Sejak kejadian beberapa hari yang lalu aban menjadi gelisah tentang kotak misterius yang ais terima itu. Siapa orang itu. Kenapa isi suratnya seperti mengancam. Tapi aban merasa sedikit lega karna ais kembali ke probolinggo. Untuk jaga jaga agar orang itu tidak menyakiti ais lagi. Walaupun ais mencoba untuk biasa saja. Tapi aban sadar bahwa ais sedang gelisah. Sudah jelas sekali ia di ancam.
Hari ini adalah hari kebahagiaan bagi ais dan angkatannya. Karna hari ini mereka haflah. Itu tandanya perjuangan mereka di masa MA sudah berhasil. Sejak tadi pagi sepulang dari kampus aban sudah menemui ais dan juga yang lainnya. Termasuk bunda dan ayah. Saat ini mereka sudah berada di kossan hana. Sementara ais sedang menikmati hari terakhir mereka bersama dengan sahabat sahabatnya.
Sementara aban memilih untuk tidur karna ia sangat ngantuk.
"Ban ban.. Bangun ban.." Ucap leo. Sambil menepuk nepuk lengan aban.
"Emmmm.." Jawab aban.
"Bangun di depan ada yang nyariin tuh.." Ucap leo.
"Siapa?" Tanya aban tapi matanya masih tertutup.
"Ga tau namanya siapa.. Ukhty.." Jawab leo.
"Ais.." Ucap aban. Sontak aban pun langsung bangun dan lari ke kamar mandi untuk cuci muka.
"Dih bocah giliran cewe langsung lari ke kamar mandi.." Ucap leo sambil menggelang gelengkan kepalanya melihat tingkah aban.
Kemudian aban pun langsung keluar menemui ais. Yang sedang duduk di teras kantor sambil memandangi wallpaper lockscreen hp aban.
"Maaf ketiduran.." Ucap aban.
"Iya ga papa.." Jawab ais dengan ekspresi bete. Sebenarnya ais biasa saja tentang aban yang ketiduran. Ya walaupun kalau harus pulang sendiri juga ga papa.. Tapi ais masih bete saja melihat wallpaper lockscreen hp aban yang foto mata ukhty. Tapi anehnya ais malah merasa tak asing dengan foto itu.
Aban pun merasa aneh dengan sikap ais. Tapi yang aban tangkap dari sikap ais. Sepertinya ais bete karna wallpaper lockscreen. Bukan karna aban ketiduran. Padahal itu mata ais gaes. Tapi emang aisnya aja suka eror mata sendiri ga kenal coba. Tapi emang aban edit sedikit fotonya. Ya mungkin karna editannya ais menjadi tak kenal kalau itu sebenarnya dia.
"Cantik ya.." Ucap aban.
"Iya cantik.." Jawab ais sambil tersenyum.
"Tau ga siapa itu?" Tanya aban.
"Ga.." Jawab ais.
"Cemburu ya.." Ledek aban.
"Ga lah.. Ga usah ngaco.. Nih your phone.. Thanks.." Ucap ais sambil memberi hp aban ke aban.
"Urwell.." Jawab aban sambil mengambil hpnya.
"Fotonya jangan di apusin dulu.. Pindahin dulu nanti.." Ucap ais.
"Siapa ban? Gebetan?" Tanya leo.
"Bukan mas.. Tetangga.." Jawab aban.
"Tetangga kok hp sampe di pegang.." Ucap leo.
"Ya emang tetangga mas.. Tadi minjem.." Jawab aban.
"Ohh gitu.. " Ucap leo. Kemudian pergi entah kemana meninggalkan aban dan ais.
"Tetangga?" Tanya ais.
"Tetangga di pondok maskudnya.." Jawab aban dengan cengirannya.
"Bener nih engga tau ini siapa?" Tanya aban lagi.
"Ga.." Jawab ais.
"Harus tau dulu baru pulang.." Ucap aban.
"Apaan si.. Yaudah ane pulang sendiri aja.." Jawab ais sambil berjalan menuju gerbang pondok namun di tahan dengan aban yang menghadang ais.
KAMU SEDANG MEMBACA
AISWA (TAHAP REVISI)
Teen FictionSquel Cinta Anak Pesantren Cerita ini di mulai dari ketidak kesengajaan.. Dua insan yang di persatukan dalam rumah Allah yang bernama Pesantren.. Dia wanita yang so kuat, petakilan, cuek, jutek, emosian, dan ceroboh. Terkadang baginya keselamatan d...