~Karena Cinta tak akan pernah bisa kau perkirakan mengapa, dimana dan kapan.
"Dah sampe tuh di depan," ujar Alvaro sambil membalikan badan menatap Rara.
"Oh makasih yah. Gue ga tau kalo ga ada lo gimana lagi," sahut Rara sambil tersenyum tulus.
"Iya sama-sama," sahut Alvaro sambil tersenyum "gue balik ke kelas dulu yah" lanjut Alvaro dijawab dengan anggukan Rara.
Alvaro pun berjalan meninggalkan Rara yang kini mematung melihat pintu besar berwarna coklat itu.
Rara melangkah dan mengetuk pintu bertuliskan 'Ruang kepala sekolah'"Iya silahkan masuk,"
Rara membuka pintu setelah terdengar suara berat khas pria dari dalam ruangan."Permisi pak, saya Rara Melita murid baru," ucap Rara.
"Oh iya sudah datang, agak susah ya nyari ruangan saya?" sahut pria bernametag Herman Susanto itu dengan ramah.
"Heheh ga juga kok pak," cengir Rara.
"Duduk dulu saya panggilkan wali kelasmu," lanjut pak Herman yang kemudian menelpon seseorang.
Tak lama kemudian datang seorang wanita berumur 40an.
"Ini Ibu Rena wali kelas barumu," kata Pak Herman sambil berdiri dari kursinya disusul oleh Rara.
"Hallo Rara, sudah siap?" tanya Ibu Rena.
"Siap bu Rara mah selalu siap," jawab Rara mantap.
"Yaudah ikut Ibu" kata bu Rena sambil berjalan mendahului Rara.
"Makasih Pak, Rara permisi dulu" ucap Rara sebelum berlalu meninggalkan ruangan dan menyusul Ibu Rena.
***
Rara pun berhenti di depan kelas bertuliskan 'XI IPS 1'
Tokk.. Tokk..
Ibu Rena mengetuk pintu kelas yang terlihat sedang diajar oleh seorang guru tua dengan kacamata yang melorot."Permisi pak Robert, saya mau nganter murid baru" ujar bu Rena.
"Oh iya silahkan," pak Robert mempersilahkan.
Bu Rena berbalik dan mengangguk kepada Rara. Rara pun tersenyum dan memasuki ruangan tersebut.
Rara melangkah dengan malu-malu ke depan.
"Hay, namaku Rara pindahan dari Bandung," ucap Rara dengan sedikit gugup seketika membuat kelas pun menjadi riuh.
"Iya sayangnya aku,"
"Jodoh gue kok disini?"
"Teteh teh geulis pisan ei,"
"Minta nomer wa nya dong!" teriak seorang siswa di bangku ke dua dari pinggir.
"huuuuu...." hura seluruh kelas.
"Sudah-sudah tenang!" titah pak Robert memperbaiki letak kacamatanya.
"Rara kamu duduk di sebelah sana ya," lanjut Ibu Rena dari depan kelas sambil menunjuk ke bangku kosong paling belakang di samping seorang siswi berambut sebahu.
Rara pun mengangguk dan melangkah pelan menuju ke tempat yang di tunjuk itu sambil menunduk.
Ketika Ia mengangkat mata, matanya bertemu dengan seseorang dengan tatapan dingin yang nampaknya tak asing."Orang yang Gue tabrak kan?" tanya Rara pada dirinya sendiri.
Rara pun tersenyum tipis pada Kenzo.
KAMU SEDANG MEMBACA
About You, My Ice Boy (SELESAI)
Teen Fiction[FOLLOW DAN VOTE SEBELUM MEMBACA] *Part-part awal masih dalam proses revisi. Mohon maaf jika banyak typo dan kesalahan dibagian awalnya. ***** Dapat mengakibatkan baper dan nyesek diwaktu yang bersamaan. Sudah siap? Let's Start ! ***** Kenzo, orang...