45 • Officially Mine

726 52 40
                                    

Kayla menyerngit melihat Rara yang menatap kosong lembaran soal ulangan dihadapannya sambil menopang dagu.

"Ra, kenapa sih?" tanya Kayla memelankan suaranya agar tak terdengar oleh Bu Rere.

...

Tak ada jawaban dari Rara membuat Kayla memutar bola matanya malas kemudian menyikut lengan Rara membuatnya terlonjak.

"Apaan sih Kay, untung gue gak refleks teriak tadi." geram Rara mengelus-elus dadanya sambil bergantian menatap Bu Rere dan Kayla.

"Kenapa lo?  gak bisa ngisi? Nih nyontek punya gue aja. Walaupun gak bener semua, yang penting gak kosong kayak punya lo tuh." bisik Kayla lagi membuat Rara menggeleng cepat.

"Nggak kok, gue bisa. Ini juga baru mau mulai, udah diem ntar dipelototin ama bu Rere baru tau." ujar Rara mengambil pulpen yang sedari tadi belum ia sentuh dan mulai menulis dengan cepat jawaban yang terlintas begitu saja diotaknya.

Kayla menggeleng heran melihat tingkah sahabatnya itu lalu menatap Misel yang tak kalah gesit menyalin jawaban Sheren.
Kebiasaan siapa nih waktu ulangan?

****

"Ra, kita duluan ya." pamit Misel dan Kayla yang sudah tau kemana arah tujuan Rara setelah ini.

"Iya, hati-hati. Awas diculik," ujar Rara terkekeh.

Rara pun melangkah menuju tempat Kenzo. Seperti biasanya, Kenzo selalu tenang ditempatnya ketika teman-teman sekelasnya sibuk membereskan barang-barangnya dan ingin cepat beranjak dari sana.

"Ken, pulang yuk." ajak Rara ketika tepat berada disamping Kenzo yang sedang bermain game online diponselnya. 

"Ayok," ujar Kenzo menekan tombol power dan segera bangun dari duduknya. Seulas senyum manis tercetak diwajahnya membuat Rara pun ikut tersenyum.

"Gapapa itu langsung di matiin Hp nya?" tanya Rara ketika mereka berdua mulai menyusuri lorong kelas XI.

"Iya, Kenapa?" tanya Kenzo membuat Rara ber oh ria.

"Nggak, kan katanya kalo cowok lagi ngegame gak boleh diganggu. Terus kalo lagi ngegame gak boleh ditelpon, ntar kalah terus rank nya turun bakal ngamuk-ngamuk." cerocos Rara membuat Kenzo mengangguk mengerti.

"Emang sih, Gue juga gitu kok. Apalagi kalo direcokin sama Reza, Rifki." sahut Kenzo membuat Rara menoleh.

"Tadi lo gak marah kok, atau jangan-jangan lo marah yah? Ih maaf Ken, gue gak maksud." ujar Rara memasang tampang sedih membuat Kenzo tak mampu menahan tawanya.

"Gue gak marah kok Ra," sahut Kenzo jujur.

"Kenapa?" tanya Rara penasaran kini membuat Kenzo menatapnya dengan lekat.

"Karena waktu dengan lo itu lebih penting dari apapun yang gue punya,apa pun itu Ra." sambung Kenzo Penuh penekanan di bagian 'apa pun itu'.
Kenzo kembali memfokuskan pandangannya kedepan sambil tersenyum tipis, membiarkan Rara mengumpulkan setengah kesadarannya yang seperti menguap keudara mendengar penuturan Kenzo barusan.

"Tenang Ra. Calm down," batin Rara sambil memegang kedua pipinya yang memanas menatap punggung Kenzo sambil melompat kegirangan.

"Malam ini lo ada acara?" tanya Kenzo setelah mobilnya melesat meninggalkan area parkiran Harapan High School.

"Nggak," sahut Rara setelah beberapa detik berpikir.

"Keluar sama gue mau?" tanya Kenzo menatap Rara. Mata mereka bertemu membuat sudut bibir Kenzo terangkat.

"Ma-mau," jawab Rara tergagap namun sukses membuat senyum Kenzo semakin mengembang.

"Oke jam 7 gue jemput, Ntar gue yang minta izin sama Mama dan Papa." ujar Kenzo.

About You, My Ice Boy (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang