BAGIAN 29. perhatian wanita

630 51 6
                                    

Hari ini minggu namun aban tetap di sibukkan dengan tugas karna besok ia akan sidang skripsi. Rasanya campur aduk dan rasa degdegannya melebihi apapun.

Padahal masih pagi tapi aban sudah di temani dengan laptop dan setumpuk kertas.

"Gimana bang kemaren?" Tanya andini tiba tiba.

"Assalamu'alaikum.." Ucap aban.

"Wa'alaikumsalam.." Jawab andini. Sontak aban pun melihat ke arah andini.

"Kok lu jawab si.."

"Kan lu ngasih salam.. Kata ema gua kalo orang ngasih salam kita harus jawab.." Jawab andini sementara aban hanya menggelengkan kepalanya.

"Gimana bang?" Rengek andini.

"Udah baikan.."

"Ceritain dong.."

"Dia yang minta maaf duluan.. Cuma salah paham doang.."

"Dia kira lu calon gua.. Jadi dia kaya ngejauh gitu.."

"Dasar cewe.." Ucap andini sambil menggelengkan kepalanya.

"Lu juga cewe oncom.." Ucap aban sambil menggetok kepala andini menggunakan kertas skirpsinya.

"Sakit bang.." Omel andini. Sambil memegang kepalanya.

"Eh tapi kok dia bilang temen si.." Sambung andini.

"Ya emang temen.." Jawab aban.

"Kalo temen.. Kenapa lu galau berat dah pas dia ngejauh gitu.." Ucap andini.

Aban pun memberhentikan aksinya membaca skripsinya. Iya juga.. Kenapa ia takut ais menjauh.. Dan kenapa juga iya selalu panik saat ada sesuatu yang terjadi pada gadis itu.

"Aneh aja.. Biasakan suka bareng ini jadi jauh jauhan.." Jawab aban.

"Kalo suka mah bilang aja bang.." Ledek andini.

"So tau lu.. Udah sana ah.. Gua mau nyiapin materi besok.."

"Semangat sidangnya abang jelek.." Ucap andini.

"Pergi ga lo.." Ucap aban.

"Udah di semangatin malah di usir.." Jawab andini. Kemudian berlari meninggalkan aban di ruang tamu.

👣👣👣

Hari ini terasa sangat menegangkan. Pagi pagi sekali aban sudah rapi dengan setelan kemeja dan celana hitamnya. Hari ini adalah penentuannya atas perjuangan ia selama 4 tahun.

Sesampainya di kampus. Aban pun langsung berjalan menuju ruangan sidang. Namun ketika ia sedang berjalan tiba tiba ada seseorang yang memanggilnya.

"Ka aban.."

Aban pun membalikkan badannya. Melihat ke arah sumber suara. Ternyata gadis itu. Gadis yang menjadi penyemangatnya selama ini. Gadis yang membuat dirinya pusing tujuh keliling karna tiba tiba berubah. Gadis... Ah gadis yang sangat berharga di hidup seorang aban.

"Kenapa? Tumben pagi pagi udah nyariin.. Kangen ya?" Tanya aban dengan gaya tengilnya.

"Apa sih.. GR banget heran.." Jawab ais.

"Nih.." Ucap ais sambil memberi tas tenteng berwarna biru yang berisi 1 kotak makan berwarna biru dan 2 bungkus coklat silverqueen yang sudah ia beri note semangat.

"Wihh apaan nih.." Ucap aban sambil mengambil tas tenteng yang di beri ais. Kemudian langsung membuka kotak itu.

"Sandwich? Ente yang bikin?" Tanya aban. Kaget karna tak menyangka ais seperhatian ini dengannya.

AISWA (TAHAP REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang