BAGIAN 8. sadar diri

848 70 6
                                    

Happy Reading💖

👣👣👣

Hari hari pun berlalu. Kini aban sudah menjadi anak mahasiswa dimana tugas dan tanggung jawab bertambah berat tak seperti pada masa masa sekolah dulu.

Tapi alhamdulillah walaupun tugas banyak aban masih bisa menyempatkan untuk belajar agama di pondok bersama dengan teman teman seperjuangannya.

Sudah beberapa belakangan ini. Tanpa sadar aban mempunyai hobi baru. Yaitu menulis surat penyemangat untuk seorang gadis yang ia kagumi dalam diam.

Ia sadar dirinya belum menjadi orang yang pantas untuk gadis itu. Gadis itu adalah gadis yang pintar, baik hati, ramah, suaranya sangat merdu apa lagi saat gadis itu sedang melantunkan ayat suci al qur'an. Masya Allah ingin rasanya cepat cepat ngehalalin.. Wkwkwk.. Walaupun tingkahnya petakilan dan teledor. Sering sekali aban melihat gadis itu di hukum oleh ustazah ustazah di pondok. Mungkin ustazah juga bosen kali.. Karna gadis itu terlalu sering di hukum. Entah apa yang merasuki gadis itu..

Tapi hal itu tak membuat aban menjadi jijik atau ilfil. Menurut aban gadis itu gadis yang unik. Wajahnya saja jutek tapi aslinya petakilan. Luarnya memang ia terlihat seperti gadis yang nakal. Tapi aban tau gadis itu gadis yang berhati lembut dan baik. Cuma ya mungkin sifat buruknya itu. Setiap manusia pasti punya kekurangan. Karna yang sempurna hanya milik Allah. Semua sikap wanita sepertinya ada di dia. Hingga aban menganggap gadis itu adalah gadis limited edition.. Wkwkwk.. 

Namun tetap terkadang aban merasa minder dengan dirinya sendiri. Gadis itu terlalu baik untuk aban yang bisa di bilang belum ada apa apanya di banding gadis itu..
Ia berniat ingin terus memperbaiki dirinya sampai ia merasa pantas untuk gadis itu dan segera menghalalkannya nanti.

Sudah beberapa kali belakangan ini ia memberikan surat untuk gadis itu secara diam diam. Hal ini berawal dari aban yang sering sekali memergoki aiswa yang sedang duduk termenung di taman pondok. Sepertinya taman pondok sudah menjadi tempat favoritnya. Karna ia sering sekali melihat gadis itu duduk di situ. Entah untuk mengerjakan tugas atau pun mencurahkan isi hatinya.

Hingga aban pun berinisiatif untuk menyemangati gadis itu lewat surat. Namun ia tak memberikan namanya di situ. Ia hanya memberikan inisial tanggal lahirnya. Yaitu "25". Ia hanya ingin gadis itu membaca suratnya tanpa mengetahui siapa si pengirim surat itu dan ia akan mengku pada waktunya nanti. Dan yap semua  itu berhasil. Aban sangat senang bisa melihat gadis itu kembali semangat untuk menjalani hari harinya. Aban sangat paham dengan kondisi gadis itu. Tinggal jauh dari orang tua itu bukan hal yang mudah. Apa lagi seorang ibu.

👣👣👣

Hari ini aban harus pergi ke kampus untuk mengumpulakan tugas yang ia simpan di loker pondok. Langsung buru buru ia pun berjalan menuju lokernya. Mengambil beberapa map berwarna kuning. Kemudian memasukkan map itu ke dalam tasnya dan kembali berjalan menuju kantor syubban.

Namun ketika aban sedang berjalan ia melihat 4 ukhty yang sedang menaru sesuatu di loker yang bertuliskan nama aiswa alluna zakkiyah. Karna lokernya memang berada di luar ruangan jadi terlihat sangat jelas nama nama si pemilik loker.

"Itukan loker ais.." Gumam aban dalam hati.

Dan aban pun berinisiatif untuk memvideokan kejadian itu. Kemudian merekam pembicaraan mereka setelah menaru barang itu di dalam loker ais.

"Mencurigakan.. Harus di bikin bukti nih.." Gumamnya lagi. Kemudian mengeluarkan handphonenya dan memvideokan ke empat ukhty itu secara diam diam.

"Pokoknya kali ini harus berhasil.." Ucap salah satu ukhty itu.

"Biar tau rasa tuh si aiswa.." Ucap ukhty yang satunya lagi.

AISWA (TAHAP REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang