4 • Debaran pertama

1.2K 119 7
                                    

~Perasaan yang muncul ketika bertemu denganmu, akankah dapat ku temukan artinya?










Rara, Kayla dan Misel berbalik bersama-sama ke arah suara itu.

Alvaro berlari kecil dari meja yang ia dan teman-temannya duduki tadi.

" Hay," sapa Alvaro setelah sampai di depan Rara menyunggingkan senyum khas Alvaro yang mampu membuat luluh hati siapapun.

"Ngapain teriak-teriak. Ga enak tuh diliatin yang lain," bisik Rara sambil melirik siswa lain yang sedang memperhatikan mereka.

Alvaro melihat sekelilingnya dan cuman nyengir menggaruk tengkuknya.

"Bareng yuk," ajak Alvaro yang menggenggam dan menarik pergelangan tangan Rara.

"Eh Kay, Sel.." Rara berbalik melihat kedua temannya itu.

"Udah gapapa Ra kita juga mau ke toilet nih, sampai ketemu di kelas Ra!" sahut Misel cepat sambil melambai-lambaikan tangannya dan menarik Kayla pergi.

"Ayok," sambung Alvaro masih menggenggam tangan Rara.

Mereka menyusuri koridor yang masih ramai. Rara melepaskan genggaman tangan Alvaro diikuti oleh pandangan mata Alvaro "ga enak diliatin," ujar Rara sambil tersenyum kikuk kemudian di balas senyum manis Alvaro.

"Btw lo kelas mana Ra?" tanya Alvaro.

"IPS 1. Sekelas sama Kenzo," sahut Rara.

"Pas banget dong, berarti dekatan kelas gue," ujar Alvaro antusias.

"Baru tau gue. Soalnya tadi si Kenzo ga bilang apa-apa," Lanjut Alvaro.

Rara pun hanya mengangguk kecil. Ia paham bahwa mana mungkin Kenzo membicarakan dirinya pada Alvaro.
"ooo gitu yah," jawab Rara seadanya.

"Al oiitt!" panggil Reza yang tengah berlari dengan Rifki disebelahnya.

"Gila lu main tinggal aja," sambung Rifki nafas tersengal-sengal setelah sampai dihadapan mereka berdua.

Alvaro menghela napas pelan dan memijat pelan pangkal hidungnya.
"Ganggu aja lo berdua,"

"Yaelah pacaran aja terus lo, kitanya ditinggalin," protes Reza tak terima. Mengingat kebiasaan sahabatnya itu yang suka gonta-ganti pacar.

Rara tertawa geli melihat tingkah mereka bertiga. Di belakang Ia melihat Kenzo yang berjalan santai dengan kedua tangan di masukkan ke dalam saku celananya.

Pandangan Rara mengikuti Kenzo yang terus mendekat kemudian berhenti tepat di depan Rara. Ia bisa mencium wangi mint yang kuat dari arah Kenzo.

Kenzo menatap datar Rara yang berada tepat di depannya.
Rara yang semula menunduk mendongkakan wajahnya sehingga bisa melihat Kenzo yang jauh lebih tinggi darinya.
Rara menatap kedalam mata coklat pekat milik Kenzo.

"Minggir," ucap Kenzo dingin membuat Rara tersadar dari lamunannya dan refleks mundur.

Sial, ia tersandung kakinya sendiri.




"Eh eh.." Rara menutup matanya dengan kuat bersiap menerima sakit dari bokongnya yang akan mendarat mulus kedua kalinya karena Kenzo hari ini.

Satu detik.. Dua detik..

Rara tidak merasakan apa-apa.


Kenzo menatap Rara yang memejamkan matanya erat dengan satu alis yang dinaikan. Sudut bibirnya hampir terangkat jika saja ia tidak cepat tersadar.
"Buka mata lo atau Gue lepasin sekarang,"

Rara pun membuka matanya perlahan.


Degg..

Mata Rara bertemu dengan Kenzo
Yang sedang menatapnya lekat dengan wajah datar.

Rara terlonjak dan segera berdiri memperbaiki posisinya yang semula berada di pelukan Kenzo.
Rara merasakan panas di pipinya.
"Ma- makasih," ucap Rara seraya menunduk.

"Hmm," gumam Kenzo menjawab pertanyaan Rara lalu berlalu meninggalkan mereka.

"gila sumpah gue merinding," histeris Reza menunjukan bulu tangannya.

"Serius? Kenzo megang cewe?" timpal Rifki yang melongo tak percay.

"gapapa?" tanya Alvaro memegang bahu Rara yang sedang menatap punggung Kenzo yang menjauh.

"Iya," sahut Rara tersenyum.
"Yaudah yuk balik ke kelas, keburu gurunya masuk duluan,"Lanjut Alvaro.


***

Rara masuk ke kelas dan melihat Kenzo yang sedang sibuk berkutat dengan alat tulisnya. Rara melangkah melewati samping Kenzo dengan terburu-buru dan menghampiri tempat duduknya.

"Ra, sumpah Alvaro ngapainn aja tadi. Sejak kapan lo kenal. Gimana kok bisa. Gue kaget sumpah. Aduh cerita Ra!" seru Misel dari meja sebelahnya.

Begitupun dengan Kayla yang semeja dengan Rara, menatap lekat Rara tidak sabar mendengar ceritanya.

"Bentar..." Rara menarik napasnya dalam dan menghembuskanya.

"Gini awalnya. Jadi, Alvaro itu yang tadi pagi bantuin gue nyari ruangan kepala sekolah. Dari situ kita kenalan. Udah gitu aja ga ada apa-apa," Jelas Rara jujur.

"Ooooh," sahut Kayla dan Misel kompak.

"Tapi Ra, kayaknya Alvaro suka deh sama lo. Masa tadi main pegang tangan aja," terka Kayla membuat Rara terdiam dan berpikir keras.

"Ra, dia itu playboy loh. Lo hati-hati ya, kalo ada apa-apa kasih tau gue sama Misel. Kita ga mau lo kenapa-napa," kata Kayla di angguki cepat oleh Misel.

"Okay," sahut Rara senang sambil tersenyum melihat kedua teman barunya itu.


----

Jangan lupa Vote dan Commentnya 🥺

Happy Reading 💙

About You, My Ice Boy (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang