~Semua yang terjadi saat aku bersamamu, tak ada yang bisa ku duga. Tapi ada satu yang inginku tolak tapi tak bisa. Debaran darimu.
-Kenzo Anggara-
"Psttt Ra" bisik Kenzo dengan Kesya yang sudah tertidur di pangukannya.
Rara menepuk jidatnya melihat Kesya nampak nyenyak memegang cup es krim yang habis dengan wajah penuh coklat bahkan mengenai baju putih Kenzo.
"Lah hujan Ken" panik Rara yang langsung bangun ketika butiran hujan turun mengenai wajahnya dan sedetik kemudian bertambah deras.
Kenzo meggendong Kesya masuk ke dalam diikuti oleh Rara.
"Sini biar gue baringin di kasur" Ujar Rara menerima Kesya dari pelukan Kenzo.
Rara meletakkan dengan pelan adik kesayangannya itu.
"Rambut sama baju lo basah tu" ucap Kenzo yang kemudian duduk dan bersandar di tembok.
"Lo juga kali" cengir Rara yang ikut duduk di sebelah Kenzo.
Kenzo membuka jaket hitamnya dan memberikannya pada Rara "nih".
"Gausah" tolak Rara.
"Gak nerima penolakan" sambung Kenzo membuat Rara mengendus kesal.
Aroma mint dari jaket itu ketika menyelimuti tubuhnya membuat Rara tersenyum. Ia menyukainya.
Rara berbalik menatap Kenzo yang menyandarkan tubuhnya ke tembok menatap lurus ke hujan di luar.
"Lo asik Ken, tapi kenapa disekolah sikap lo kayak gitu sih?" tanya Rara penasaran.
"Emang gue kayak gitu" jawab Kenzo tersenyum tipis membuat Rara menggelengkan kepalanya dengan kuat
"Gak kok, gue tau lo yang sebenernya yah yang kayak gini. Care, hangat, ceria" jelas Rara membuat Kenzo berbalik menatapnya."Gue juga gak tau Ra" jawab Kenzo.
"Kenapa?"
"Gue kehilangan semua yang gue sayang" sambung Kenzo kemudian tersenyum menundukkan kepalanya membuat Rara merasakan sakit di dadanya."lo bisa cerita ke gue Ken" ucap Rara mengelus pelan pundak Kenzo membuat Kenzo menatap lagi padanya.
"Mama gue meninggal waktu gue kecil. Gue cuman punya Bi Inem sama pak Paijo yang nemenin gue. Papa gue selalu sibuk dengan dunia kerjanya tanpa pernah mikirin perasaan gue. Selalu ngatur gue harus gimana dan ngekang setiap kemauan gue" Jelas Kenzo.
Terlihat wajah Kenzo yang berusaha tersenyum walau menahan sakit luar biasa di dalam hatinya."Gue juga punya seseorang Ra, orang spesial yang juga ninggalin gue" sambung Kenzo membuat jantung Rara tiba-tiba berdetak tak karuan. "Apakah..." batin Rara.
"siapa?" tanya Rara perlahan.
"Dia temen gue. Nggak, bukan temen. Dia udah gue anggap separuh gue yang gak akan pernah ada yang bisa gantiin. Dia yang nemenin pas gue sedih, pas gue butuh teman buat cerita atau nangis. Dia yang pernah janji gak bakal ninggalin gue, tapi dia juga yang pergi tanpa alasan" sambung Kenzo dengan suara bergetar.
Rara merasakan sakit luar biasa di dadanya. Entah itu karena cerita Kenzo, ataukah karena pentingnya 'dia' didalam hidup Kenzo.
"Lo belum tau kenapa Dia pergi?" tanya Rara lagi kemudian di geleng pelan oleh Kenzo.
Kenzo membenamkan kepalanya ke dalam lutut yang ia tekuk dengan kedua tangan yang menutupi wajahnya."Ken.." lirih Rara menggenggam tangan Kenzo perlahan.
Kenzo mengangkat wajahnya menatap Rara, orang yang baru saja ia mendengar tentang masa lalunya. Orang yang membuat ia nyaman untuk membagi lukanya dan orang yang menciptakan debaran pertama di hatinya setelah sekian lama membeku.
Rara melihat mata Kenzo yang memerah..
"Kenzo, menangis..?" batin Rara.Kenzo menarik Rara dalam pelukannya. Rara tersentak dengan apa yang dilakukan Kenzo, tapi ia tidak bisa menolak. Ia juga nyaman berada di dekat Kenzo, seperti apa yang dirasakan Kenzo.
Kenzo membenamkan kepalanya ke leher Rara, meneteskan sebutir air mata yang tak bisa ia bendung lagi.
Tangan Rara bergerak mengelus pelan punggung Kenzo untuk menenangkannya.
Kenzo merasa nyaman. Sangat nyaman bahkan sampai tak ingin kehilangan kehangatan yang ia dapatkan dari Rara.
Bahkan hatinya pun enggan untuk kehilangan Rara, tetapi mulutnya masih tak bisa mengatakan itu.Rara menarik dirinya dan menatap Kenzo dan mengusap jejak air mata di sudut mata Kenzo.
"Udah ya.. Lo punya Papa yang kerja keras, sahabat-sahabat yang selalu nemenin, Ada Bi Inem yang perhatian, pak Paijo yang Lucu.. Em apa lagi ya.." ucap Rara sambil berpikir.Bibir Kenzo terangkat spontan saat mendengar Rara.
Tidak, lebih tepatnya saat ia melihat wajah Rara.
Rara bisa menghadirkan perasaan yang berbeda. Perasaan yang bahkan tak bisa ia artikan sendiri."Terus siapa lagii?" tanya Rara berbalik menatap Kenzo yang sedang menatapnya sambil tersenyum.
Jantung Rara berdetak cepat menyadari Kenzo yang sedang menatapnya dengan jarak mereka yang dekat.
"Lo nggak?" goda Kenzo membuat Rara salah tingkah.
"Emang gue apanya elu. Cuma temen kan. Temen kan banyak" Sahut Rara membuat alasan.
"Jadi lo gak mau cuman jadi temen?" sambung Kenzo.
"Mampusss" batin Rara menutup matanya keras mencoba berpikir.
"Gak kok!" teriak Rara membuat Kenzo tergelak.
"Apaansih" gerutu Rara memegang kedua pipinya yang memanas.Kenzo menarik kedua tangan Rara dan menaruh kedua tangannya di pipi Rara.
"Panas ya" ucap Kenzo membuat Rara menekuk wajahnya.
"Kek panci air panas" goda Kenzo lagi."Iiiih apaan siih" Kesal Rara beranjak bangun berusaha melepaskan tangan Kenzo yang kini berhadapan dengannya, namun tak bisa dilepaskannya.
"Aaakh.. Lepasin buruan" gerutu Rara.Kenzo menarik Rara hingga jatuh ke pelukannya membuat Rara mematung. Keadaan yang semula sangat ribut oleh suara Rara kini hanya dipenuhi oleh bunyi sisa tetesan air hujan yang sudah berhenti.
Rara menatap Kenzo yang sedang menatapnya.
Rara bisa merasakan hembusan napas Kenzo di wajahnya.
Wajah mereka sangat dekat, dan semakin dekat.1 detik..
2 detik..
Rara spontan menutup matanya merasakan hembusan napas Kenzo yang semakin hangat karena jarak yang terkikis"Kak Ala Kesya mau bobo Di Kamalll" Rengek Kesya yang menggeliat di kasur membuat Rara dan Kenzo tersentak dan langsung bangun.
"Awwh" rintih Kenzo yang menabrak atap rumah pohon itu.
"Gak papa Ken?!" panik Rara.
"Nggak-nggak" jawab Kenzo mengelus kepalanya.
"Sini kak Kenzo gendong kita kebawah ya.. Ngantuk ya abis makan es krim coklat" sambung Kenzo yang langsung menggendong Kesya diikuti oleh Rara yang masih berusaha menstabilkan irama jantungnya.***
"Gue balik dulu" pamit Kenzo yang sudah berada di atas motornya.
"Hati-hati" sahut Rara dan diangguki oleh Kenzo yang melajukan motornya meninggalkan rumah Rara.
"Kesyaaa... Kesya..." batin Rara memijat pelipisnya membayangkan kejadian tadi.
***
Kenzo membanting dirinya ke atas tempat tidurnya.Ia menatap langit-langit kamarnya.
"Aakkkhhh" pekik Kenzo berguling mengelilingi tempat tidurnya.
"Udah gila lo Ken" Umpat Kenzo pada dirinya sendiri. "Tapi.. Lucu"
Senyum Kenzo mekar sempurna sedetik kemudian membayangkan wajah Rara.
Ia terus memikirkan wajah Rara dan tersenyum sendiri bahkan tertawa kecil mengingat tingkah Rara.
Ia merasa sangat bahagia hari ini, dengan Rara sebagai alasannya.-----
Jangan Lupa Vote dan Comment nya !! 😊Happy Reading 💙
KAMU SEDANG MEMBACA
About You, My Ice Boy (SELESAI)
Novela Juvenil[FOLLOW DAN VOTE SEBELUM MEMBACA] *Part-part awal masih dalam proses revisi. Mohon maaf jika banyak typo dan kesalahan dibagian awalnya. ***** Dapat mengakibatkan baper dan nyesek diwaktu yang bersamaan. Sudah siap? Let's Start ! ***** Kenzo, orang...