Senin yang indah.
Tidak hujan, tidak pula harinya dipenuhi dengan omelan tak jelas dari atasannya. Rasanya makin lengkap saja.
Meskipun hari senin banyak dibenci orang-orang, tapi Sea tetap menyukainya. Memang, dulu ia sempat membenci hari senin karena harus mengikuti upacara bendera. Tapi saat mulai bekerja tentu terbalik. Rasanya hari senin adalah hari tercepat. Cepat menuju waktu istirahat, cepat juga menuju waktu pulang kerja. Berbeda dengan hari selasa yang setiap jam, setiap detiknya terasa amat lambat.
Entah mengapa bisa begitu. Padahal mungkin semua hari sama saja.
Tapi hari yang indahnya harus dirusak dengan keberadaan Ervan di teras rumahnya. Sea memicing tajam. Mau apa laki-laki itu disini?
"Mas Ervan ngapain disini?"
"Duduk. Kamu gak lihat saya lagi duduk?" Oh bahkan jawaban menyebalkan itu meluncur begitu saja dari bibir seksi Ervan Alfareza. Tapi, bukan itu fokus Sea sekarang.
Gadis itu mendecak sebal. "Orang manapun juga pasti tau kalau Mas Ervan sekarang itu lagi duduk."
"Ya terus kenapa kamu masih tanya?"
"Bukan itu!!! Ck! Pulang sana!"
"Heh! Gak sopan. Lagi bertamu malah diusir." Entah sejak kapan Ibunya datang, Sea tidak menyadari. Teguran itu membuat Sea mendengus sebal. Ia hendak masuk ke dalam rumah namun harus tertahan karena Ibunya mencekal tangannya.
"Mana pesanannya?"
"Pesanan apa sih? Tiba-tiba begitu."
"Lho? Kamu gak baca whatsapp memangnya?"
"Memangnya Mami whatsapp aku?" Sea buru-buru meraih hapenya di dalam tas. Lalu meringis ketika di layar kunci terpampanh notifikasi whatsapp dari Ibunya. Ia meringis ketika mendengar decakan sang Ibu.
"Udah dibilangin. Kalo hape tuh jangan di mode silent terus kenapa sih? Kayaknya rugi banget."
"Aku lupa. Maaf."
"Tanggung jawab ya? Balik lagi ambilkan pesanan aku tadi," kata Ibunya.
Meski sebetulnya malas, tapi Sea tidak bisa menolak. Dia menghela pelan, memutar bola matanya malas. Memangnya tidak bisa kalau pesanan itu diambil besok?
"Yaudah, biar saya aja, tante. Kasian Sea baru pulang." Suara Ervan terdengar, membuat Sea memicing heran.
"Gak usah, Van. Udah biar dia aja."
Bukan ibu tiri namun kejamnya luar biasa. Sea mendesis melihat reaksi Ibunya begitu.
"Kok aku? Ayolah, Mi.... itu Mas Ervan udah baik mau ambilkan."
"Yang salah kamu, kenapa Ervan yang tanggungjawab."
"Ishh!!! Emangnya gak bisa besok apa? Ganggu tau!"
"Gak bakal ganggu kalau kamu tadi baca whatsapp nya," balas Ibunya.
"Yaudah, kasih aku waktu buat mandi dulu." Sea lagi-lagi ditahan ketika hendak masuk ke dalam rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love At First Sight
RomanceEnggak. Ini mustahil. "Apa? Mas bilang apa tadi?" "Menikah dengan saya. Jadi istri saya. Ya?" Seandra bahkan tak pernah mengira kalau tetangga dekatnya itu menaruh perhatian padanya. Dan sekarang apa? Dia bahkan diminta untuk jadi istrinya? Heck! Y...