Perlahan pintu terbuka. Sebuah senyuman manis dan tatapan sendu nan menawan tampak menunggu pintu benar-benar terbuka, demi melihat sang pujaan hati yang selalu membuatnya rindu.
Pintu benar-benar terbuka. Mempertemukan wajah tampan nan berseri dengan wajah manis yang masih tampak sendu, namun tak mengurangi kecantikannya.
"Halo, tuan putri. Apa kau sudah siap untuk berkencan bersama pangeranmu ini?" Seiring dengan ucapannya, Gerhana tampak menunduk bak seorang pangeran yang memberi hormat pada tuan putrinya.
Melihat Gerhana yang berlaku demikian, membuat sendu di wajah Berlian perlahan lenyap dan kemudian berganti dengan wajah berseri dengan dihiasi senyuman nan manis.
"Gerhana, apaan sih?" Ujar Berlian tak habis fikir, membuat Gerhana segera mengangkat kepalanya yang sempat tertunduk, dan menatap Berlian dengan lekat.
Gerhana segera berdiri tegak, sementara senyuman indah nan manis masih menghiasi bibirnya dengan sempurna. Saat bola matanya berhasil mengikat wajah Berlian, perlahan ia menyilangkan kedua tangannya di dadanya. Kemudian ia mengamati penampilan Berlian dari bawah hingga atas dengan seksama.
"Hmm.. Kayanya Berliannya Gerhana udah berubah jadi bidadari beneran, ya?" Ucap Gerhana yang berhasil membuat Berlian blush seketika.
"Hufftt... Malah gombal lagi." Ucap Berlian demi menyembunyikan pipinya yang mulai memerah.
"Nggak, gue nggak gombal. Gue serius. Setelah bergaul sama badboy kaya gue, justru lo malah berubah jadi feminim kaya gini. Awalnya sih kaku, tapi sekarang feminimnya natural. Cantik."
Seiring dengan kalimat terakhirnya, Gerhana mengedipkan sebelah matanya yang berhasil membuat Berlian membulatkan matanya, tatapannya tajam, senyumannya menyusut seketika, tak menyangka jika Gerhana akan mengedipkan matanya dengan kedipan nakal.
"Gue jadi makin sayang." Lanjut Gerhana yang nyatanya kembali berhasil membuat Berlian blush.
Sebuah senyuman tampaknya akan segera hadir. Namun dengan sekuat tenaga Berlian menahan senyuman untuk tidak muncul. Ia mengalihkan pandangannya ke arah lain demi menyembunyikan hatinya yang tengah berbunga-bunga. Dan nyatanya ekspresi Berlian itu justru terlihat sangat menggemaskan.
"Kenapa sih ekspresi lo selalu gemesin kalo lagi malu-malu kaya gini?" Ujar Gerhana seraya mencubit hidung Berlian dengan sangat gemas.
"Aww, Gerhana! Apaan sih?" Ujar Berlian seraya menepis tangan Gerhana pelan. Sementara Gerhana justru malah tertawa saat melihat wajah Berlian yang semakin menggemaskan.
Hingga akhirnya, tawanya terhenti saat bola matanya berhasil menangkap bayangan bucket bunga yang sedari tadi terus digenggam Berlian.
"Hmm, bunga dari siapa?" Tanya Gerhana yang membuat Berlian segera mengalihkan pandangannya ke arah bucket bunga yang digenggamnya.
"Oh, ini bunga dari Galaksi." Jawab Berlian yang segera disambut oleh anggukan dari Gerhana.
"Oh iya, lo ngajak Galaksi, nggak? Kalo dia mau, dia boleh ikut."
"Hah? Nggak, nggak usah." Sambar Berlian yang berhasil membuat Gerhana sedikit bingung.
"Loh, kenapa? Ini kan ulang tahun lo. Kenapa dia nggak ikut?" Ucap Gerhana yang membuat Berlian semakin gugup dan bingung.
Pasalnya Berlian tidak mau Galaksi ikut. Setelah mengingat apa yang sempat dikatakan Galaksi, Berlian takut jika semuanya akan berantakan jika Galaksi tidak bisa menahan dirinya.
"Eum.. Galaksi.. Dia.. Ada urusan. Jadi dia nggak bisa ikut." Alasannya. Namun nyatanya kegugupannya itu berhasil membuat Gerhana semakin bingung.
"Eum.. Lebih baik kita berangkat sekarang, yuk." Lanjut Berlian sebelum Gerhana kembali membahas tentang Galaksi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gerhana Berlian Season 2
Dla nastolatków[Completed] Berjuang dan Berkorban Bersamamu Ada satu elemen bumi yang masih tersembunyi. Menjadi Rahasia. Fatamorgana. Bukan itu, justru hal sebaliknya yang entah apa namanya. Sesuatu yang ada, namun seolah tiada. Sesuatu yang berusaha dihempaskan...