BAGIAN 15. rindu yang terbalas.

662 58 0
                                    

Hari ini aban harus ke pondok karna besok ada acara di pondok dan ia juga harus latihan hari ini.

Dengan santainya laki laki itu berjalan mendekati abangnya yang sedang asik dengan handphonenya.

"Mas ke pondok jam berapa?"

"Siang ba'da zuhur.." Jawab mafin.

"Yowes.. Bareng.." Ucap aban. Kemudian kembali fokus dengan handphone yang berada di genggamannya.

"Sip.." Jawab mafin.

Namun tiba tiba handphonenya berbunyi menandakan bahwa ada pesan masuk.

Mas Hafidz

Assalamu'alaikum..
Ban nanti sore jadi ya ke plaza..

Ah iya ia hampir lupa kalau ada janji dengan hafidz nanti sore sebelum latihan. Padahal ia juga ingin membeli beberapa keperluan untuk kuliahnya.

Langsung buru buru ia pun mengetik pesan untuk membalas pesan dari hafidz.

👣👣👣

Setelah shalat zuhur kami pun bersiap untuk berangkat kepondok. Padahal jarak rumah ke pondok sangat dekat. Tapi tetap saja aban malas untuk jalan kaki. Jadi ia lebih memilih untuk nebeng dengan abangnya itu.

Tak butuh waktu lama kini mereka sudah sampai di pondok. Semua sibuk untuk mempersiapkan acara besok. Hingga tak terasa kini hari sudah sore.

Tak lama kemudian hafidz pun datang.

"Baru pulang fidz?" Tanya ustad muchlies.

"Iya tad.." Jawab hafidz.

Aban yang menyadari kehadiran hafidz pun langsung berjalan mendekati hafidz.

"Mau langsung sekarang mas?" Tanya aban.

"Boleh ayo.. Biar nanti bisa santai sebelum latihan.." Jawab hafidz.

"Aban ambil tas aban dulu.." Ucap aban.

"Sip.." Jawab hafidz.

Tak lama kemudian aban pun kembali dengan tas dan sepatunya. Lalu mereka pun berangkat menuju plaza.

Namun ketika di lampu merah hafidz dan aban melihat ais dan hana yang sedang naik motor sambil tertawa.

"Mas itu mba hana sama ais kan?" Tanya aban.

"Ohh iya ya.. Dia mau kemana ya?" Tanya hafidz balik.

"Kurang tau mas.. Tapi kayanya bahagia banget sampe tawa ngakak gitu.." Ucap aban sambil membuka kaca mobil sedikit agar terdengar suara mereka.

"Apaan?" Tanya hafidz.

"Ga kedengeran.." Jawab aban. Lalu saat lampu merah berubah jadi hijau aban langsung menutup kaca mobilnya.

👣👣👣

Sementara di tempat lain...

Setelah sampai rumah hana dan ais pun berangkat menuju plaza. Karna hana ingin membeli beberapa keperluan untuk wisuda.

Namun saat mereka sampai di lampu merah. Ada seorang bapak bapak yang sedang berbicara dengan anaknya yang sedang buru buru. Tapi yang lucunya dia bukan menggunakan bahasa jawa atau sunda. Menggunakan bahasa indonesia pun hanya sedikit. Entah ais dan hana juga ga tau mereka menggunakan bahasa apa.

"Bapak ayo bablas aja lampu merahnya.." Ucap anaknya. Dengan logatnya.

"Jangan nanti tertabrak.. Mau mati kau?" Tanya bapaknya. Dengan logat yang sama.

AISWA (TAHAP REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang