Penghianatan terbesar adalah dimana sesuatu yang paling berharga dalam hidupmu kembali diambil oleh sang penciptanya.
~~~Janjinya Gerhana akan kembali dalam waktu lima menit. Nyatanya Berlian sudah menunggu lebih dari sepuluh menit, namun Gerhana masih belum menampakkan batang hidungnya.
Berlian mulai cemas karena Gerhana tak kunjung datang. Ditambah dengan malam yang semakin larut dan keadaan taman yang sudah hampir sepi, membuatnya semakin panik.
"Ya ampun, Gerhana kok lama banget sih? Dia kemana sih?" Gumam Berlian cemas.
Di saat Berlian semakin cemas atas kepergian Gerhana yang tak kunjung kembali. Tiba-tiba saja handphonenya berbunyi tanda panggilan masuk.
Dilihatnya nama Bintang terpampang dengan jelas di layar handphonenya. Tanpa menunggu waktu lama, Berlian segera mengangkat panggilan Bintang.
"Hallo, Berlian.." Belum sempat Berlian mengatakan apapun, dari sebrang sana Bintang sudah berujar dengan suara yang seolah ia tengah merasa panik dan cemas, terdengar jelas dari tarikan nafasnya yang memburu.
"Bintang, ada apa ini? Kenapa lo panik kaya gini?" Tanya Berlian yang nyatanya berhasil dibuat terkejut.
"Berlian. Gerhana.. Gerhana..." Ucap Bintang terdengar benar-benar panik.
"Gerhana kenapa? Hah? Ngomong sama gue, Bintang. Gerhana kenapa?" Berlian dibuat panik seketika saat mendengar nama Gerhana.
"Gerhana kecelakaan, Berlian." Ucap Bintang yang berhasil membuat dada Berlian tersentak hebat.
"Apa? Kecelakaan?" Ujar Berlian seolah tak percaya.
"Iya, Berlian. Lo cepetan ke sini. Sekarang gue ada di deket parkiran."
"Oke oke, gue ke sana sekarang." Ucap Berlian yang kemudian segera menutup panggilan Bintang.
Tanpa menunggu waktu lama, Berlian segera berlari menuju parkiran demi melihat keadaan Gerhana. Meski kegelisahan menguasai dirinya dan kakinya terasa lemas akibat mendengar kabar mengejutkan tentang Gerhana, namun Berlian tetap berusaha untuk menguatkan diri untuk tetap berdiri demi mencapai lokasi dimana Gerhana berada.
Berlian berlari dengan tergesa-gesa menuju parkiran. Hatinya semakin gusar dan gelisah kala harus menebak bagaimana keadaan Gerhana saat ini dan apa yang sebenarnya terjadi. Meski bola matanya masih belum mengumpulkan kristal bening, namun jantungnya berdegup dengan cukup keras.
Hingga akhirnya, langkahnya terhenti saat bola matanya berhasil melihat sosok Bintang, Pelangi dan Langit yang tengah terduduk di jalan dekat parkiran, mengerumuni seseorang yang mungkin itu adalah Gerhana. Kakinya terasa gemetar saat mendengar tangisan histeris dari Pelangi dan isakan tangis dari Langit maupun Bintang.
"A.. Apa yang terjadi?" Ujar Berlian yang berhasil mengalihkan perhatian Pelangi, Langit dan Bintang.
Sejenak ketiganya terdiam. Kemudian perlahan ketiganya segera menyingkir demi memperlihat tubuh Gerhana yang semula terhalang oleh mereka dari pandangan Berlian. Seketika dada Berlian dibuat tersentak hebat kala bola matanya berhasil melihat keadaan Gerhana saat ini.
Sejenak Berlian terdiam. Sesaat kemudian, dengan langkah gontai, perlahan Berlian menghampiri Gerhana yang masih berada dalam pangkuan Pelangi. Bola matanya mulai memanas, bibirnya terkatup rapat. Meski tak kuasa melihatnya, namun tatapannya seolah tak bisa lepas dari sosok Gerhana yang kini sudah terbaring tak berdaya.
Kondisinya yang memilukan, berhasil menyayat hati Berlian dan menghancurkannya sehancur-hancurnya. Entah bagaimana kejadiannya, kecelakaan itu berhasil membuat wajah Gerhana dipenuhi darah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gerhana Berlian Season 2
Teen Fiction[Completed] Berjuang dan Berkorban Bersamamu Ada satu elemen bumi yang masih tersembunyi. Menjadi Rahasia. Fatamorgana. Bukan itu, justru hal sebaliknya yang entah apa namanya. Sesuatu yang ada, namun seolah tiada. Sesuatu yang berusaha dihempaskan...