7 | Tolong jauhkan mereka ya Tuhan

6.1K 391 8
                                    


Seriusan banget ini diajakin?

Ya tentu tidak semudah itu Sea menerima. Memangnya dia perempuan apa? Meskipun cinta berat Sea tidak akan bego seperti itu.

"Maksudnya perumpamaannya, Mas. Bukan ngajakin," kata gadis itu.

"Saya ngajak."

"Gila! Sama kucing sana."

Ervan tertawa mendengar ucapan Sea. Ia bangkit tiba-tiba dan mendorong Sea agar tersisa ruang di samping gadis itu untuknya merebah. Tentu gadis itu gelagapan, panik juga.

"Heh! Ngapain? Jangan macam-macam ya?!" ancamnya.

Namun seolah tuli, Ervan malah terus melakukan aksinya. Ia dekap gadis itu sambil berbaring di samping Sea.

Sea sudah degdegan parah. Ia sangka Ervan akan benar-benar melakukan ajakannya tadi. Tapi hanya sebatas ini pun dia panik sih, gugup juga.

"Sudah diam."

Malam itu mereka lalui sambil terus mepet-mepet seperti itu. Berakhir dengan Sea yang meminta pulang. Dan untungnya hal yang sempat dikhawatirkan Sea tidak terjadi. Ibunya tengah pergi bersama Ayahnya ketika Sea pulang. Bahkan sampai pagi, yang katanya pergi menginap di rumah oma nya.

Syukurlah.

Sea berangkat kerja dengan tenang. Memakai kendaraan sendiri karena motornya sudah bebas dari bengkel.

Mungkin hari ini hari pertama dibulan ini untuk merasakan ketenangan. Tidak ada omelan ibunya, ataupun siapapun di tempat kerja. Sebab sedari pagi Sea belum melihat wajah ibunya di butik.

"Emak lo jadi ke Yogyakarta, Ya?"

"Hah? Ngapain?"

Diana, atau yang sering disapa Dian itu berdecak. "Tamasya."

"Sea mah ansos banget," kata Ikbal seraya terkekeh. "Kalo kita ghibah dengerin makanya, Ya."

Sea memicing, "dih, buat apa coba," katanya. "Emak gue rabu kemarin kan baru pulang dari Yogyakarta, masa mau balik lagi ke sana."

"Ketagihan, Ya," celetuk Veny.

"Sekarang kemana emak lo? Belum kelihatan sepagian?"

Sea mengedik. Karena memang tidak tahu. Sedari pagi bahkan sedari malam dia belum bertatap muka dengan ibunya. Hal itu berlanjut hingga petang. Dia belum juga bertemu dengan ibunya.

Hari ini dia pulang lebih awal. Tak seperti hari-hari sebelumnya, petang ini Sea sudah ada di rumah.

Rumahnya sepi, Sean belum pulang. Ayah ibunya entah dimana Sea tidak tahu. Tapi Sean barangkali tahu. Dia jadi menghubungi pemuda itu untuk menanyakan kedua orang tuanya.

Sementara menunggu balasan Sean yang mungkin tengah sibuk bekerja, Sea membersihkan diri. Ia sudah ada janji dengan teman-temannya. Berkumpul-kumpul karena kedatangan Zyfa yang baru mudik dari Bali. Setengah jam kemudian ketika Sea keluar rumah, sebuah Honda Brio menepi dan seseorang yang ia kenal keluar untuk menghampirinya.

Ashana, temannya yang datang untuk menjemputnya.

"He anjir, gua kelupaan jalan ke rumah lo," katanya seraya membuka pagar rumah Seandra.

Love At First SightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang