"Berlian.." Ujar Gerhana.
Kini mereka masih berada di tempat yang sama dan dalam posisi yang sama. Berlian pun masih sibuk dengan makanannya tanpa menghiraukan Gerhana yang sedari tadi terus menatapnya lekat.
"Hmm?" Ujar Berlian singkat.
"Lo tau besok hari apa?" Tanya Gerhana dengan menatap Berlian lekat.
"I know. My birthday. I will'nt forget that." Jawab Berlian dengan santai.
"Eum... Kita jalan yuk?" Ujar Gerhana setelah sempat terdiam sejenak.
"Kemana?" Tanya Berlian singkat.
"Ada deh. Pokoknya malem ini lo harus ikut gue."
"Gue sih oke oke aja. Tapi....." Ucap Berlian yang sengaja ia gantung.
"Tapi apa?" Tanya Gerhana.
"Asal jangan bawa gue ke kamar kaya waktu lo ulang tahun." Ucap Berlian seadanya, namun berhasil membuat Gerhana menahan tawanya.
"Ya ampun, Berlian. Lo masih inget kejadian itu?"
"Iyalah. Gak mungkin gue bisa ngelupain kejadian itu." Ucap Berlian seadanya.
"Lo tenang aja. Gue gak bakal ngelakuin hal yang sama kaya dulu lagi. Percaya sama gue."
"Oke, gue ikut." Keputusan Berlian itu nyatanya berhasil menghadirkan senyuman indah nan manis di bibir Gerhana.
Dalam moment yang sama, di hari spesial. Gerhana akan kembali membuat rencana yang sama. Konsep yang berbeda, namun dengan kesan yang sama.
Suasana kembali sunyi. Berlian kembali fokus pada makanannya, sementara Gerhana telah bergelut dengan minuman yang ada di hadapannya. Namun, tiba-tiba datang sosok yang menghancurkan ketenangan itu. Sosok yang datang tanpa diundang, namun bukan jelangkung. Yang datang secara tiba-tiba, namun bukan makhluk astral.
"Hai.." Ujarnya tepat di hadapan Berlian, dengan sengaja ia menyandarkan tubuhnya pada meja dengan tumpuan sebelah tangan.
Bintang yang berlaku demikian. Dan yang dilakukannya itu segera mendapatkan tatapan tajam dari Berlian, atau lebih tepatnya tatapan bingung. Sementara yang ditatapnya tajam justru malah menatapnya lekat dan menampakan senyuman manis miliknya.
"Hmm.. Bener-bener kaya berlian. Dari hari ke hari, cantiknya nggak pernah pudar." Ucap Bintang yang akhirnya mendapatkan tatapan tajam dari Gerhana.
Sementara Langit dan Pelangi yang juga datang bersama Bintang segera duduk di kursi yang berhadapan dengan Gerhana dan Berlian.
"Halo, nona manis." Ujar Bintang dengan tatapan yang tak lepas dari wajah Berlian.
Tangan yang menumpu tubuhnya ia tengadahkan seakan ingin mendapatkan jabatan tangan dari Berlian. Sejenak Berlian terdiam menatap Bintang yang semakin dalam menatap dirinya.
Hingga ketika ia melihat senyuman yang terus terpajang di bibir Bintang, perlahan namun pasti akhirnya sebuah senyuman hadir di bibir Berlian.
"Halo juga, tuan tampan." Ucap Berlian seraya menyimpan tangannya di atas tangan Bintang yang segera digenggam oleh Bintang. Tatapannya terhadap Bintang terlihat sendu, namun sangat manis.
"Wow, gadis bermata biru ini manggil gue tuan tampan? Bagus sekali." Setelah menyelesaikan kalimatnya, perlahan Bintang mengarahkan bibirnya mendekati tangan Berlian kemudian mengecupnya lembut.
"Hey!" Gertak Gerhana dengan menepis kasar tangan Bintang kemudian mencengkram keras kerah baju Bintang, membuat Bintang mau tak mau harus melepaskan tangan Berlian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gerhana Berlian Season 2
Novela Juvenil[Completed] Berjuang dan Berkorban Bersamamu Ada satu elemen bumi yang masih tersembunyi. Menjadi Rahasia. Fatamorgana. Bukan itu, justru hal sebaliknya yang entah apa namanya. Sesuatu yang ada, namun seolah tiada. Sesuatu yang berusaha dihempaskan...