~Kehilanganmu adalah hal yang takkan pernah ingin ku coba. Tetap lah disini, karena aku belum siap beradu dengan Rindu.
"Ken" panggil Sheren yang membuat Kenzo menoleh padanya kemudian tersenyum simpul.
"Belum tidur?" tanya Sheren ikut duduk bersama Kenzo di sebatang pohon kayu kering di depan api unggun.
"Belum, lo kenapa belum tidur?" tanya Kenzo.
"Belum ngantuk".
Mereka berdua terdiam dalam lamunan masing-masing. Malam makin larut, hanya terdengar suara jangkrik dan angin yang menggesekkan dedaunan pohon.
Sheren memeluk dirinya sendiri merasakan angin yang menyusup masuk.
"Pakai" ujar Kenzo yang kemudian menyelimuti punggung Sheren dengan jaket jeans biru muda miliknya.
"Thanks" ujar Sheren yang bergerak memakai jaket itu. Wangi mint kesukaan Rara menyeruak masuk ke dalam penciuman Sheren.
"Dulu tiap malam, kita pasti selalu ngeliat bintang dari balkon kamar lo" Ujar Sheren tertawa kecil membuat Kenzo mengangguk setuju.
"Masih suka coklat?" tanya Kenzo mengingat bagaimana dulu Sheren selalu memakan semua coklat yang ada di depan matanya bahkan sampai sakit gigi.
"Iya dongg!!" sahut Sheren semangat.
"Lo masih cengeng gak" goda Sheren membuat Kenzo malu sendiri mengingat bagaimana dulu ia selalu menempel pada Sheren dan terus-terusan menangis. Terlebih setelah Ibunya meninggal."Gak" jawab Kenzo singkat sambil tertawa.
"Masa sihh"
"Emang bener kok"
"Iya deh yang udah gede gak butuh Erennya lagi". Sambung Sheren. Kali ini tak ada jawaban dari Kenzo membuat Sheren menoleh padanya.
"Kenapa lo ninggalin gue?" Tanya Kenzo setelah memori tentang Sheren kembali terputar dengan jelas di otaknya.
"Lo gak tau..? Serius?" tanya Sheren yang sedikit terkejut sekaligus iba membayangkan Kenzo yang hidup bertahun-tahun tanpa kejelasan dari kepergiannya.
Kenzo mengangguk pelan membuat Sheren membuang napasnya gusar.
"Kita semua pindah ke Amerika karena.. Papa kamu" sambung Sheren membuat jantung Kenzo berdegup lebih cepat sekarang.
"Maksud lo?" tanya Kenzo tak mengerti.
"Om Arjun minta Papa aku buat ngurusin perusahaannya disana dan bakal ngasih itu sepenuhnya ke Papa gue. But, kita semua harus pindah karena om Arjun gak suka sama Gue" sambung Sheren lagi kini membuat tangan Kenzo mengepal.
"Kenapa?!" tanya Kenzo tak sabar.
"Karena Papa gue cuman bawahan Om Arjun Ken, dan ngeliat kedekatan kita dari hari ke hari sama sekali gak bisa diterima papa kamu". ujar Sheren menunduk.
Kenzo menggertakan giginya. Papanya yang ternyata sudah merusak kebahagiaanya selama ini dan melemparkan Kenzo ke dalam masa kelam itu selama bertahun-tahun.
"Eren.. Maaf" ujar Kenzo pelan mengutuk dirinya sendiri karena telah menuduh gadis itu sengaja ingin pergi meninggalkannya tanpa kepastian setelah berjanji.
"Kenapa?" tanya Sheren menatap kedalam manik mata coklat milik Kenzo.
"Gue pikir lo gak peduli lagi dan sengaja ngejauh karena gue menyedihkan" lirih Kenzo membuat hati Sheren terasa hancur.
"Gak mungkin Ken, kenapa lo mikir gitu.. Gue gak bakal ninggalin lo dan gue udah janji, Gue inget itu. Jangan nganggap diri lo menyedihkan karena di mata gue lo itu berharga lebih dari apapun" sahut Sheren menggenggam hangat tangan Kenzo, memberikan rasa tenang dalam diri Kenzo.
KAMU SEDANG MEMBACA
About You, My Ice Boy (SELESAI)
Novela Juvenil[FOLLOW DAN VOTE SEBELUM MEMBACA] *Part-part awal masih dalam proses revisi. Mohon maaf jika banyak typo dan kesalahan dibagian awalnya. ***** Dapat mengakibatkan baper dan nyesek diwaktu yang bersamaan. Sudah siap? Let's Start ! ***** Kenzo, orang...