, nyatanya perlakuan langit berhasil membuat hati Pelangi berbunga-bunga.

———

Gerhana Berlian Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang