Tetangga rese:
•Sudah makan?Seandra
Udah
Mas udah?Tetangga rese:
•sudahSea memeluk ponselnya yang menampilkan room chat dengan suaminya. Dia tiba-tiba sedih karena teringat dengan laki-laki itu. Kata lainnya, Sea merindukan suaminya.
Duh, dia ini sangat sentimental sekali akhir-akhir ini.
Tanpa mau membalas lagi, Sea meletakkan ponselnya. Lebih baik dia sama sekali tak berinteraksi dengan Ervan untuk saat ini. Karena jika melihat pesan yang dikirimkan laki-laki itu saja, sudah membuatnya rindu. Padahal baru ditinggal beberapa jam.
Ervan juga, sering sekali mengiriminya pesan. Terhitung sudah beberapa kali laki-laki itu mengubungi Sea dalam setengah hari ini. Sea jadi semakin sendu, kan.
Perempuan itu tak mengindahkan sekali lagi pesan yang baru dikirim dari suaminya. Bahkan ketika layar ponselnya berkedip pun Sea tidak memedulikan dan tidak mau mengangkat panggilan itu. Jika tidak rindunya akan semakin menggebu.
Sore hari, Sea pulang dijemput Eliya. Supir dadakan yang baru bekerja pagi tadi. Tentu saja atas suruhan suaminya. Padahal Sea sudah bilang tidak apa-apa dan meminta izin untuk mengendarai sendiri. Tapi tahu lah, sifat bapak-bapak satu itu bagaimana. Melarang keras istri tercintanya mengendarai seorang diri. Sea bagai porselen yang tidak boleh tergores barang sedikit saja. Ervan sudah menyuruh Eliya untuk menjadi supir pribadi dadakan istrinya.
Adiknya sih nurut-nurut saja. Karena selain Ervan mengiming-iming tas baru, Eliya juga sekalian mengisi waktu luang.
"Atas nama Mbak Sea?"
Sea tertawa mendengar penuturan Eliya. Selanjutnya dia menarik seatbelt begitu duduk di bangku.
"Sesuai aplikasi ya, Mbak?" kata Eliya.
"Iya, Mbak," jawab Sea melayani guyonan adik iparnya itu. "Ini ngomong-ngomong, izin copot pengharumnya boleh? Kok, enek gini wanginya."
"Eh, iya, lupa belum di copot," timpal Eliya.
Soalnya, pagi tadi juga Sea mengeluh soal pewangi mobilnya. Namun Eliya lupa mencopotnya kembali ketika hendak menjemput perempuan itu. Sampai-sampai, tadi pagi Sea memakai masker double demi menghindari menghirup wangi yang tak mengenakan di hidungnya.
"Makan dulu yuk. Jalan-jalan juga. Bosen kalau langsung pulang," pinta Sea. Dan Eliya langsung menuruti.
Padahal Sea hanya tidak ingin kembali teringat dengan Ervan. Dan merasa sedih karena merindukan laki-laki itu. Dia butuh pengalihan.
***
Begitulah kehidupan Sea ketika tidak ada Ervan. Terasa hampa dan kosong. Meski di lain waktu perempuan itu menolak untuk melihat wajah tampan suaminya lewat panggilan video. Tetap sama alasannya, Sea kesal bila melihat wajah suaminya. Tapi di lain sisi, dia amat merindukan laki-laki itu.
Dan tidak enaknya ketika tidak ada Ervan, Sea merasa canggung dengan Eliya ketika dia di serang mual-mual di pagi hari atau ketika mencium bau-bau yang tidak sedap di hidungnya.
Perempuan itu masih setia menemani Sea hingga hari ke tiga ini. Dan juga setia membantu iparnya yang kesakitan.
"Bentar, bentar. Bikin teh anget dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love At First Sight
RomanceEnggak. Ini mustahil. "Apa? Mas bilang apa tadi?" "Menikah dengan saya. Jadi istri saya. Ya?" Seandra bahkan tak pernah mengira kalau tetangga dekatnya itu menaruh perhatian padanya. Dan sekarang apa? Dia bahkan diminta untuk jadi istrinya? Heck! Y...