Sebuah kebahagiaan perlu ditebus. Dan harganya tidak murah. Perlu pengorbanan dan perjuangan yang sangat besar.
~~~#LastDay
Happy reading, guys!😍
"Tapi gue liat pertahanan lo selama ini cukup baik." Ungkap Berlian dengan nada datar.
"Dari luar emang keliatan kaya gitu. Tapi lo tau hati gue? Hancur, Berlian. Hancur." Sangkal Gerhana tanpa melepaskan takupannya terhadap Berlian.
Seolah tak merasakan kehancuran yang dirasakan Gerhana, Berlian masih terlihat tenang. Namun begitulah. Lain diluar, lain lagi dari dalam. Sejujurnya, ada beban besar yang terus saja menyesakkan dadanya. Namun Berlian memilih untuk menyembunyikannya. Dan itu semua semata-mata hanya demi Gerhana, demi cintanya.
"Emang baru 24 jam rencana lo berjalan, tapi udah banyak hal yang terjadi. Dan lo masih bisa setenang ini?" Tanya Gerhana tak mengerti melihat ketenangan pada wajah Berlian, tanpa bisa melihat betapa sakitnya organ hati Berlian.
Berlian menggelengkan kepalanya perlahan. Ia meraih kedua tangan Gerhana yang menakup kedua pipinya, kemudian menurunkan tangan Gerhana dari pipinya. Sejenak Berlian terdiam menatap Gerhana. Kemudian perlahan matanya tertutup. Hal itu sukses menciptakan kerutan di kening Gerhana.
Dengan mata tertutup, perlahan Berlian mengangkat tangannya kemudian berusaha meraih seragam Gerhana. Tatapan tajam Gerhana refleks turun menatap tangan Berlian yang sudah memegang kancing keempat dari seragamnya.
Melihat dengan hatinya, tangan Berlian perlahan bergerak mengancingkan kancing keempat dari seragam Gerhana. Setelah itu kancing ketiga kemudian kancing kedua, dan menyisakan kancing pertama. Berlian tau dengan pasti bahwa Gerhana lebih nyaman jika kancing pertamanya terbuka. Dan Berlian tidak masalah dengan itu.
Setelah memastikan seragam Gerhana sudah terbenahi, perlahan Berlian membuka matanya dan kembali menatap wajah Gerhana dengan lekat. Kali ini Berlian merasa leluasa untuk memberikan tatapannya pada Gerhana. Tanpa harus menghindari dada bidang dan perut six pack Gerhana. Karena Berlian merasa tidak pantas untuk melihat hal itu.
Tangan Berlian perlahan bergerak meraih tangan Gerhana dan menggenggamnya erat. Sebuah senyuman tipis nan menenangkan akhirnya perlahan hadir menghiasi bibir Berlian. Tatapannya terhadap Gerhana semakin lekat, sementara Gerhana hanya mampu terdiam.
"Gerhana, terkadang suatu kebahagiaan harus dibayar. Bukan harga yang murah untuk menebusnya. Perlu pengorbanan dan perjuangan yang sangat besar." Tutur Berlian penuh arti.
"Sakit hati, cemburu dan kemarahan yang ada di hati gue, gue sama sekali gak peduli tentang itu. Karna itu cuma emosi sesaat. Sementara lo adalah hidup gue buat selamanya. So, buat gue nyawa lo lebih penting dari apapun." Lanjut Berlian yang sukses membuat tatapan Gerhana berubah sendu.
"Gue udah membayar mahal buat nyawa lo. Sekarang giliran lo buat menebus kebahagiaan hubungan kita dengan melanjutkan sandiwara ini. Lo berjuang, gue juga berjuang. Kita ada di satu jalan, walaupun dari luar jalan kita terlihat berbeda. Kita ada untuk satu sama lain." Ungkap Berlian yang membuat Gerhana tak mampu berkata-kata apapun.
"Dan gue harap ini akan jadi kekuatan buat lo." Lanjut Berlian seraya mengangkat kedua tangan Gerhana sebatas dada.
Berlian mendekatkan wajahnya pada tangan Gerhana. Perlahan Berlian mengecup lembut tangan Gerhana dengan penuh perasaan. Membuat Gerhana semakin tak bisa mengendalikan keharuan yang sudah membludak di dinding hatinya.
"I love you." Ungkap Berlian setelah menyelesaikan kecupan kilasnya dari tangan Gerhana.
Iris mata berwarna biru terang milik Berlian mengikat lekat iris mata berwarna coklat terang milik Gerhana. Senyuman di bibirnya semakin melebar saat melihat keharuan yang sudah menguasai raut wajah Gerhana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gerhana Berlian Season 2
Teen Fiction[Completed] Berjuang dan Berkorban Bersamamu Ada satu elemen bumi yang masih tersembunyi. Menjadi Rahasia. Fatamorgana. Bukan itu, justru hal sebaliknya yang entah apa namanya. Sesuatu yang ada, namun seolah tiada. Sesuatu yang berusaha dihempaskan...