40. Tumpeng Menara Eiffel

96 6 5
                                    

Jam dinding menunjukkan pukul 15:00. Langit masih cukup cerah di daerah cafe Melati. Cafe yang letaknya tak jauh dari sekolah. Dengan seragam lengkap yang masih melekat ditubuhnya, keenam anak remaja itu mampir sebentar ke sana hanya sekedar untuk mengisi perutnya yang keroncongan setelah keluar dari gedung sekolah.

Kedua pasangan itu tampak tenang dengan makanannya masing-masing. Namun lain halnya dengan satu pemuda pemilik iris mata berwarna hitam kecoklatan itu. Sejak tadi ia terus memperhatikan kekasih barunya. Bahkan jika makanan memiliki perasaan, ia mampu membuat makanan saja cemburu melihatnya yang terus menatap lekat gadisnya itu.

Kristal. Yang menyadari terus diperhatikan oleh Bintang, ia hanya mampu menampakkan senyuman manisnya untuk pemuda yang beberapa jam lalu telah resmi menjadi kekasihnya. Pemuda yang entah sejak kapan bisa mencuri hatinya.

Sejenak Bintang mengalihkan pandangannya dari wajah Kristal. Setelah sesendok makanan berada di tangannya, lagi-lagi pandangannya tertuju pada Kristal. Perlahan tangan Bintang terangkat dan mengarah pada bibir Kristal.

Sejenak Kristal terdiam, menatap lekat makanan yang disodorkan oleh Bintang. Sedetik kemudian, senyuman yang semula tak tampak, perlahan hadir menghiasi bibir Kristal. Tanpa mengatakan apapun, Kristal segera menerima suapan dari Bintang, membuat senyuman Bintang semakin melebar.

Jujur saja Bintang sedikit kaku melakukan hal itu. Hingga akhirnya, mulut Kristal yang harus menjadi korban, ternodai oleh makanan yang tanpa sengaja membuat bibirnya belepotan. (Duh, maap ya kleyan, kata-katanya bikin salfok:v)

Meski begitu, tak membuat lengkungan indah di bibir Kristal menyusut. Justru senyumannya semakin melebar saat Bintang membersihkan noda di sudut bibirnya dengan menggunakan tangannya sendiri, tanpa tisu. Iris mata kedua semakin terikat dengan lekat dalam posisi demikian.

Jika sudah begini, dunia terasa milik berdua. Semua orang yang berada disekelilingnya seolah hanya sebatas penumpang yang tak berhak mengganggu dunianya. (Maklum. First love:v)

Namun sialnya, aksinya sukses mendapatkan perhatian dari sang penumpang dalam dunianya. Pemuda pemilik iris mata coklat terang bahkan nyaris berwarna kuning itu berhasil menyadari pergerakan sepasang kekasih yang tengah dimabuk cinta itu.

"Kayanya gue nyium bau-bau sesuatu deh," Celetuknya yang sukses membuat dunia Bintang dan Kristal hancur seketika.

Refleks Bintang menjauhkan tangannya dari wajah Kristal. Bintang dan Kristal sama-sama mengalihkan pandangannya pada sang empunya suara yang sukses membuyarkan lamunannya. Langit. Dia pun sukses mendapatkan tatapan lekat dari Pelangi, Gerhana dan Berlian.

"Gue berasa nyium aroma-aroma yang baru jadian nih," Lanjut Langit masih dengan pandangannya yang tertuju pada Bintang dan Kristal.

Hal yang diucapkannya itu berhasil membuat Pelangi, Gerhana dan Berlian kompak mengalihkan pandangannya menatap Bintang dan Kristal. Kristal tampak tersipu malu akibat ucapan Langit. Sementara Bintang, ia mulai terlihat kesal saat berhasil menyadari ekspresi jahil dari Langit.

Merasa hal itu tak terlalu menarik baginya, karena ia mengira kini Langit dan Bintang akan kembali bercanda. Untuk itu Gerhana kembali memfokuskan pandangannya pada makanannya. Sementara Pelangi dan Berlian masih menatap Bintang dan Kristal dengan penuh curiga.

"Kalian beneran udah jadian?" Tanya Berlian yang sekaligus mewakili kebingungan Pelangi.

"Euu..." Gumam Kristal tampak ragu dan salah tingkah.

"Udah, ngaku aja. Udah keliatan kok dari muka-muka kalian." Sela Langit yang segera mendapatkan tatapan tajam dari Bintang.

"Kalo kita beneran udah jadian, emangnya kenapa?" Terdengar seperti pertanyaan, namun kalimat Bintang kali ini berhasil memastikan bahwa dirinya dan Kristal sudah memiliki hubungan spesial.

Gerhana Berlian Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang