14 | Mulai dari nol, ya?

6K 362 3
                                    


"Kenapa kamu memintanya? Perceraian itu."

Ervan tengah menerka-nerka apa jawaban yang akan diberikan Sea. Dan Haru, yang sempat menghilang dari pikirannya kini harus kembali lagi. Bersemayam di dalam kepala gantengnya untuk membuat Ervan overthinking dengan permintaan istrinya ini.

"Aku rasa, aku gak bisa jalanin ini sama kamu, mas."

Bahu lebar laki-laki itu melemas namun tak kentara. Tebakannya memang benar. Haru ikut terlibat dalam permintaan Sea. Barangkali gadis itu ingin kembali bersama mantan kekasihnya itu.

Tapi bagaimana pun Ervan tidak akan menyetujuinya. Haru pernah menyakiti Sea. Dulu sekali. Dan sekarang gadis itu ingin kembali pada pemuda bau ingus itu? Cih, Ervan tidak akan sudi melepas Sea begitu saja untuk Haru.

"Jadi alasan kamu ingin pisah kamar berkaitan dengan hal ini?" tanya Ervan.

Anggukan dari istrinya semakin membuatnya mantap menuduh Haru dalang dibalik Sea yang meminta cerai setelah 30 hari berlalu.

Soal dia yang meminta menjaga jarak, Sea memikirkannya setelah mereka sah menjadi suami istri. Dia tahu kalau Ervan menginginkannya hanya sebatas untuk memanas-manasi Ayana. Karena sebetulnya Ervan sama sekali tidak menginginkannya.

"Aku gak mau kita melebihi batas, mas. Aku cuma gak mau, nantinya timbul penyesalan dari kita berdua dikemudian hari."

Ugh! Persetan dengan itu Sea. Lalu apa yang di Bali itu? Yang di atas ranjang pada saat malam tiba. Atau pada saat malam pertama mereka pindah ke sini? Memang itu bukan sesuatu yang terlampau jauh, namun bila dilihat dari kejadian sekarang, harusnya sedari awal Sea menolak interaksi fisik dari Ervan, kan? Waktu itu bahkan Sea diam saja menerima rengkuhan hangat dari laki-laki itu.

"Tapi kamu bahkan gak mengetahui dengan benar isi kesepakatan itu, kan?" Ervan terlihat akan beranjak. Dia menatap dalam istrinya sekali lagi. Jujur saja, dia tidak mau melanjutkan obrolan ini bukan karena dia membiarkan Sea begitu saja dengan keinginan konyolnya. Dia sudah terlalu emosi saja untuk menghadapinya.

"Gak akan pernah terjadi. Sampai kapanpun, saya tidak akan menceraikan kamu."

Iya benar begitu. Karena dalam kesepakatan itu berisi penawaran untuk menjadi istri seorang Ervan Alfareza seumur hidup. Dan yang dikatakan Ervan benar. Sampai kapanpun laki-laki itu tidak akan menceraikan Sea. Toh, gadis itu sendiri yang setuju dengan kesepakatan itu tanpa bertanya lebih lanjut apa isi penawarannya.

Laki-laki yang semula menatapnya tajam itu kini berlalu. Tak peduli lagi dengan makanan yang sudah dibuat istrinya khusus untuk ia. Yang terpenting adalah dia menyingkir dari sana sebelum membuat keputusan yang gegabah.

Namun Sea, masih bergeming. Dia sama sekali tak terpancing emosi macam Ervan. Namun dia hanya memikirkan, apa sebenarnya isi kesepakatan itu. Betapa bodohnya dia waktu itu yang langsung menyetujui tanpa bertanya lebih lanjut isi kesepakatannya.

Meski sudah tak berselera, Sea tetap melanjutkan makannya. Mubazir sekali kalau jerih payahnya dibuang begitu saja.

**

Dan mungkin kesalahan Sea fatal sekali bagi Ervan. Karena sedari pagi laki-laki itu tidak kelihatan batang hidungnya. Sekedar untuk sarapan, Ervan tidak menunjukkan dirinya. Membuat Sea diam-diam menghela berat.

Duh, baru juga menikah beberapa hari sudah bertengkar begini. Apa semua orang yang sudah menikah itu begini, ya? Oh atau saat masa pacaran pun mengalami hal seperti ini? Soalnya Sea tidak tahu karena belum sempat berpacaran. Kalau dengan Haru saat itu, kan, cuma akting saja. Aslinya mereka cuma temenan biasa, bukan pacaran.

Love At First SightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang