Happy Reading💖👣👣👣
Pagi yang cerah seperti matahari yang selalu tersenyum menyinari dunia. Hingga mampu membuat semua orang ikut tersenyum dan menyapanya.
Kini aku sedang duduk di halaman rumah sambil berkumpul bersama sanak keluarga besar. Hal ini memang sudah terbiasa di lakukan karna kami membuat perkumpulan sebulan sekali. Agar tali silaturahmi kita semakin erat. Kali ini tempat berkumpulnya adalah rumah ku sendiri. Aku menyukai kebersamaan ini. Ya walaupun keluarga ku tidak lengkap. Tapi aku masih mempunyai saudara saudara yang sangat sayang pada ku. Terutama abang dan mba ku. Mereka berdua bukan lagi seperti abang dan mba bagiku tapi mereka sudah seperti ayah dan ibu pengganti setelah ibu dan ayah ku pergi ke syurga. Aku sangat beruntung memiliki mereka. Setelah acara makan makan selesai. Kami pun mengobrol tentang hal apapun. Berbagai macam lelucon yang bisa membuat kita tertawa bersama, jodoh, kelakuan kelakuan lucu tentang anak anaknya dan apapun itu.
Hingga kini aku yang menjadi bahan lelucon oleh sepupu sepupu ku yang sudah menikah.
"Aban kapan nih nyusul kita?" Ledek mas ilham.
"Aduh masih lama mas.." Jawab aban.
"Jangan lama lama ban nanti keburu expayert.." Ucap mas danu.
"Emang aban makanan expayert.." Sontak semua ikut tertawa. Setelah mendengar jawaban dari sepupu mereka yang paling kecil ini. Bukan hanya mereka semua orang yang bertemu aban pun bilang "Aban kapan nikah?" Padahal baru lulus MA. Cari uang buat diri sendiri aja belum bisa gimana mau cari uang dan kasih makan buat anak orang. Lagian aban juga belum kepikiran sampai situ itu masih planning 4 atau 5 tahun lagi.
Karena terlalu asik bergurau hingga tak terasa waktu sudah semakin sore. Semua pun mulai pulang ke rumah masing-masing satu persatu. Dan kini hanya tersisa aban, Sisil, mafin, Lucky dan Dimas.
"Balik ke pondok Kapan ban?" tanya Dimas.
"Insya Allah besok Mas.." jawab aban .
"Bareng aja kalo gitu.. Mas mau ke pondok juga.." Ucap dimas.
"Boleh tuh.. Tapi pagi ya.. Soalnya aban ada setoran sama ustad.." Jawab aban.
"Iya.." Ucap dimas.
"Udah sore.. Dimas pulang ya mas mba.." Sambung dimas berpamitan dengan mafin dan juga sisil.
"Enggeh mas.. Hati hati.." Jawab mafin dengan senyumnya.
"Enggeh mas.." Ucap dimas sambil berjalan ke arah rumahnya dengan berjalan kaki. Karna memang rumahnya tak jauh dari rumah aban. Hanya berbeda beberapa rumah saja.
Kemudian mafin, sisil, aban dan lucky pun masuk ke dalam rumah karna waktu sudah mau masuk waktu magrib.
👣👣👣
Keesokkan harinya aban dan dimas berangkat ke pondok jam 7 pagi. Sesampainya di pondok aban pun langsung menuju masjid untuk setoran bersama dengan santri santri yang lainnya.
Setelah setoran hafalan aban pun langsung mengistirahatkan badannya di sebuah ruangan kecil tempat dimana anak tim hadrah suka berkumpul selain di kantor syubban.
Namun tiba tiba ada seorang santri yang juga anak syubbanul muslimin ingin memberi amanah untuk aban dari hafidz.
Tok.. Tok.. Tok..
"Assalamu'alaikum.." Ucap santri itu.
"Wa'alaikumsalam.." Jawab aban sambil berjalan ke arah pintu dan membukanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AISWA (TAHAP REVISI)
Roman pour AdolescentsSquel Cinta Anak Pesantren Cerita ini di mulai dari ketidak kesengajaan.. Dua insan yang di persatukan dalam rumah Allah yang bernama Pesantren.. Dia wanita yang so kuat, petakilan, cuek, jutek, emosian, dan ceroboh. Terkadang baginya keselamatan d...