Aku sedikit semangat menemani Bian latihan, karena hari ini adalah hari terakhirku menjadi korban jajahan dan kerja paksa dari si Albian sialan. Dan setelah itu aku bebas yeyy. Aku juga membelikan Bian minuman. Aku langsung menuju lapangan setelah membeli minuman itu. Aku duduk di tempat biasa, latihan belum dimulai.
Tak lama kemudian Dila berlari ke arahku dengan senyum riangnya. Aku memandangnya heran, ada apa lagi?
"Eh kamu tau ga sih. Ternyata Bian makin baik banget setelah aku sama dia pacaran," ucapnya tiba-tiba. Apa sih? Datang-datang langsung banyak bicara.
"Kayanya aku mulai ada rasa deh sama dia," lanjutnya lagi. Ini kenapa dia jadi bilang ke aku? Apa urusannya?
"Oh ya udah bilang ama Bian lah. Jangan sama gue," balasku.
Dila hanya menyengir.
"Oh ya kata Bian. Ini hari terakhir kamu jadi asisten dia kan?"
Aku menoleh ke arahnya. Jadi Bian menceritakannya kepada Dila? Aku mengangguk. Jadi apa saja yang sudah Bian ceritakan pada gadis ini?
"Hmm bagus deh. Kan sekarang Bian udah ada aku ya. Jadi kamu ga perlu lagi tuh susah susah perhatiin Bian pas latihan. Bukan maksid apa-apa ya. Aku cuma gamau Bian bikin kamu repot," kata Dila.
Hey! Lagian siapa juga yang mau jadi babu Bian? Kalau tidak ada utang budi dan keterpaksaan aku juga tidak mau.
"Iya emang ngerepotin cowok lu," kataku yang membuat Dila melepas tawanya. Apa sih? Siapa yang melawak?
"Eh pacar. Udah siap latihannya?"
Itu Bian, seperti nya ia baru saja mengganti bajunya. Bian sibuk menggoda pacarnya. Sedangkan aku? Duduk diam memeluk dua botol minuman. Apa Bian tidak tahu aku ada disini ya?
"Eh ada lu juga, Ra,"
Dari tadi hey! Buta
"Gue balik ya. Kan lu dah ada babu baru. Eh udah ada pacar maksudnya maap. Jadi ga ada guna gue disini," ucapku.
"Enak ae. Ga bisa, janjinya kan tujuh hari," kata Bian.
"Ga ada yang janji. Lu nya ae yang maksa sat," tegasku.
"Ya ys emang. Intinya lu jangan balik. Lu ada guna nya ko,* kata Bian.
"Lu tuh penyemangat gue pas latihan. Asik aja gitu liat muka lu kesel nunggu gue selesai latihan. Ya walau lebih semangat liat muka cewe gue sih. Ye ga by?" Ucap Bian sambil menatap Dila.
Sialan!
Tak lama setelah itu latihan pun dimulai. Seperti biasanya aku menjadi orang bodoh lagi yang mendengarkan musik di pinggir lapangan sambil melihat Bian.
Bian terus saja menempel pada Dila. Jogging berdua, pasangan latihan berdua, dan sejenisnya. Aneh! Sejak kapan pasangan latihan bisa perempuan dan laki laki? Rasanya saat aku melihat mereka ada rasa kesal. Entah kenapa. Ini bukan cemburu!
Yang membuat aku kesal mungkin karena Bian tidak mengikuti aturan. Harusnya kan pasangan latihan itu laki-laki dengan laki-laki. Begitu juga sebaliknya. Nah ini? Kenapa jadi perempuan dengan laki-laki? Mengesalkan bukan?!
Waktu istirahat pun tiba, Bian dan Dila menghampiri ku dan duduk di sebelahku. Dila mengelap keringat Bian dengan tissue. Wtf, pacaran teross!
Tanpa kata aku menyodorkan sebotol minuman yang aku beli. Bian menoleh ke arahku dan tersenyum.
"Wih, tumben temen gue baek. Buat Dila mana? Yang ini ya?" Kata Bian lalu mengambil botol lainnya yang aku pegang. Apa apaan? Ini punyaku.
"Pacaran kok ga modal. Yang ini punya gue," kataku sambil mengambil minuman punyaku. Enak saja main ambil dan memberikannya pada Dila!
"Aku bawa minum kok," saut Dila sambil mengeluarkan minuman dari tasnya.
"Dah lah gue balik," ucapku lalu berdiri.
"Ga ada. Tunggu selesai oi!" Kata Bian sambil menarik tanganku. Aku menepisnya, apa sih pegang pegang.
"Terus? Lu mau kaya waktu itu? Gue nunggu ampe selesai dan lu balik bareng cewe lu?" Kataku mengungkit kejadian beberapa hari lalu.
Bian hanya diam. Nah kan mingkem dia!
"Lagian gue bosen liat yang pacaran," kata ku pelan lalu melangkahkan kaki menjauh dari mereka.
"Dih ngiri lu? Makanya cari cowok!" Ledek Bian sambil teriak lalu tertawa bareng Dila. Sialan!
Memalukan! Aku mempercepat langkahku pergi dari tempat yang membuatku pegal hati melihat Bian dan Dila.
Ok jangan kesal! Ini adalah hari terakhir, besok aku akan bebas melakukan apa pun tanpa ada paksaan atau perintah.
To be continue
Thanks for reading
Vote n comment guys
KAMU SEDANG MEMBACA
(Un)Covered
Novela Juvenil"Lu itu kayak Jepang tau nggak, sih? Dateng disambut seneng karena dianggap pembebas dari penjajah Belanda tapi nyatanya Jepang juga ngejajah. Nah kalo lu itu dateng ke idup gue, ngelepasin gue dari seseorang dan masalah gue. Tapi akhirnya gue malah...