12 • Rasa bersalah

792 60 5
                                    

~Sakit yang kita pendam sendiri, takkan pernah terobati. Butuh seseorang untuk menyembuhkannya.

"Mau kemana lo hah" teriak Valery mencekal langkah Kayla dengan mencengkram erat tangan kanan Kayla dan diikuti Vina di tangan kirinya.

"Sell, lariii !!" teriak Kayla dengan sekuat tenaga dengan tubuhnya yang semakin lemah.

Misel ketakutan melihat mereka dan dengan gemetar berlari sekuat tenaga.

"Bantuin guee, bantuin temen-temen guee. Geng nya si Valery!!" teriak Misel sepanjang koridor kelas sepuluh.

"Tolongin gue sama temen-temen gue. Gengnya Valery mukulin temen guee" pinta Misel pada salah gerombolan siswi yang berdiri di koridor.

"Ma-maaf kak.. Kita juga takut sama Geng kak Valery" ucap anak itu terbata.

"Kalo gitu dimana guru! Buruan!" lanjut Misel tak sabar.

"Itu... Guru-guru lagi rapat kak" lanjut anak itu membuat Misel lemas.

"Akhhh siall" teriak Misel frustasi dan berlari menaiki tangga ke lantai kelas sebelas.

Misel mencari mereka. Mereka satu-satunya  yang di takuti oleh Valery dan gengnya.

"Kenzoo!!!" teriak Misel dari pintu kantin membuat kantin yang semulanya bising menjadi senyap. Diam.

Kenzo terkejut melihat Misel yang meneriaki namanya. Begitupun dengan semua orang yang ada di kantin.

Misel berlari sekuat tenaga ke meja tengah kantin tempat Kenzo, Rifki dan Reza biasa berada.
Kenzo bisa melihat raut wajah panik dari Misel.

"Kennnn..." ucap Misel menahan tangis dan mengatur napasnya akibat berlari. Rifki sontak bangun dari duduknya.

"Sel, tenang dulu" ucap Rifki memegang kedua bahu Misel.

"Tolongin kitaaa... Ra-ra, tolong-in... " ucap Misel dengan sesegukan dan badan gemetar.

Kenzo seketika bangkit dan menatap Misel lekat dengan ekspresi yang berubah menjadi khawatir.
Hanya suara Misel yang terdengar diseluruh penjuru kantin saat ini.

"Rara kenapa?!" tanya Kenzo tak sabar.

"Ituu, Valery dan gengnya.." lanjut Misel membuat seluruh kantin riuh menebak bagimana nasib orang yang Misel bicarakan itu.

"Dimana hahh!" sambung Kenzo menahan amarahnya dengan mengepalkan tangannya.

"Gu-gudang" sahut Misel.
Kenzo segera berlari sekuat tenaganya. Ia berlari keluar kantin dan menuruni 2 tangga sekaligus tanpa mengurangi kecepatannya.
Napasnya memburu menahan amarahnya yang meledak sekarang.

"Ra, tunggu gue" batin Kenzo.

***

Vanessa mengangkat kasar kerah Rara.

"Mau apa lo hah? Ngedeketin si Alvaro? Gue udah ngebiarin elu selama beberapa hari, tapi lo nya ngelunjak hah! " Kata Vanessa mendorong Rara sampai ke tembok dan menarik kerahnya lagi.

"Gu-gue ga ngedeketin Alvaro" jawab Rara berusaha mengambil napas dari sela cengkraman Vanessa.

"Terus sapa hah? Mau si Kenzo?! Lo kira kita ga tau apa, lo minta si Kenzo nganter lo pulang kan!! " tuduh Vanessa tanpa melonggarkan cengkaramannya.

"Udah Nes, giliran gue" sambung Valery dari belakang membuat Vanessa melepaskan tangannya kemudian bergerak mundur, membuat Rara terjatuh.

Uhukk.. Uhukk...

Rara terbatuk berusaha mengambil oksigen sebanyak-banyaknya.

"Rara.." lirih Kayla meneteskan air  matanya melihat Rara.

About You, My Ice Boy (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang