BAGIAN 14. rindu.

686 66 9
                                    

Beberapa hari sudah terlewati. Aban pun semakin bingung karna beberapa hari terakhir ini ia tak melihat sosok yang selalu ia perhatikan berada di pondok.

Terakhir ia bertemu dengan wanita itu saat ia ingin setoran hafalan dan wanita itu menabraknya hingga catatannya terjatuh.

*FLASHBACK ON*

Setelah shalat ashar sama seperti santri yang lainnya aban pun berangkat mengaji dan setor hafalan dengan ustad seperti biasa.

Namun ketika aban sedang berjalan sambil melihat catatan catatannya yang ia tulis di buku. Lagi lagi aban menabrak seseorang. Sampai buku catatan aban ikut terjatuh bahkan terinjak oleh orang yang menabrak itu. Hingga membuat aban sedikit emosi.

Dan ternyata yang menabraknya adalah ais..

Ais terosssssss....

"Auuuu sakit.." Ucap ais karna sikut dan lututnya terasa sedikit perih.

"Lahh ente lagi.." Ucap aban kaget karna bingung nabrak mulu dengan ais.

Setelah mendengar suara itu sontak ais pun melihat ke arah yang ia tabrak. Ia pun terdiam sebentar.

"Ya allah udah telat.." Ucap ais. Langsung ia buru buru berdiri dan tak sengaja menginjak buku aban yang tadi terjatuh. Dan ia pun menyadari hal itu.

"Ehh astagfirullah maaf ka.." Ucap ais melihat ke arah aban dan buru buru melepas injakannya.

"Ya allah buku gue.." Gumam aban dalam hati.

Sontak aban pun langsung mengambil buku itu. Sebenarnya aban sangat kesal. Bagaimana tidak kesal wanita itu menginjak buku aban tepat di atas tulisannya. Tulisan itu sangat penting bagi aban. Namun ketika melihat wajah gadis itu aban menjadi tak tega.

"Maaf.." Ucap ais lagi karna merasa sangat bersalah.

"Terus ini gimana?" Ucap aban.

"Ya gimana ane kan udah minta maaf.. Ane ga sengaja.." Jawab ais memelas.

"Ehh ada apa ini?" Tanya ustad muchlies yang tiba tiba datang karna melihat mereka sedang bertengkar.

"Ini ustad ais ga sengaja nginjek buku ka aban.. Ais udah minta maaf tapi.." Jawab ais sambil menunduk karna ia tau ia salah.

"Yaudah aban ais kan udah minta maaf.." Ucap ustad muclies menengahi.

"Yaudah gini aja deh sebagai ucapan permintaan maaf.. Sini bukunya.. Nanti ais salin semua catatannya di buku baru.." Ucap ais sambil mengambil buku yang di pegang aban.

"Besok ais balikin.." Sambung ais.

"Yaudah ais permisi dulu ya ustad.. Assalamu'alaikum.." Ucap ais ke ustad muchlies.

"Iya ais.. Wa'alaikumsalam.." Jawab ustad muchlies.

"Wa'alaikumsalam.." Ucap aban.

Lalu ais pun berjalan dengan buru buru walaupun jalannya sedikit pincang karna lututnya sepertinya terluka.

"Hati hati is.. Jangan lari.." Ucap ustad muchlies.

"Iya makasih ustad.. Ais ga papa kok.." Jawab ais tersenyum.

"Strong bener tuh ukhty.." Ucap ustad muchlies.

"Kesian juga si liatnya.. Apa lagi kayanya lututnya luka tuh.. Jalan sampe pincang gitu..." Gumam aban dalam hati sambil terus melihat ke arah ais.

"Ah tapi salah dia juga... Siapa suruh nabrak.." Gumam aban lagi.

"Ban itu bukan ukhty yang ente demen ya?" Tanya ustad muchlies.

AISWA (TAHAP REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang