Berlian tampak semakin mempercepat laju larinya saat Galaksi melebarkan langkahnya demi menghindari Berlian. Hingga akhirnya Berlian berhasil menghentikan Galaksi dengan mencekal pergelangan tangan Galaksi dan menggenggamnya erat.
"Galaksi, tungguin gue!" Ujar Berlian seraya menarik tangan Galaksi, membuat Galaksi mau tak mau harus menghentikan langkahnya.
"Gue manggil lo tadi. Tapi kenapa lo malah pergi?" Lanjut Berlian dengan menatap wajah Galaksi yang tampak tertunduk.
"Lo yang bilang kalo gue nggak boleh ngedeketin lo lagi sebelum perasaan gue balik lagi kaya dulu." Ungkap Galaksi seadanya, kemudian melepaskan genggaman tangan Berlian di pergelangan tangannya. Sementara pandangannya masih tertunduk, seolah tak ingin menatap wajah Berlian lagi.
Sejenak Berlian mengambil nafas panjang saat mendengar ungkapan Galaksi.
"Lupain masalah itu. Sekarang, lo harus ikut gue."
Berlian kembali meraih tangan Galaksi dan menggenggamnya erat. Berlian berniat untuk pergi dengan membawa Galaksi, namun Galaksi segera menahan pergerakannya.
"Mau kemana?" Tanya Galaksi yang segera mendapatkan tatapan lekat dari Berlian.
"Ikut gue dulu. Nanti lo juga tau."
Berlian kembali menarik tangan Galaksi. Kali ini Galaksi tak mampu menolak, ia hanya pasrah ketika Berlian menarik tangannya dan membawanya pergi.
Berlian menarik Galaksi mendekat pada Gerhana dan Kristal yang rupanya masih berada dalam posisi sebelumnya. Keduanya masih terdiam membisu.
Hingga akhirnya, perhatian Gerhana dan Kristal teralih oleh kedatangan Berlian dan Galaksi.
Dahi Gerhana tampak mengerut tajam saat melihat Berlian datang bersama Galaksi, terlebih saat melihat tangan Berlian yang kini masih menggenggam tangan Galaksi erat. Gerhana semakin dibuat bingung oleh raut wajah Berlian yang seolah biasa saja tanpa sedikit masalah.
"Kristal, ini abang gue yang gue ceritain sama lo." Ucap Berlian seraya melepaskan genggamannya di tangan Galaksi, senyuman tipis nan manis masih menghiasi wajahnya.
Setelah Berlian berucap demikian, serentak Galaksi dan Kristal saling mengikat wajah satu sama lain. Wajah datar Galaksi sedikit menampakkan kebingungan oleh ucapan Berlian. Sementara Kristal, perlahan ia mulai menampakkan senyuman manisnya kala bola matanya berhasil mengikat wajah Galaksi.
"Kenalin, nama gue Kristal." Ujar Kristal seraya mengulurkan tangannya pada Galaksi.
Sejenak Galaksi terdiam menatap tangan Kristal yang tengah menunggu jabatan tangan darinya. Sesaat kemudian ia kembali menatap wajah Kristal yang semakin menampakkan senyuman manis padanya.
"Galaksi," Ucap Galaksi pelan seraya menjabat tangan Kristal, sekilas dan akhirnya melepaskannya kembali.
Suasana kembali sunyi. Wajah Galaksi masih terlihat datar meski sejak tadi Kristal melemparkan senyuman manis padanya. Melihat sedikit kecanggungan antara Galaksi dan Kristal, Berlian berusaha untuk mengalihkan perhatian keduanya.
"Yaudah kalo gitu, kalian ngobrol-ngobrol dulu aja. Gue pergi dulu ya?"
Ucapannya itu segera mendapatkan tatapan tajam dari Galaksi. Dahi Galaksi tampak mengerut. 'Maksudnya apaan ini?' Batin Galaksi bingung.
"Ayo!" Berlian segera meraih tangan Gerhana kemudian menariknya untuk pergi, membiarkan Galaksi untuk berduaan dengan Kristal. Sementara Gerhana tak menolak, ia hanya menurut saat Berlian menariknya untuk pergi.
Galaksi menatap tajam kepergian Berlian dan Gerhana yang meninggalkan kebingungan dan keheranan baginya. Dahinya mengerut, matanya menyipit. Galaksi tak mengerti apa yang tengah Berlian berusaha lakukan dengan memperkenalkannya pada Kristal.
Sejenak Galaksi terdiam menatap bayangan Berlian dan Gerhana yang mulai menghilang dari pandangannya. Kemudian Galaksi mengalihkan pandangannya pada Kristal, membuat Kristal refleks ikut menatapnya. Perlahan senyuman di bibir Kristal tampak hadir kala mendapatkan tatapan lekat dari Galaksi.
"Sorry, kalo gue baleh nanya, emangnya lo udah kenal lama sama Berlian?" Tanya Galaksi dengan tak melepaskan tatapan lekatnya dari wajah Kristal.
"Nggak, gue baru kenal dia, bahkan gue baru ketemu dia pagi tadi." Jawab Kristal seadanya.
Galaksi semakin dibuat bingung oleh ungkapan Kristal. Matanya semakin menyipit, dahinya semakin mengerut.
"Trus kenapa dia ngenalin gue sama lo? Gue rasa, kayanya dia sengaja ya ngenalin kita?" Ucap Galaksi dengan nada mengintrogasi.
"Eum.. Iya. Sebenernya tadi dia bilang sama gue, kalo dia mau ngenalin gue sama lo. Dan dia juga mau, kalo kita lebih dari sekedar kenalan dan temenan." Ungkap Kristal yang membuat Galaksi semakin mengerutkan dahinya, bingung.
'Maksudnya apaan sih?' Gumam Galaksi, benar-benar tak mengerti mengapa Berlian menginginkan hal itu terjadi. Itupun pada Kristal. Memang tidak ada yang salah pada Kristal, hanya saja masalahnya adalah orang baru yang baru saja bertemu.
Sesaat kemudian, kerutan dahi Galaksi perlahan hilang. Galaksi tampak mengambil nafas dalam-dalam kemudian membuangnya panjang. Ia menutup matanya rapat-rapat, kemudian mengusap wajahnya kasar dengan kedua telapak tangannya kala mengingat alasan pasti mengapa Berlian melakukan semua hal ini.
Sesaat kemudian ia membuka matanya dan kembali menatap Kristal yang masih memperhatikan pergerakannya.
"Sorry, Kristal. Lo nggak usah nganggep serius permintaan Berlian ya? Gue rasa itu terlalu berlebihan. Dan lo nggak perlu ngelakuin apa yang diminta Berlian." Ucap Galaksi.
"Nggak kok, gue sama sekali nggak keberatan sama permintaan Berlian." Ungkap Kristal yang hanya mendapatkan tarikan nafas panjang dari Galaksi.
"Tapi kalo lo emang nggak suka sama gue, its okay. Seenggaknya kita masih bisa temenan." Lanjut Kristal.
"Nggak, bukan gitu maksud gue. Gue cuma nggak percaya aja Berlian ngenalin kita dengan tujuan kaya gitu." Ucap Galaksi tampak sedikit gelisah, ia takut Kristal salah faham atas ucapannya.
Perlahan Kristal menundukkan kepalanya saat merasa bahwa sepertinya Galaksi tak setuju atas permintaan Berlian. 'Dia nggak suka sama lo, Kristal.' Kesimpulannya.
"Lo cantik," Ujar Galaksi tiba-tiba, membuat Kristal segera mengangkat kepalanya yang sempat tertunduk dan menatapnya tajam.
"Siapapun bisa jatuh cinta sama lo." Meski dengan wajah datar juga dengan nada datar, nyatanya kalimatnya itu berhasil menciptakan senyuman tipis nan manis yang menghiasi bibir Kristal.
"Tapi soal gue yang suka sama lo. Gue nggak tau bisa suka atau nggak sama lo." Lanjut Galaksi seadanya.
"Ya, its okay. Cuma temenan juga udah cukup buat gue." Ucap Kristal yang terus dihiasi senyuman manisnya.
Perlahan namun pasti, akhirnya wajah datar Galaksi mulai dihiasi oleh senyuman, tipis namun tak kalah manisnya dengan senyuman yang terus terpajang di bibir Kristal. Tatapannya pun terus mengikat wajah Kristal yang masih menatapnya lekat.
"Yaudah kalo gitu gue pergi dulu ya, gue ada sedikit urusan." Ujar Galaksi minta diri.
"Iya." Jawab Kristal singkat.
Galaksi sempat melemparkan senyuman manisnya pada Kristal sebelum akhirnya memutuskan untuk melangkah pergi meninggalkan Kristal.
Sejenak Kristal terdiam menatap lekat kepergian Galaksi. Kemudian ia pun melangkahkan kaki berlawanan arah dengan Galaksi.
———
Selamat hari raya idul adha dari aku, guys🤗 Mohon maaf lahir dan batin ya. Semoga kalian bisa maafin aku kalo aku ada salah😊
Oke, simak terus kelanjutan cerita Gerlian ya😍 Jgn lupa vote nya🤣 See you next part❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Gerhana Berlian Season 2
Teen Fiction[Completed] Berjuang dan Berkorban Bersamamu Ada satu elemen bumi yang masih tersembunyi. Menjadi Rahasia. Fatamorgana. Bukan itu, justru hal sebaliknya yang entah apa namanya. Sesuatu yang ada, namun seolah tiada. Sesuatu yang berusaha dihempaskan...