BAGIAN 34. H-14

882 86 19
                                    

Saat malam tiba setelah shalat isya berjama'ah. Aban pun berjalan menuju teras rumah ais. Sebenarnya ia pun masih tak menyangka akan melamar ais secepat ini. Bahkan rasanya seperti mimpi. Walaupun rasa itu sudah muncul sejak 8 tahun yang lalu. Tapi tetap saja semua seperti terasa mimpi.

Dan sebentar lagi ia dengan ais akan menjadi suami istri. Semoga ia bisa menjadi suami dan ayah yang baik untuk ais dan anaknya nanti. Berat memang rasanya jika di bayangkan akan menjadi seorang suami dan seorang ayah. Untuk memimpin diri sendiri saja masih suka lalay. Apa lagi harus memipin keluarga. Tapi ia yakin. Allah akan mempermudah semuanya. Dengan niat yang baik insya allah Allah akan meridhoi.

Hingga tiba tiba datang seorang wanita yang sedang tersenyum dengan manisnya.

"Nih tehnya.." Ucap ais sambil memberi segelas teh.

"Makasih.." Jawab aban sambil mengambil secangkir teh yang diberikan ais.

"Iya sama sama.." Ucap ais. Kemudian ais dan aban pun meminum tehnya masing masing.

"Kalo boleh tau sejak kapan ka aban suka sama ais?" Tanya ais setelah minum tehnya.

"Sejak pertama kali kita ketemu.. Pas ente survei pondok.." Jawab aban.

"Jadi ente ngeliat ane juga?" Tanya ais.

"Liat sebentar.." Jawab aban.

"Kirain ga liat.." Ucap ais.

"Emang ente liat ane?" Tanya aban.

"Liat.. Tapi dari belakang.. Yakin ga yakin si itu ente apa bukan.." Jawab ais dengan cengirannya.

"Pas di masjid juga.." Ucap aban.

"Yang di tukang cilok?" Tanya ais.

"Iya.." Jawab aban dengan sedikit tertawa.

"Tapi cuek banget waktu itu dah.." Ucap ais.

"Ya kan emang orangnya gini.. Yang ngomong juga cuek, jutek.. Apa lagi sama ikhwan asing.." Jawab aban.

"Kalo cuek kenapa bisa suka?" Ledek ais.

"Ga tau ane juga bingung kenapa ya bisa suka sama ukhty ngeselin kaya gini.. Yang kerjaanya nabrak mulu di pondok.. Ada aja ulahnya sampe ustazah ustazah bosen ngehukumnnya.." Jawab aban sambil meledek ais pula.

"Ihh jangan gitu dong.. Kan malu.." Ucap ais.

"Biasanya juga malu maluin.." Ledek aban.

"Kan ngeselin.." Jawab ais. Dan di balas tawa oleh aban.

"Segala bohong lagi bilangnya mau ke sini hari minggu.. Tapi pas ais pulang udah ada di rumah.." Ucap ais.

"Kan biar surprise..." Jawab aban.

"Segala surprise surprisesan.. Bikin syok tau ga.. Untung ga jantungan.." Ucap ais.

"Tapi ada satu yang ais masih bingung.." Ucap ais.

"Apa?" Tanya aban lalu meminum lagi tehnya.

AISWA (TAHAP REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang