~Susah untuk mencari jawaban dari hati sendiri.
Oleh karena itu hati perlu bantuan untuk menemukan jawabnya melalui orang atau hal yang menjadi pertanyaan dari jawaban yang dicari itu.-----
Kenzo menyelesaikan lirik lagunya dengan petikan penutup disambut dengan tepuk tangan meriah terlebih dari Siswi-siswi yang seperti mati rasa melihat Kenzo yang seperti sekarang.
Kenzo tersenyum simpul kemudian bangun dan kembali ke tempatnya semula bersama Reza, Rifki dan Alvaro.
"Gue yang baper Ken" ujar Reza dengan puppy eyes ketika Kenzo duduk.
"Gak pantes lo" celetuk Rifki membuat Reza memicingkan matanya tak terima.
"Ngajak berantem loo?!" Sahut Reza sok dramatis membuat Alvaro memutar bola matanya malas bersiap melihat drama Reza dan Rifki lagi.
Kenzo menggelengkan kepalanya dan tertawa pelan melihat tingkah kedua temannya itu.
Mata Kenzo beralih menatap dia, Rara.Mata Rara dan miliknya bertemu. Kenzo terpukau melihat cantiknya Rara dengan pencahayaan dari api unggun. Detik berikutnya Rara tertunduk, menahan jantungnya yang hampir copot karena tertangkap basah melihat Kenzo.
Kenzo pun tersenyum geli melihat Rara.Mata Kenzo beralih pada seseorang yang ia kenal.
Sheren tersenyum manis mendapati Kenzo yang kini menoleh padanya. Entah mengapa hati Kenzo tergerak dan bibirnya juga mencetak sebuah senyum membuat dada Sheren berdebar.Acara dilanjutkan hingga sekitar pukul 11 malam.
***
"Duh dingin banget.." gumam Rara yang mengeratkan selimut tebal pada tubuhnya itu.
Jari Kakinya serasa membeku walau sudah menutupi seluruh badannya dengan selimut tebal.
Ia kemudian berbalik menatap Sheren di sebelahnya yang sudah terlelap begitupun dengan Misel dan Kayla yang tampak kelelahan.
Rara bergerak membuka tasnya san memakai kaos kaki pink yang sudah ia bawa kemudian kembali masuk ke dalam selimutnya.
Ia menatap langit-langit tenda itu, membayangkan hari ini.
Tidak, lebih tepatnya Kenzo.Rara pun bergerak mengambil ponsel di sebelahnya dan mengetikkan sesuatu disana.
Rara :
"Ken udah tidur?"Rara menghela napas panjang.
"Pasti udah tidur.." batin Rara menaruh ponselnya kembali dan menutup matanya.Drtttt..
Rara sontak membuka matanya dan dengan cepat meraih ponselnya yang bergetar.
Kenzo :
"Belum"Rara tersenyum membaca pesan itu.
Kenzo :
"Kenapa lo belum tidur?" lanjut pesan itu membuat Rara segera mengirim balasan.Rara :
"Dingin wkwk"Kenzo :
"Mau Gue peluk?" tanya Kenzo membuat Rara menggigit jarinya dan salah tingkah sendiri.Rara :
"Apaan sihhh!" protes Rara pura-pura marah.
Padahal saat ini ia menahan rasa senangnya yang meledak-ledak hanya karena pesan singkat Kenzo.Kenzo :
"Yaudah, tidur kalo gitu" sahut Kenzo membuat Rara berpikir sejenak untuk balasannya."Besok banyak kegiatan. Tidur gih, ntar kecapean" sambung Kenzo sebelum Rara mengirim balasan. Rara tersenyum, merasakan kehangatan walau hanya dari perhatian kecil Kenzo.
Rara :
"Iya.. Lo juga" balas Rara dan menaruh kembali ponselnya.Drtttt...
Kenzo :
"Night Ra"Rara :
"Night Kenzo"Rara pun kembali menutup matanya sambil tersenyum bahagia.
Kenzo mengembalikan ponselnya ke dalam saku Jaketnya.
Ia sedang bersama Alvaro,Reza dan Rifki di depan api unggun yang sudah mulai mengecil."Menurut lo,kalo gue nembak Misel bakal di terima gak ya?" tanya Rifki tiba-tiba membuat Reza terbahak sendiri.
"Diterima lah anjirr. Lo gak ngeliat cara Misel ngepepet lo dari dulu?" tanya Reza di sela tawanya membua Rifki menggaruk tengkuknya.
"Gue bingung nembaknya gimana.." sambung Rifki.
"Udah pernah nembak cewe juga, ngapain bingung"tanya Alvaro yang kemudian meneguk minum soda di tangannya.
"Tapi kan beda Al" sahut Rifki frustasi.
"Kayaknya ga ada yang bisa gue sampein disini" timpal Kenzo yang menyadari bahwa ia satu-satu nya diantara mereka yang belum pernah pacaran.
Reza kembali tertawa memegang perutnya.
"Janga ngomong lagi Rif, kasian Kenzo" ujar Reza membuat Alvaro ikut tertawa.
"Lo belum ada rencana nembak Rara?" tanya Rifki membuat mereka semua terdiam begitupun dengan Kenzo yang berpikir.
"Gue masih ragu" sahut Kenzo setelah beberapa detik mereka menunggu jawabannya dengan seksama.
"kenapa? ragu karena siapa? Rara? Atau jangan-jangan Sheren?!" timpal Reza menghujani Kenzo dengan pertanyaan membuat Kenzo menggeleng pelan.
"Sama perasaan gue sendiri" jawab Kenzo membuat mereka bertiga yang terdiam sekarang.
"Lo beneran belum yakin suka sama Rara?" tanya Alvaro membuka suara membuat Kenzo menoleh padanya.
Kenzo berpikir sejenak. Memori tentang Rara yang hadir dalam hidupnya hingga menjadikannya seperti diri sendiri.
Ya, Kenzo akui. Dia sudah terlanjur cinta pada Rara.
Tapi, masih ada satu yang menjadi ganjalan dari perasaannya. Sheren."Gue.. Juga sayang sama Sheren" jawab Kenzo jujur membuat mereka serempak melototkan mata dan membuka mulut lebar tidak percaya dengan apa yang Kenzo katakan.
"Pengen gue sleding ni anak" protes Reza yang tak terima.
"Mana bisa gitu Ken. Mana ada lo mau dua-duanya sekaligus. Egois amat" sambung Rifki ikut mengomeli sahabatnya itu.
"Lo gak bisa gantungin mereka berdua. Buat keputusan yang tepat sebelum akhirnya ada hati yang udah terlalu rapuh buat lo hancurin. Ingat itu" sambung Alvaro yang bangkit dari duduknya dan berjalan meninggalkan mereka bertiga menuju tenda.
Kenzo mengusap wajahnya kasar sedangkan Rifki dan Reza menatap punggung Alvaro yang menjauh. Mereka mengerti perasaan Alvaro. Ini tentang Rara, dia yang Alvaro relakan untuk bahagia bersama orang yang ia sayangi. Tapi ternyata orang itu bahkan belum yakin pada perasaannya sendiri sehingga Rara bisa terluka kapan saja.
Reza dan Rifki saling menatap dan mengangguk.
Rifki pun menepuk pundak Kenzo. Mengerti bahwa sahabatnya itu butuh mencerna perkataan Alvaro tadi kemudian berjalan menyusul Alvaro diikuti oleh Reza.Kenzo membuang napasnya kasar. Berusaha menemukan jawaban dari hatinya sendiri.
****
Rara keluar dari tenda meregangkan otot-ototnya yang pegal dan menghirup udara pagi pegunungan yang segar.
"Hahhh" Rara meniup telapak tangannya yang di gosok-gosokkan untuk menghangatkan diri.
Belum ada yang bangun, ini baru jam 5 pagi. Tetapi Rara sudah sangat pegal untuk berlama-lama di dalam tenda.
"Rara?" panggil seseorang di belakang Rara membuat Rara refleks menoleh.
-------
Jangan lupa Vote dan Comment 😊Happy Reading 💙
KAMU SEDANG MEMBACA
About You, My Ice Boy (SELESAI)
Teen Fiction[FOLLOW DAN VOTE SEBELUM MEMBACA] *Part-part awal masih dalam proses revisi. Mohon maaf jika banyak typo dan kesalahan dibagian awalnya. ***** Dapat mengakibatkan baper dan nyesek diwaktu yang bersamaan. Sudah siap? Let's Start ! ***** Kenzo, orang...