29 • Tim

619 49 6
                                    

~Karena bahkan hanya dengan melihatmu, aku menjadi seseorang yang lebih berarti.

                            -Kenzo Anggara-

Kenzo masih setia menaruh dagunya pada puncak kepala Rara sambil melihat pemandangan yang berganti menjadi pepohonan yang hijau dan rindang tanpa berniat tidur sedikitpun.

"Kok jadi lo yang tidur" gumam Kenzo tertawa kecil saat melihat wajah Rara yang terlarut nyaman di pundaknya.

Kenzo menangkat perlahan dagunya berusaha merasakan bahunya seperti mati rasa menahan kepala Rara selama 4 jam lebih.
Tangan Kenzo kemudian bergerak melepaskan Sebelah airpodnya di telinga Rara dan menutupi cahaya matahari yang menyilaukan mata gadis itu.
"Cantik.." batin Kenzo menatap lekat wajah Rara dengan sebuah senyum kecil di bibirnya.

"Ra.." panggil Kenzo pelan saat bus melambat ketika memasuki area perkemahan.

....

"Raraa.." ulang Kenzo yang mengangkat wajah Rara dan menangkupnya dengan kedua tangannya.

"Ngebo amat ni bocah" ucap Kenzo yang tertawa geli melihat Rara yang masih enggan membuka matanya.

"Bangun oitt" sambung Kenzo menepuk pipi Rara perlahan melihat Teman-teman kelas mereka yang mulai bergerak turun dari bus.

"Hmmm" Gumam Rara yang membuka matanya perlahan hendak memprotes orang yang mengganggu tidurnya.

Deggg....

Mata Rara seketika terbuka lebar melihat Kenzo yang sedang menatapnya dengan wajah memerah karena berusaha keras menahan tawanya.

"Lo pingsan?" tanya Kenzo memiringkan kepalanya.

"Iiiih" Rara refleks menarik kedua tangan Kenzo dari wajahnya membuat Kenzo tergelak dan bangun dari duduknya.

"Kenapa gak bangunin?" gerutu Rara membenarkan rambutnya yang sedikit berantakan.

"Udah kok" bela Kenzo yang mengambil tas Rara dan miliknya di bagasi.

"Turun buruan" sambung Kenzo yang berjalan diikuti oleh Rara yang memajukan bibirnya kesal.

Hawa dingin langsung menusuk masuk ke dalam jaket Rara membuat ia mengeratkan jaketnya dengan memeluk tubuhnya sendiri.
Rara mengedarkan pandangannya dengan ekspresi bahagia membiarkan angin sejuk menerbangkan rambutnya yang terurai kemudian menghirup dalam udara khas pegunungan.

Kenzo melihat senyum manis Rara, membuat senyumnya otomatis ikut mekar tak tertahan.

"Yuk gabung sama yang lain" ajak Kenzo.

"Sini gue bawa sendiri" pinta Rara menarik tas pink miliknya.

"Gak usah" tolak Kenzo tanpa melepaskan genggamannya pada tas itu dan berjalan mendahului Rara.

Rara pun pasrah mengikuti langkah Kenzo seperti biasanya.

Semua Siswa kelas 11 IPS sudah berkumpul di sebuah area terbuka, lebih mirip seperti lapangan yang berada di tengah-tengah pepohonan yang rimbun.

Semua pasang mata menatap kedatangan Kenzo dan Rara, ditambah lagi dengan tas Rara yang di bawakan Kenzo membuat beberapa siswi memekik heboh. Sheren menatap lurus ke arah mereka, menahan sakit yang menjalar dihatinya tanpa satu suara pun. Berbeda dengan Misel dan Kayla yang ikut heboh seperti yang lain.

Rara pun hanya menunduk menahan rasa gugupnya di belakang punggung Kenzo.

"Baik semuanya udah sampai ya?" tanya Beno, seorang anggota Osis yang bertugas untuk memimpin dan mengontrol Wisata Tahunan kelas 11 IPS.

About You, My Ice Boy (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang