BAGIAN 37. penyemangat hidup

868 86 9
                                    

Setelah beberapa hari disibukkan dengan kerjaan kini aban bisa merenggangkan tubuhnya. Walaupun ada satu masalah yang masih menjanggal di pikirannya sejak satu bulan belakangan ini. Ia merasa ada keanehan di momen tertentu pada istrinya.

Tak terasa pernikahan mereka sudah berjalan hampir satu tahun. Hari hari berjalan dengan cepat. Dan rasa bahagia terus terpancar dari keduanya. Ais selalu terlihat bahagia ketika bersama aban. Namun terkadang aban suka melihat ais yang melamun ketika sedang sendirian. Terkadang juga aban suka mendengar suara ais menangis saat malam hari.

Sebenarnya apa yang sudah terjadi. Satu dua kali aban merasakan. Ia memaklumi mungkin istrinya sedang pusing memikirkan bisnisnya. Namun sekarang rasanya ia tak bisa membiarkan ais begitu saja. Ia harus membicarakan masalah ini. Sebenarnya aban sudah menanyakan hal ini berkali kali. Tapi ais selalu menjawab dengan jawaban yang sama "Aku ga papa kok.. Cuma lagi pusing mikirin olshop aja.." Dan alasan alasan yang lainnya.

Aban pun hanya bisa memahami dan mencoba untuk percaya. Walaupun sebenarnya ragu.

Aban juga sesekali menanyakan perihal ais dengan mba sisil. Tapi mba sisil juga tak ingin terbuka dengan dirinya. Apa iya ini semua rencana ais. Sebenarnya apa yang terjadi.

Aban pun berjalan ke arah dapur untuk mencari keberadaan istrinya. Karna tadi ia habis mengecek mobilnya di garasi. Namun ais tak berada disana. Hingga langkah aban terhenti setelah mendengar suara ais yang sedang mengaji dengan lembutnya. Suara yang pertama kali membuat ia terpukau bahkan sampai sekarang.

Aban pun berjalan mendekati ais dan duduk di sebelah wanita itu. Hingga ais menyadari keberadaannya.

"Shadaqallahul 'adzim.. "

Wanita itu pun tersenyum dengan manisnya.

"Kamu udah cek mobilnya?" Tanyanya dengan lembut.

"Udah.. " Jawab aban dengan senyumnya.

"Yaudah aku siapin sarapan dulu ya.." Ucap ais dan bersiap untuk beranjak. Namun aban menahannya.

"Yang.. "

"Kenapa sih? Masih pagi.. " Ucap ais.

"Aku mau ngomong sama kamu.. " Ucap aban.

Ais pun mengerutkan keningnya.

"Tumben.. Ada apa nih?" Tanya ais dengan wajah cerianya.

"Aku mau nanya tapi kamu harus jawab jujur.. " Jawab aban.

"Ih kaya anak SMA lagi pacaran.. " Celetuk ais.

"Yang.. "

"Iya iya.. Yaudah ngomong atuh ih.. Kamu mau ngomong apa emangnya? " Ucap ais.

"Janji dulu jawab jujur.. "

"Insya allah.. "

"Jangan insya allah ish.. Jujur.." Rengek aban. Seketika ais terkekeh melihat tingkah aban yang sangat menggemaskan itu.

"Yang.. "

"Iya aku usahain jawab jujur.. "

"Harus jujur.. "

"Harus banget? "

"Yang aku ga bercanda.. "

"Iya maaf.. Kamu mau ngomong apa? " Ucap ais.

"Ada satu masalah yang kamu sembunyiin? " Tanya aban. Sontak ais pun terdiam. Tak ada lagi ledekan ledekan dari wajah tengil wanita itu.

Ais pun tersenyum canggung.

"Kan aku bilang aku cuma lagi pusing sama olshop dan masalah pembukaan klinik aja... " Jawab ais.

"Bohong.. "

AISWA (TAHAP REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang