Hari minggu tentunya merupakan hari yang dinantikan banyak orang untuk menikmati akhir pekan, baik bersama keluarga maupun kekasih. Tidak seperti aku dan kalian tentunya hehe. Biasanya aku hanya berdiam diri di atas ranjang sambil menatap langit-langit kamar sepanjang hari.
Tapi minggu ini aku akan peegi berenang dengan teman temanku yeyyy.
Kami hanya berlima, siapa lagi kalau bukan aku, Ryan, Ifan, Nadine dan Rani, Shila tidak ku ajak, ya karena aku tahu dia akan pergi dengan Reza.
Kini aku sedang berjalan di trotoar menuju kolam renang umum terdekat. Tentu nya aku sangat semangat, siapa yang tidak senang menghabiskan akhir pekan bersama pujaan hati? Ciaelah... Membayangkan wajah lucunya bermain dengan air ahh sial. Cukup Eyraaaaa
"Awww apaan sih?" Refleks ku saat seseorang menubruk kencang bahuku.
Perempuan itu bertolak pinggang dengan wajah angkuhnya. Ku lihat ia dari atas sampai bawah dengan sinis. Sepertinya usianya tidak jauh dariku. Dia mengenakan pakaian Taekwondo lengkap dengan sabuk birunya pantas saja sombong.
"Terus? Peduli amat,"
Benar kan? Sombong lagipula siapa peduli dengan orang yang pakai baju Taekwondo seperti dia? Dia pikir aku takut apa?
"Salah itu minta maaf mba."
"Lu nya ae lemah di senggol dikit alay... lagian jalan bukannya liat-liat malah senyum- senyum," jawabnya.
Hey ini tidak sepenuhnya sakit aku hanya kaget dan kesal dengan orang yang seenak jidat. Sial ini juga gara-gara memikirkan Ryan!l sih. Lagian wanita ini siapa sih? Di daerah sini memang ada sebuah perguruan taekwondo yang setiap Minggu berlatih setahuku.
"Trotoar bukan buat orang lari tapi buat jalan," jelasku.
Dia diam, dia memang sedang lari pagi dengan anak Taekwondo yang lain. Dia mendekat ke arahku, aku hanya melihat apa yang akan ia lakukan. Aku tahu tubuhnya lebih tinggi dariku, tapi tidak perlu mengintimidasi juga. Lagian kan dia yang nabrak tadi.
"Gausah macem-macem," ancam nya dengan sangar.
"Macem macem apalagi anjir. Susah ya ngomong ama si paling jago," malasku.
Dia diam. Aku heran kenapa orang gampang sekali emosi saat berbicara denganku. Ini aku yang menyebalkan atau mereka yang emosian?
"Woi ayo lari lagi malah ngobrol," kata seseorang yang baru saja mendekat ke arah kami. Aku menoleh, itu Bian! Astaga orang ini lagi, ini bukan kebetulan ya karena Bian memang anak Taekwondo. Tentunya ia akan berlatih setiap hari minggu.
"Eh ada lu, Ra," kata Bian lagi.
"Iye dong mo jalan gue biar ga jomblo kek lu," ejekku.
Ia diam, begitu juga perempuan yang tadi. Ini anak Taekwondo habis dikasih obat apa sih? Pada suka diem dieman.
Perempuan itu mendecih dan mendelik lalu lari lagi.
"Bye neng jago! Pegi lu jauh-jauh!" ucapku pelan.
"Lah kenal lu?" Tanya Bian. Aku menggeleng.
"Pinjem ini," ucap Bian lalu mengambil jaket yang aku pegang dan menyusutkan wajahnya yang berkeringat. Jorok
Tanpa merasa bersalah ia pun berlari lagi. Kurang ajar!
Aku pun berjalan lagi dan sampai di tempat renang. Mereka sudah kumpul.
"Woi woi ayo nyemplung," ajak Ifan antusias.
"Pemanasan dulu oi," tegur Nadine.
"Kelelep mampus," tambah Rani.
"Bacot, makan dulu enak," kata ku sambil mengeluarkan seplastik gorengan yang aku beli tadi. Tak butuh waktu lama gorengan itu habis. Tidak baca bismillah atau bagaimana sih?
Setelah itu mereka mengganti bajunya di ruang ganti kecuali aku, Ryan dan Ifan. Mereka hanya tinggal melepas baju. Tentunya aku tidak! Aku sudah memakai celana selutut dan kaos.
Lalu aku mulai perenggangan agar tidak keram. Ifan sedang lari-lari mengelilingi kolam, katanya sih pemanasan haha tapi ku tahu paling dia mau sekalian cuci mata.
"Ra lu cakep banget anjir."
Aku yang sedang melihat kebodohan Ifan ternganga mendengar itu. Lalu aku menoleh ke samping melihat Ryan yang sedang tersenyum lebar.
"Cakep apaan? Nih belekan," elakku.
Padahal jauh di dalam sana, rasa ini semakin bergejolak.
"Tapi serius loh," timpalnya lalu mengambil kotoran yang ada di sudut mataku yang ku sebut belek. Ini gila? Dia kenapa? Ya tuhan jangan biarkan aku semakin terkubur dengan rasa ini.
Duh Ryann, apa ia tak tahu aku sangat berdebar sekarang...
to be continue
Thanks for reading
Vote n comment
KAMU SEDANG MEMBACA
(Un)Covered
Teen Fiction"Lu itu kayak Jepang tau nggak, sih? Dateng disambut seneng karena dianggap pembebas dari penjajah Belanda tapi nyatanya Jepang juga ngejajah. Nah kalo lu itu dateng ke idup gue, ngelepasin gue dari seseorang dan masalah gue. Tapi akhirnya gue malah...