Setelah berdebat dengan Galaksi, rasanya nafsu makannya lenyap seketika, sekalipun perutnya terasa keroncongan. Berlian memilih pergi menuju taman, setidaknya udara sejuk taman bisa membuatnya merasa lebih tenang.
Tanpa disadari Berlian, sepasang kaki perlahan mendekatinya. Langkahnya perlahan namun pasti, hingga langkahnya terhenti saat berada di samping Berlian. Kemudian ia duduk di samping Berlian dengan sangat pelan.
Menyadari ada seseorang yang duduk di sampingnya, Berlian segera mengangkat kepalanya yang sempat tertunduk dan mengarahkan pandangannya pada seseorang yang kini berada di sampingnya.
Dahinya mengerut saat mengetahui bahwa itu adalah Gerhana. 'Tumben datengnya diem-diem? Nggak ngagetin gue pula.' Batin Berlian bingung. Terlebih saat melihat wajah Gerhana yang tanpa ekspresi, pandangannya pun lurus ke depan.
'Tapi nggak papa deh. Seenggaknya dia nggak akan bikin gue tambah kesel.' Batin Berlian. Ia pun kembali mengalihkan pandangannya ke arah lain, menatap lurus ke depan.
"Lo kenapa?" Tanya Gerhana dengan nada datar, yang kemudian segera mendapatkan tatapan lekat dari Berlian.
Sebelum Berlian menjawab pertanyaannya, Gerhana segera mengalihkan pandangannya menatap Berlian. Senyuman tipis perlahan hadir menghiasi bibir Gerhana. Sementara Berlian hanya terdiam melihat tatapan Gerhana yang tampak lain dari biasanya.
"Lo berantem sama Galaksi?" Ucap Gerhana dengan nada santai, tanpa merasakan gejolak hebat dalam diri Berlian ketika ia mendengar nama Galaksi.
"Nggak, gue sama Galaksi baik-baik aja." Ucap Berlian berusaha terlihat santai dan segera mengalihkan pandangannya ke arah lain.
Berlian tidak mau jika Gerhana mengetahui masalah yang terjadi antara dirinya dan Galaksi. Jika Gerhana tahu yang sebenarnya, Berlian yakin dengan pasti bagaimana reaksi yang akan dilakukan Gerhana. Pertentangan atau bahkan perkelahian sengit antara Gerhana dan Galaksi tak mungkin dapat dielakkan lagi.
Sejenak Gerhana membuang nafas pelan mendengar jawaban Berlian. Senyuman tipis di bibirnya semakin mengembang dan tampak terlihat manis di bibirnya. Bola matanya masih mengikat wajah Berlian yang mulai kembali gelisah.
"Jangan salahin dia. Siapapun bisa jatuh cinta ngeliat cewe secantik lo dan se-sweet lo." Ucap Gerhana yang segera mendapatkan tatapan tajam dari Berlian.
Dadanya tersentak, dahinya mengerut, terkejut mendengar apa yang dikatakan Gerhana.
"Gerhana? Lo tau kalo Galaksi..." Ujar Berlian yang sengaja ia gantung.
"Ya, gue tau. Tadi nggak sengaja gue denger pembicaraan lo sama Galaksi." Ucap Gerhana seadanya, namun membuat Berlian semakin bingung dengan senyuman manis yang dihadirkannya.
"Trus? Lo nggak marah?" Tanya Berlian benar-benar tak mengerti atas reaksi yang diberikan Gerhana.
"Marah? Kenapa harus marah?" Balik tanya Gerhana.
"Galaksi kan suka sama... Gue.." Ucap Berlian yang dengan sengaja memperlambat nada bicaranya diakhir kalimatnya, rasanya ia pun tak ingin mengatakan hal itu.
"Ya terus kenapa? Kan gue udah bilang, dia nggak salah. Siapa sih yang nggak bakal jatuh cinta sama cewe semanis lo?" Ucap Gerhana dengan penuh senyuman, membuat Berlian semakin tak mengerti.
Seharusnya bukan ini reaksi yang diberikan Gerhana. Namun nyatanya justru Gerhana bisa setenang ini saat mengetahui bahwa Galaksi mencintai Berlian.
"Gue nggak ngerti deh. Kok lo bisa sih bersikap kaya gini? Bukannya dulu lo paling nggak terima kalo ada cowo lain yang deketin gue? Tapi sekarang? Yang jelas orang itu udah ngungkapin perasaannya sama gue, tapi lo kok biasa-biasa aja sih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Gerhana Berlian Season 2
Teen Fiction[Completed] Berjuang dan Berkorban Bersamamu Ada satu elemen bumi yang masih tersembunyi. Menjadi Rahasia. Fatamorgana. Bukan itu, justru hal sebaliknya yang entah apa namanya. Sesuatu yang ada, namun seolah tiada. Sesuatu yang berusaha dihempaskan...